02

271 48 6
                                    


Pemadaman listrik

****

"Eh bangsat kenapa AC kelas mati sih!" umpat Kenma saat menyadari ruang kelasnya yang kini dalam keadaan panas bercampur dengan rasa gerah


"Tch," sekali lagi Kenma mengumpat ketika melihat isi batrai ponselnya yang sudah tinggal 10% persen, dengan cekatan Kenma mengantongi ponsel pintar miliknya kemudian berlalu meninggalkan kelasnya mengabaikan ocehan ketua kelasnya yang tengah meneriaki namanya karna sudah berani meninggalkan ruangan kelas disaat para guru tengah sibuk dengan kematian Asahi


Kenma memasukkan kedua tangannya kedalam saku, sembari menatap malas sekitar sekolah, sepi sangat sepi itulah yang bisa Kenma rasakan sekarang.


"Kenapa tiba-tiba jadi padam listrik gini sih? Biasanya juga gak kok"


Kenma terus merutuki pemadaman listrik yang secara tiba-tiba tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.


"Kak Kenma? Loh mau kemana kak?" seru suara seseorang yang memanggil nama Kenma dari belakang


Mendengar namanya dipanggil oleh seseorang dan Kenma begitu sangat familiar dengan pemilik suara tersebut pun menoleh dan tersenyum, bahkan melupakan semua rasa kesal didalam dirinya.


"Shoyou, kamu kemana ajah?" tanya Kenma berbalik tanya pada pria manis yang memiliki tinggi tidak jauh beda dengannya


Hinata tersenyum, ia menghampiri Kenma lalu memposisikan dirinya disamping pria berambut puding itu tanpa melepaskan senyumnya.


"Aku ada urusan tadi"


"Shoyou, kamu tahu keadaan sekolah kan?"


Hinata mengangguk pelan, sebenarnya Hinata baru saja dari tempat Sugawara karena niatnya ingin menenangkan kakak kelasnya itu, namun yang Hinata dapati Sugawara sudah ditenangkan oleh Daichi itu sebabnya ia memilih untuk mengurungkan niatnya.


"Tahu kok kak, aku kasihan sama kak Asahi kenapa harus mati dengan cara yang seperti itu" cicit Hinata menunduk, air mata lolos begitu saja mengenai wajahnya


Kenma menghela nafas, ia mendekatkan dirinya sendiri pada Hinata lalu merengkuh tubuh Hinata dan memeluknya erat.

"Gue juga kaget, kenapa bisa kak Asahi berakhir dengan cara yang mengenaskan kayak gitu tapi apa boleh buat semuanya udah terjadi kan" cetus Kenma mengelus surai jingga Hinata


"Tapi kak Asahi kan orang baik siapa yang tega hiks"


Kenma semakin memeluk erat tubuh Hinata, berusaha menenangkan agar pria bersurai jingga menghentikan tangisannya.


EYES [HAIKYUU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang