03

275 48 3
                                    


Kejar atau mengejar

----

Darah terus mengucur dari pergelangan tangan Sakusa, tetes demi tetes darah keluar tanpa henti dari pergelangan tangannya yang terdapat luka memanjang terlihat disana.

Sakusa meringis tak kala merasakan, rasa sakit dan nyeri secara bersamaan. Langkah dengan cepat ia bawa menyusuri lorong sekolah yang terlihat sudah sepi dan sunyi tanpa penerangan. Pemadaman listrik masih berlanjut tanpa ada yang tahu kapan listrik akan kembali menyala.

Sakusa meringkuk dibawah lantai, bersembunyi disana dengan perasaan takut dan waspada mulai merasuki dirinya.

"Sialan, brengsek bajingan arghh" umpatnya mengeluarkan segala perasaan kesal yang ada didalam dirinya

"Sakit banget ini"

Sakusa sesekali mengibaskan pergelangan tangannya yang terdapat luka disana dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit, namun bukan rasa sakit yang hilang melainkan rasa sakit itu semakin menjadi-jadi dan membuat Sakusa tanpa henti terus mengeluarkan umpatan kasar.

Keadaan gelap, sunyi tanpa penerangan membuat Sakusa merinding. Terlebih lagi kematian Azumane semakin menambah kesan horor yang tiba-tiba saja terjadi disekolah megah tersebut.

Membuat Sakusa menghela nafas panjang tanpa henti, berdoa untuk keselamatan dirinya sendiri.

Sakusa terdiam beberapa detik, ia merogoh saku celananya untuk mencari ponsel pintar miliknya, ketemu! Sakusa memeriksa ponsel pintarnya jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam waktu setempat baterai ponselnya pun sudah tersisa sedikit.

Untuk kesekian kalinya Sakusa menghela nafas, lelah dengan semuanya ia hanya ingin segera membersihkan dirinya dan beristirahat didalam kamar asramanya.

"Kalo gue diem ajah disini tanpa ngelakuin apapun bisa-bisa gue nginep disini"

"Ahh mana badan gue udah gatel banget karna keringet, ditambah luka tangan ini"

Sakusa menoleh kebelakang untuk memastikan keadaan aman, dan tidak ada orang yang berada dibelakangnya. Namun Sakusa salah karena sedari tadi dirinya tengah diamati oleh sesosok orang yang berpakaian hitam lengkap dengan topi dan tudung hoodie, dan berjarak tidak terlalu jauh darinya.

Dengan sebilah sabit ditangannya, perlahan-lahan sosok tersebut mulai mendekati Sakusa dari belakang.

"Gue bakal hajar dia kali ini, cih brengsek banget tuh orang udah berani ngelukain tangan gue sampe sepanjang ini" umpatnya marah karena kejadian yang beberapa jam lalu terjadi

Dimana Sakusa yang semulanya tengah asyik merapikan rak buku yang sebelumnya terjatuh, namun tanpa permisi seseorang datang menghampiri Sakusa dan langsung menyabet dirinya menggunakan sabit tajam sehingga membuat pergelangan tangan Sakusa kini terdapat luka memajang lengkap dengan darah yang terus mengucur dari sana.

"Dia yang jangan-jangan udah bunuh Azumane"

"Brengsek apa maunya sebenernya kenapa malah jadi neror gini akhhh"

Puk

Satu tepukan pada pundak Sakusa berhasil membuat Sakusa terdiam beberapa detik sembari menelan salivanya takut-takut, hati kecilnya menyuruh Sakusa untuk lari akan tetapi tubuhnya terasa kaku.

EYES [HAIKYUU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang