Usai sudah
****
Akaashi merenggangkan otot-otot tubuhnya ditemani dengan Bokuto yang berada disampingnya tengah memakan cemilan miliknya, matahari pagi pun sudah menunjukkan sinarnya pertanda jika hari sudah memasuki pagi keadaan asrama sekolah pun masih tetap sama tidak ada suara berisik yang biasanya selalu memeriahkan suasana, kini hanya ada suara sunyi menyelimuti seluruh sudut asrama maupun gedung sekolah.
Kematian Azumane, dan Nishinoya masih menimbulkan banyak pertanyaan dibenak semua orang, tengah malam tadi kedua orang tua Nishinoya benar-benar datang untuk membawa jasad anaknya dengan diiringi tangisan patah hati seorang ibu karena kehilangan anak kesayangannya. Pemadaman listrik pun sudah kini sudah kembali menyala namun pihak sekolah masih bungkam seakan tidak ingin memberitahukan alasan mengapa pemadaman listrik bisa terjadi.
Akaashi terdiam ditempatnya pandangannya kosong menatap kearah depan sehingga membuat Bokuto yang sebelumnya fokus memakan cemilannya seketika meletakan cemilan tersebut disampingnya, pria dengan surai hitam putih itu menepuk pundak temannya pelan, membuat Akaashi yang sebelumnya sedang terdiam sedikit terlonjak kaget.
"Akaashi kenapa?" Tanya Bokuto lembut
Akaashi menoleh sekilas lalu tersenyum.
"Gak, gapapa kok kak lagi ngelamun ajah tadi"
"Kalo lagi ada masalah cerita ajah siapa tahu gue bisa bantu kan" seru Bokuto menyakinkan Akaashi agar mau memberitahu kepadanya tentang apa yang sebenarnya sedang Akaashi lamun kan
Namun Akaashi kembali tersenyum. Menolak untuk memberitahukan apa yang sedang dirinya lamun kan sekarang.
"Gapapa kok kak serius, oh yah berangkat yuk? Udah mau jam delapan soalnya"
Akaashi mengambil tas punggung miliknya diikuti oleh Bokuto. Keduanya memilih untuk berangkat ke gedung sekolah karena memang bel masuk akan dibunyikan sebentar lagi.
Keduanya berjalan beriringan sembari sesekali melempar guyonan sekedar untuk menemani perjalanan mereka, saat keduanya mulai memasuki area sekolah pun sudah terlihat beberapa murid yang sedang fokus dengan kegiatan mereka masing-masing dibumbui dengan obrolan ringan. Akaashi dan Bokuto hanya bisa tersenyum karena keduanya tahu apa yang sedang dibicarakan.
"Komori? Ngapain mondar-mandir gitu? Terus muka lo kenapa gitu?" tanya Akaashi saat melihat Komori yang terlihat sedang mondar-mandir dengan ekpresi wajah khawatir
Melihat Komori yang terlihat seperti orang yang sedang kebingungan itupun membuat Akaashi dan Bokuto akhirnya memutuskan untuk menghampiri pria tersebut, sekedar hanya untuk bertanya.
Komori yang dipanggil dan ditanyai oleh Akaashi pun menoleh cepat melihat Akaashi dan Bokuto secara bergantian. Sesekali Komori mengigit jarinya cemas.
"Kenapa? Apa ada sesuatu?" seru Bokuto yang akhirnya bertanya
Komori mendongak, wajah cemas nya terlihat begitu jelas dimata Akaashi dan Bokuto yang melihatnya.
"Sakusa, gue gak ngeliat Sakusa dari kemarin bahkan hp nya gak bisa dihubungi Kash" ujar Komori tanpa menghilangkan ekpresi wajah cemas nya
"Bukannya Sakusa kemarin dihukum beresin perpus yah?" seru Bokuto yang diangguki oleh Akaashi
"Iyah itu emang bener tapi sampe malem gue gak ngeliat Sakusa bahkan sekarang pun juga, gue takut dia kenapa-kenapa Akaashi, Bokuto"
KAMU SEDANG MEMBACA
EYES [HAIKYUU]
Fanfiction"Sepasang mata itu selalu mengawasi kita, pastikan kalian bersembunyi di tempat yang aman atau nyawa kalian akan melayang" Teror demi teror terus terjadi disekolah Haikyuu High School, banyak siswa ataupun guru yang tewas akibat teror tanpa rupa. ko...