Chapter 4 - Heavenly days

17 27 0
                                    


Lelah berjalan, aku berhenti dan duduk. Jika kau ada di sini bersamaku, kita akan membicarakan takdir mimpi tak tertahankan.

Kyna McCarthy, Musim Panas.

***

Musim semi berarti festival kembang api, kimono, sakura, dan udara hangat bagi seorang Rikka. Hari ini angin jarang bertiup dan terlihat jelas sisa-sisa musim dingin di jalanan.

Tiga orang gadis sedang duduk bersantai di balkon kamar Haruka, mengelilingi potongan semangka yang berwarna merah dan mengandung banyak air. Balkon itu tampak pas menampung tiga orang.

"Jadi, kau akan memakai kimono, kan, Haruka-chan?" Gadis itu tampak bersemangat seperti biasa. Ia duduk membelakangi pagar pembatas. Di sisinya ada sebuah pot berisi tanaman kecil seperti kaktus.

Haruka mengangguk. Potongan segitiga semangka diarahkan ke bibirnya. Buah itu mengeluarkan banyak air begitu digigit. "Semangkanya manis, tidak seperti yang kau beli kemarin, Rikka."

"Aku membelinya bersama Ibu. Dari mana kau tahu itu bukan semangka pilihanku?" protes Rikka enteng.

Gadis yang ditanya hanya mengangkat pundak.

"Kau lupa apa yang terjadi tadi malam?"

Kyna terkekeh pelan. "Semangka tadi malam terasa hambar."

Rikka memandang tak percaya dua gadis itu bergantian. "I—itu adalah semangka pilihan Ibu!"

Haruka menggeleng. Dari bentuk dan warnanya pun ia dapat mengenali jika itu adalah pilihan Rikka. "Bentuknya, Rikka. Ibu tidak pernah membeli semangka bulat, selalu semangka kotak."

"Baiklah baiklah, aku mengaku," kekehnya diikuti tawa Kyna dan Haruka.

"Bagaimana dengan Kyna?" Haruka tiba-tiba bertanya.

"Aku?" Kyna menunjuk diri sendiri. "Aku tidak tahu perbedaan semangka kotak dan bulat." Ia tertawa renyah. Hanya ada semangka bulat di Irlandia.

"Bukan. maksudku, kimono. Apakah kau membawa kimono dari Irlandia?"

"Ah, kimono .... Aku membawa satu, pemberian Nenek. Tapi, setelah kuingat-ingat, aku memang hanya punya satu kimono."

"Wah, benarkah? Kimono pemberian Nenekku sudah rusak musim panas dua tahun lalu,"ujar Rikka murung.

Haruka menimpali tanpa emosi. "Ketika kau berjalan dan melompat menggunakan kimono itu hingga ujungnya tersangkut kayu dan robek."

"Be—benarkah itu?" Kyna menatap lurus-lurus gadis berambut blonde itu.

Rikka mengangguk penuh penyesalan. "Aku sangat senang waktu itu. Kupikir kimono itu sangat berharga, jadi harus aku kenakan setiap waktu. Kau benar-benar pandai dalam menjaga barang, Kyna-chan. Aku yakin kain dan motif kimono itu pasti masih indah seperti kali pertama kau mengenakannya."

Memang benar. Kyna amat jarang memakainya. Busana itu hanya pernah keluar dari penyimpanan sebanyak empat kali.

Gadis Irlandia itu tersenyum dan mengambil sepotong semangka lagi.

"Omong-omong, Haruka-chan," ujar Rikka. Haruka menoleh dengan air wajah cerah. "Iya?"

Rikka merengut. "Kali ini, jangan menghilang tiba-tiba lagi, loh!"

Kalimat itu disambut tawa renyah dari Haruka. Ekspresinya berubah, menjadi riang, tetapi seolah menyimpan seesuatu.

Kyna menjawab dengan perasaan bingung.

Journey of The Heart - ココロノタビTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang