⁵•

629 71 12
                                    

With the Kiss I Die

Winter
&
Karina
-winrina-

~***~

Selamat malam Minggu, dan alamat membaca. Semoga suka ya ☺️

~***~

“Ini masih sangat pagi” keluh Winter. Ia berjalan gontai menghampiri Karina yang tengah berdiri disalah satu puncak bukit di pulau itu.

“Aku tahu. Hanya saja aku tidak ingin melewatkan matahari terbit bersamamu. Kau tahu, warnanya sangat indah. Bahkan tampak seperti tidak nyata” ucap Karina. Ia masih terus menatap matahari yang mulai terbit di depan sana.

“Aku tidak tahu warna seperti apa yang kau maksud”

Karina menoleh, menatap pada Winter dengan raut wajah terkejut. “Kau tidak mengingat ketika kau melihatnya dulu?”

“Aku tidak yakin” lirih Winter. “Tapi aku mengingat jika bola mataku berwarna coklat gelap. Aku ingat bagaimana pipiku ketika merona. Tapi rasanya aku tidak tahu bagaimana warna matahari ketika terbit dari arah sana” Winter mengarahkan matanya pada matahari yang semakin menampakkan dirinya.

“Kemarilah” Karina memberi isyarat agar gadis itu berdiri disampingnya. Lantas ia menarik tangan Winter, mengarahkannya untuk menunjuk setiap sisi matahari yang tampak semakin indah.

“Tepat disekitar matahari itu berwarna kuning terang. Kemudian memudar menjadi jingga cerah hingga jingga tua. Tapi ketika warna jingga itu bertemu dengan awan, maka akan segera tertelan oleh biru kelabu. Kemudian akan kembali memudar menjadi ungu” Karina menurunkan tangan mereka berdua, ia menatap sisi samping wajah Winter dengan begitu dekat.

Winter menoleh, merasakan jika Karina terus menatapnya. Ia melihat Karina yang tengah tersenyum menatapanya, bahkan gadis itu juga mulai menautkan jari-jari mereka.

~***~

“Satu abad yang lalu aku diberi tahu seseorang tentang kisah patah hatiku” Winter mulai bercerita. Ia dan Karina duduk disalah satu meja bar, tak jauh dari seorang bartender pria yang berdiri dan meracikkan minuman untuk pelanggan lain disana.

“Sejujurnya dia seorang penulis terkenal pada masa itu. Tapi aku tak mengerti kenapa dia bisa tahu mengenai kisahku dan kemudian memberitahuku. Dia menulisnya dan menerbitkannya. Buku itu menjadi buku terlaris saat itu, bahkan aku rasa masih cukup terkenal sampai sekarang” Lanjut Winter, lalu menegak satu gelas kecil minuman beralkohol didepannya.

“Kau pernah mendengar nama Kim Joon Pyo?” gadis itu menoleh, menatap pada Karina setelah meletakkan gelas kecil itu di atas meja.

Seketika Karina tampak berpikir, ia mengangguk meski sedikit ragu-ragu.

“Dia menuliskannya dengan sangat baik kan? Rasanya…”

“Tunggu dulu” gadis dengan rambut hitam keunguan itu memotong. “Putri Kim? Kisah cinta tragis dengan pangeran Na itu…” Karina membuka lebar mulutnya, ini benar-benar sangat mengejutkannya. “Tidak mungkin”

Winter sedikit tersenyum menanggapi.

“Tapi bukankah di akhir cerita putri itu…”

“Membunuh dirinya sendiri. Itu benar, atau paling tidak aku memang berusaha untuk melakukannya”

“Tapi kenapa kau masih disini?” Karina semakin dibuat kebingungan.

“Pada akhirnya aku juga akan mati. Hanya saja lebih perlahan dan lebih menyakitkan dari yang bisa aku harapkan…”

With The Kiss I Die -winrina-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang