PART 5

76 16 4
                                    

Vote! Biar otor semakin semangat untuk buat dosa hiks :)



"Akhirnya selesai juga!" girang Renita senang. Gadis itu menjatuhkan bokongnya disamping Fadil lalu membaringkan kepalanya di bahu lebar lelaki itu.

Fadil tidak memberi protes sama sekali karena perbuatan yang dilakukan oleh Renita sudah biasa. Fadil menghela nafas lelah karena kegiatan gotong royong ini sudah menguras tenaganya habis-habisan.

Tetapi tanpa mereka berdua sadari, mereka sudah menjadi pusat perhatian gerombolan lelaki yang duduk tak jauh dari Fadil dan Renita termasuk Jaka. Jaka memincingkan kedua matanya tajam melihat kedekatan Fadil dengan Renita.

"Mesra banget cuk," ujar salah satu dari gerombolan Jaka dan di iyakan oleh lainnya kecuali Jaka yang masih saja menaruh perasaan curiga. Sedangkan Lingga dan Radja tampak biasa aja karena mereka berdua tahu kalau hubungan antara Fadil dan Renita hanya sekedar sahabat.

Renita yang merasa diperhatikan mulai mengangkat kepalanya dari bahu Fadil lalu berkata, "Fad, kok gue rasa diperhatikannya?"

Fadil mengalihkan atensinya kearah Renita yang ada disampingnya. "Perasaan lo kali!" seru Fadil cuek.

"Nanti ikut ke sungai gak?" tanya Renita, Fadil tak menjawab dia hanya mengedik kedua bahunya malas, tidak tahu harus atau tidak mengikuti kegiatan selanjutnya karena dia terlalu malas untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

Bukan karena sombong tapi energi sosialisasinya sudah terkuras habis, ingat! Fadil dan Renita adalah sepasang sahabat yang introvert gak ketulungan. Mengertilah!

Fadil berdiri dan berjalan menghampiri kearah Lingga dan Radja untuk menanyakan perihal kegiatan selanjutnya. Sesampai disana Fadil berdehem pelan menenangkan rasa gugupnya. Radja dan Lingga mendongakkan kepalanya menatap Fadil yang masih saja terdiam.

"Ehm ... nanti kalian ikut ke sungai gak?" tanya Fadil berusaha ramah walaupun di setiap kata yang diucapkan terdengar sedikit bergetar.

Lingga terkekeh melihat sifat Fadil seperti seorang anak yang takut kepada ayahnya. Lingga tersenyum sembari menganggukkan kepala, Radja pun melakukan hal yang sama. Fadil hanya tersenyum masam saat mengetahui bahwa dirinya mau tidak mau harus mengikuti kegiatan nanti sore, karena teman-temannya turut hadir dalam kegiatan itu.

Fadil berjalan meninggalkan dua pria itu menghampiri Renita yang terlihat tengah asyik mengipasi wajahnya dengan robekan kardus minuman mineral. "Bagaimana?" tanya Renita penasaran.

Fadil duduk disamping Renita sambil memasang wajah cemberut. Renita langsung paham ketika melihat wajah Fadil yang tidak mengenakkan sama sekali untuk dipandang.

"Yaudah, namanya juga salah satu kegiatan KKN mau bagaimana lagi?' ungkap Renita sembari mengacak rambut Fadil dengan sayang dan ternyata kelakuan mereka berdua jadi sorot perhatian Jaka dan kawan-kawan.

"Anjim iri bet gue, cowo muka gak ada lakinya dapat cewek bening, lah kita jelas gagah gini masih jomblo sampai sekarang," cerita seorang pemuda dan disusul gelak tawa dengan yang lain.

Jaka hanya diam tak bergeming seakan-akan ia tak tertarik sama sekali dengan pembahasan yang diperbincangkan oleh kawan-kawannya karena di otaknya sekarang memikirkan lelaki kota itu.

Beberapa saat kemudian, setelah istirahat sejenak para warga kembali melanjutkan kegiatan gotong royong di sebuah sungai yang cukup besar tapi dangkal, banyak sekali warga mengikuti kegiatan itu hanya untuk bersenang-senang.

Para lelaki baik tua maupun muda tampak bersemangat menceburkan diri kedalam sungai sedangkan yang perempuan berdiri disamping sungai sebagai tim sorak saja termasuk Fadil karena dia tipe orang tak terlalu suka bermain air.

bukan ukeableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang