Vote dan Follow, biar otor makin semangat ngetiknya!
•
•
•"Selamat pagi," salam Renita ceria kepada Fadil dan dibalas anggukan oleh lelaki itu.
Renita menatap wajah Fadil dengan seksama, entah kenapa dari raut wajah temannya itu terlihat sedikit aneh bukan itu saja bahkan Fadil terlihat mengenakan pakaian yang sangat tertutup dari bagian leher sampai ke tangan membuat Renita memincingkan matanya curiga pada Fadil.
Fadil dengan malas menjatuhkan bokongnya ke sebuah kursi di ruang makan menunggu penghuni lainnya yang belum kunjung tiba.
Fadil menjatuhkan kepalanya diatas meja untuk melanjutkan tidurnya yang masih terasa sangat kurang.
"Kalian bersemangat sekali ya, pagi-pagi sudah bangun," puji Bu Lastri senang.
"Ya harus dong Bu," balas Renita tak kalah ceria, berbeda dengan Fadil yang hanya menjawab sapaan dari Bu Lastri dengan deheman singkat seakan-akan tak ada kehidupan ataupun nyawa di dalam raganya.
Bu Lastri tersenyum simpul lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil piring setelah itu di tatanya diatas meja dengan rapi. Tak lama kemudian Jaka pun muncul di hadapan ketiga orang itu.
"Selamat pag-" ucapan Bu Lastri seketika terhenti saat melihat keadaan anaknya sekarang.
"Nak, kamu habis make alat rias mama di kamar ya?" tanya Lastri bingung.
Renita yang awalnya fokus menatap layar ponselnya langsung mengalihkan atensinya kearah Jaka. Mata perempuan itu seketika membola saat pandangannya melihat keadaan Jaka yang tampak mengenaskan.
Bagaimana tidak mengenaskan? Wajah lelaki itu tampak memerah di salah satu pipinya. Renita tertawa kencang melihat keadaan lelaki itu sedangkan Jaka hanya diam tak memperdulikan ejekan dari Renita.
"Lo latihan pakai make up ya?" tanya Renita di sela-sela tawanya.
Jaka hanya diam dan mulai mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di samping Fadil. Bu Lastri menggelengkan kepalanya melihat wajah anaknya yang memerah karena blush on yang terlihat sangat tebal.
"Ck, Jaka kalau mau pakai blush on panggil Mama aja, liat hasilnya blush on kok cuma di pake di sebelah doang," ujar Lastri lembut sembari meletakkan sebakul nasi di atas meja bagian tengah kemudian pergi lagi ke dalam dapur untuk mengambil lauk pauk buat mereka sarapan pagi.
Seandainya mereka tahu siapa penyebab pipi Jaka menjadi merah sebelah pasti mereka akan tertawa lebih keras lagi. Jadi, Jaka memutuskan untuk diam saja membiarkan Renita dan ibunya berspekulasi sesuka hatinya.
Blush on? Pasti mereka bertanya-tanya blush on merek apa yang melekat di pipi sebelah kanannya itu, mereknya adalah blush on cap tangan.
Yup, benar sekali, warna merah itu ternyata dihasilkan oleh tamparan seorang Fadil menggunakan tenaga yang setara dengan pukulan emak kepada anaknya yang ketahuan mandi di sungai.
Bukan tanpa alasan Fadil menamparnya, lelaki berbadan pendek itu menampar Jaka karena sikap pria itu semalam sudah kelewat batas.
Jaka memindahkan atensi kearah Fadil yang masih saja membaringkan kepalanya diatas meja. Ia tersenyum lembut lalu mengangkat tangannya mengelus surai milik Fadil pelan untuk memberi rasa nyaman kepada pemilik kepala.
Fadil tak menepis ataupun melawan, dia membiarkan elusan itu berada diatas kepalanya. Yang terpenting sekarang ia bisa istirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya sebelum melakukan kegiatan KKN di salah satu sekolah menengah atas dalam rangka sosialisasi penanggulangan bencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan ukeable
De TodoCoba kalian Bayangkan, dimana kalian yang ingin sekali menjadi rebutan para gadis di kampus langsung tersadar setelaj tertabrak dengan kenyataan yang dimana kita hanyalah manusia yang memiliki tampang wajah yang biasa aja. Tidak tinggi, berotot, dan...