BAB 25

2K 184 5
                                    


.
.
.
.
.

"Udah selesai? Serangga di sana masih banyak loh. Mending sekarang pergi cari yang lain"

Nana dan Lana langsung tersadar saat melihat seorang gadis yang sepertinya masih sangat muda itu keluar dari semak semak

Nana ingin bertanya siapa gadis itu tapi sang ibu sudah menariknya terlebih dahulu

"Ya ampun Mama lupa! Ayok kita pergi"
Mereka pun pergi meninggalkan gadis itu sendiri

"Tunggu!" Nana tiba tiba menghentikan langkahnya

"Dia bilang tadi serangga? Ya ampun Ma! Kita gak bisa tinggalin dia sendiri dong! Mama cari yang lain biar aku bantu dia!" Nana langsung pergi meninggalkan Lana sendiri

Lana tidak menghentikan Nana dan berlari mencari yang lain

Gadis itu terkejut melihat Nana kembali

"Lo ngapain balik?" Tanya gadis itu bingung

Nana terkejut mendengar gaya bicara gadis itu

"Mau bantu" Ucap Nana dan berdiri di samping gadis itu, tapi ia tidak melihat satu serangga pun di sana

"Yang seharusnya lo bantu itu mereka bukan gue" Ucap gadis itu lalu berjalan menuju tenda

"Hah?"

"Mereka lebih butuh lo dari pada gue" Setelah itu gadis itu pergi begitu saja

"Aneh"

Nana ingin mengikuti gadis itu, tapi gerakannya tertahan saat ia merasakan ada sesuatu di belakangnya
Ia langsung melihat kebelakang namun tidak menemukan apapun

"Semoga bukan setan"

Nana kembali mengikuti gadis  itu dan ternyata benar saja
Keadaan tenda sudah sangat kacau

"Wanjir! Serangga nya kemari?!" Nana panik dan langsung mencari orang orang
Tapi kosong, sudah tidak ada orang lagi disini

Ia menatap gadis disampingnya dengan tatapan tanya

"Kemana semua orang?"

"Gue bakal sebar energi gue dan tugas lo adalah ngerasain lokasi mereka" Ucap gadis itu lalu berdiam diri sambil memejamkan mata nya

"Hah? Gimana cara-" Nana tiba tiba merasa hawa disekitarnya berbeda

Tapi di sela sela itu ia merasa ada beberapa hawa berbeda di sekitar
Sebenarnya ada di beberapa tempat, hanya saja ia merasa ada 1 energi yang paling kuat disekitar nya

"Ketemu?" Tanya gadis itu, lalu Nana mengangguk dan menunjuk hutan sebelah kirinya

"Kayaknya di sana"

Mereka langsung berlari mengikuti arahan dari Nana

'Ni cewek hebat juga bisa nyebar energinya sampek seluas ini'_Nana

Hingga tiba tiba tangan Nana di tarik oleh seseorang membuatnya oleng ke samping

"Mmphh"

"Sst, ini aku" Terdengar suara Felix di telinga Nana

"Loh, kalo kalian di sini, energi yang aku rasain di sana tadi energi siapa?" Tanya Nana bingung

"Nama lo Nana kan?" Tanya gadis yang bersama Nana tadi, Nana mengangguk sebagai jawaban

"Gue Emira. Tolong lindungi mereka, kayak yang lo lakuin waktu diserang kecoa tadi" Setelah itu  Emira menghilang entah kemana

"Hah? Tapi gue aja gak tau caranya"
Gumam Nana pelan

"Adena"

Itu suara Papanya
Nana berbalik dan langsung melihat Adrian di sana

Baru saja ingin berlari memeluk sang Papa untuk melepas rindu
Gerakan Nana tiba tiba berhenti saat merasakan energi yang amat sangat kuat

"Emira!!"
Nana langsung berlari menuju lokasi energi yang dirasakannya
Tapi sebelum itu ia sempat memasang pelindung
Tidak tau bagaimana bisa, tapi Nana benar benar seperti sudah ahli dengan sihir

Felix, Rian, Alex, dan Arsen berniat menyusul Nana tapi dihentikan oleh Adrian dan Atlas

"Ada Ibu ku di sana. Jangan khawatir" Ucap mereka berdua serempak

"Tapi..."

"Tenang lah"

Sementara Lana?
Dia hanya diam sambil menatap sesuatu yang seperti kelereng yang berwarna biru, tapi perlahan kelereng itu berubah warna menjadi hitam

"Dia datang" Ucap Lana sembari melotot tidak percaya

Semua terdiam
Mereka tau siapa dia
Dia adalah seseorang yang menakutkan

"Ada Emira di sana, dia bisa mengendalikannya" Ucap Atlas berusaha menenangkan suasana, tapi ia lupa jika ada Adena di sana

"Tapi ada Nana di sana! Ibu memang bisa mengendalikan nya, tapi Nana bisa mengendalikan Emira!" Lana mulai panik
Sebab meskipun Nana bisa mengendalikan Emira, bukan hal yang mustahil dia tidak bisa dikendalikan oleh lawan mereka
Dan yang membuat mereka tambah panik lagi adalah
Putrinya itu memiliki pikiran gila, dan jika hal itu kambuh dia bisa saja mengorbankan dirinya sendiri

Tanpa berpikir panjang Felix, Alex, Rian, dan Arsen langsung keluar menembus cahaya pelindung
Mereka mengejar Nana

.
.
.
.

Begitu Nana sampai di lokasi itu, ia langsung melihat Emira yang masih berdiri tegak dengan seorang pria yang juga masih berdiri tegak di depannya

"Ganteng ganteng kok melihara kecoa" Ucap Nana geli melihat pria itu dikelilingi kecoa

"Kenapa lo kemari?!"
Emira terlihat panik begitu melihat Nana dan langsung menyembunyikan Nana di balik tubuhnya

"Jadi ini orangnya? Keturunan 2 kerajaan terkuat di dunia, dan cucu dari penyihir terkuat di dunia? Aku ingin tau seberapa besar kekuatannya"
Pria itu menatap Nana dari atas hingga bawah seperti sedang menilai penampilannya

"Cucu penyihir?" Tanya Nana bingung

"Wah... Kau tidak tau? Wanita yang ada di depanmu ini adalan nenek mu" Ucap pria itu membuat Nana langsung melotot melihat Emira

"Nenek? Gue bahkan tadi sempat mikir lo masih anak SMA!" Spontan Nana

Sedangkan Emira? Dia hanya diam tidak bisa menyangkal
Adena memang cucunya, tapi bukan cucu kandung, meskipun begitu kekuatan nya tetap mengalir di tubuh Nana

"Adena, gue minta tolong banget sama lo, jaga jarak dari gue 5 meter. Gak lebih gak kurang"
Tepat setelah itu tiba tiba sudah ada pedang di tangan Emira

Tanpa menunggu lama wanita itu langsung menyerang lawannya

Tiba tiba Nana teringat dengan adegan dimana para pemeran utama pria melawan Raja Serangga pada beberapa bab terakhir
Jika tidak salah Raja itu adalah orang yang sedang dilawan oleh Emira sekarang

"Sial! Gue lupa cara ngalahin dia gimana!" Geram Nana
Dia mengumpat pada dirinya sendiri karna melupakan hal yang sangat penting

Tak lama ke 4 orang itu sampai di lokasi Nana

.
.
.

Satu² dulu ya gess

Me And My Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang