BAB 5

9.4K 1K 16
                                    

Dengan tidak elitnya Nana jatuh tersungkur menimpah sesuatu

"Aduh... Sakit banget."
Saat Nana melihat ke depan ia sudah tidak melihat cahaya tadi

"Yaaaah.. Ilang kan! Ck! Lagian ini apaan sih kok ganggu jalan?!!" Nana bangkit dan melihat apa yang di timpahinya
Dan ia langsung terkejut bukan main melihat seorang pria yang wajahnya sudah pucat dan juga tubuhnya terasa dingin

"Mayat?!! Njir gak mungkin kan cuman karna gak sengaja gue pijak ni orang langsung mati kan? Iya kan? Enggak kan?" Nana panik melihat tubuh pria ini yang kaku, ia semakin panik dan bingung saat memeriksa detak jantung pria ini

"Badannya dingin, mukanya pucat, badannya juga kaku, tapi kenapa detak jantungnya cepet banget?" Nana memeriksa seluruh tubuh pria ini dan ternyata terdapat luka sayatan kecil di bagian lengannya

"Racun" Gumam Nana

"Tuan jika anda mendengar saya bisakah anda melakukan sedikit pergerakan?" Nana yakin jika pria ini masih hidup, hanya saja karna efek racun di tubuhnya, tubuhnya menjadi kaku seperti orang mati

Seakan menjawab pertanyaan Nana, mata pria ini bergerak seperti ingin membuka mata

"Bolehkah saya menyentuh anda?" Nana ingin mengobati pria ini, tapi ia tidak bisa mengobati tanpa menyentuh. Ia bukan penyihir

Lagi lagi mata pria itu bergerak

"Saya anggap itu sebagai jawaban iya"

Nana mengeluarkan sebuah pisau yang ia bawa tadi dan menyayat tepat di luka sayatan yang ada di lengan pria itu, ia hanya membuat lukanya kembali terbuka agar mudah mengeluarkan racunnya

'Kalo badannya udah terlanjur kaku kayak gini kemungkinan besar dia udah dari tadi terinfeksi'_Nana

Nana ada belajar sedikit tentang racun dari Ibu Ana, Ibu Ana sendiri adalah peneliti racun, ia selalu membuat racun untuk mengobati racun lainnya

'Gue gak mungkin ngeluarin racunnya dengan cara di hisap, pasti racunnya udah menyebar ke seluruh tubuh'_Nana

"Kayaknya gue harus cari racun lain deh" Gumam Nana pelan setelah itu ia langsung berlari meninggalkan pria itu sendirian

'Ku fikir dia akan menolongku, ternyata tidak. Huh apa yang kuharap kan dari gadis itu'_Pria yang terkena racun

Sekitar 10 menit, Nana kembali dengan membawa beberapa dedaunan di tangannya dan menghampiri pria tadi

"Hei tuan apa kau masih sadar?" Tanya Nana setelah duduk tepat di samping pria itu

Reaksinya tetap sama pria itu menggerakkan matanya sebagai jawaban

'Ternyata dia kembali lagi. Aku salah faham padanya'_Pria yang terkena racun

"Baiklah aku akan meracuni mu dan aku harap kau bisa bertahan hingga 4 jam" Ucap Nana yang membuat pria itu terkejut

"Kalau aku tidak melakukan ini kau tidak akan selamat, mustahil jika aku kembali mengambil obat dari desa, kau akan mati jika ku tinggal lebih dari 3 jam" Jelas Nana seakan tau apa yang di pikirkan pria ini, jika ia kembali ke desa ia membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 5 jam perjalanan, karna ia sudah masuk terlalu jauh ke dalam hutan

Nana merobek lengan bajunya karna tidak ada kain lain yang bisa di gunakan di sini
Ia menumbuk dedaunan yang ia kumpulkan tadi dan membungkusnya menggunakan robekan bajunya tadi

"Tuan ku harap kau tetap menjaga kesadaran mu agar kau tidak mati"
Nana mengikat bungkusan itu tepat di luka sayatan tadi

Setelah itu Nana duduk di samping pria itu sambil sesekali mengoceh

"Tuan sudah berapa lama kau disini?"

"Bagaimana bisa kau masuk ke sini?"

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Dari mana asalmu?"

"Apa kau sedang meneliti racun juga seperti Ibu?"

"Bagaimana kau bisa terkena racun?"

Dan sebagainya, Nana melemparkan banyak pertanyaan pada pria yang ada di depan nya ini, meskipun tau ia tidak akan di jawab

Karna bosan lama kelamaan Nana menjadi mengantuk dan beberapa menit kemudian ia tertidur

'Dia sangat bising tadi. Kenapa sekarang diam? Apakah dia pergi? Apa dia meninggalkan ku sendiri?'_Pria yang terkena racun

Entah kenapa mendadak muncul banyak pertanyaan di kepala pria itu karna Nana hanya diam saja

Tapi semua pertanyaannya terjawab saat mendengar suara dengkuran halus di sampingnya

'Ah ternyata dia tertidur'_Pria yang terkena racun

Pria itu merasa tenang saat tau Nana tidak meninggalkannya, ia tidak tau pasti karna apa, tapi ia merasa tenang saat mengetahui ia tidak sendiri padahal dulu ia sangat suka sendiri.

...........

Nana terbangun saat merasakan ada sesuatu yang mengganggu wajahnya

"Engh..."

Perlahan Nana membuka matanya, tapi pandangannya tertutup sesuatu, saat di raba ternyata ada sebuah jubah hitam besar yang menutupinya

"Jubah? Pantesan gue gak kedinginan. Eh tapi Jubah siapa ni?" Nana mengedarkan pandangannya mencari pemilik jubah ini, tapi tidak ada seorang pun di sana selain dirinya

"Eh. Tunggu kok gue sendiri? Bukannya semalam di sini ada orang ya? Kok sekarang ga ada?" Nana dengan panik berlari ke sana kemari mencari pria yang keracunan semalam. Tapi ia tidak menemukan apapun selain pohon dan pohon

"Gue gak mungkin berhalusinasi kan? Atau mungkin yang semalam itu setan?! Gak gak gak, gak mungkin! Gue udah bolak balik masuk kemari tapi gak pernah ketemu setan"

Pikiran Nana sudah melayang kemana mana mengingat kejadian semalam

"Ooh! Atau mungkin ni jubah punya dia ya? Tapi kalo emang bener punya tu cowok sekarang dia ada dimana? Apa udah pergi?"

Nana kembali mencari pria itu tapi hasilnya tetap sama ia tidak menemukan apapun sampai...

"Ya udah deh. Mungkin udah pergi" Baru saja ingin balik badan ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya membuat Nana menegang

Kondisi hutan yang gelap karna masih pagi, mungkin sekitar jam 3 atau 4 Nana tidak tau, yang pasti situasi sekarang sangat cocok jika disandingkan dengan sesuatu yang berbau mistis

"Huhuhu... Mbak atau mas setan jangan ganggu saya ya... Saya baru aja mau pergi. Saya gak ada ngapa ngapain kok cuman jalan jalan sekalian nolong orang tadi... Beneran sumpah saya gak bohong. Kalo gak percaya tanya aja sama setan lain yang liat saya"
Nana tidak berani membalikkan badan, tubuhnya saja sudah gemetar melihat tangan yang pucat ini, hanya tangan belum lagi wajah





Me And My Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang