BAB-26. Dua Garis Merah

419 71 6
                                    


Annyeong brodi🥰
Betewe sorry for typo, yes!
Vote and coment nya gratis kok.

Have fun this story. Happy reading brodi!!

****

"Nyonya Do Kyungsoo." seorang perawat menyebutkan satu nama seraya melirik beberapa kursi kosong, lalu tak lama menoleh pada seorang gadis muda.

"Ah nona, apa mungkin ibu mu sedang ke toilet?" tanya perawat itu tersenyum kecil.

"Tidak, itu aku." jawabnya.

Perawat itu mengernyitkan dahinya "Maaf, Kau yang namanya Do Kyungsoo?" tanyanya sekali lagi.

Kyungsoo menghela nafasnya lalu berdiri dari duduknya "Iya, aku kyungsoo. Bisa beri jalan, aku harus masuk kedalam." ujarnya.

Perawat itu mengangguk kecil dengan ekspresi keterkejutan yang sangat kentara, lalu membukakan pintu ruangan dokter kandungan.

Kyungsoo masuk, lalu duduk di kursi berhadapan langsung dengan seorang dokter wanita.

"Eoh? Kyungsoo? Kenapa tidak memberitahu jika mau menemui ku?" jessica tersenyum sumringah melihat calon anak sambung nya datang.

Kyungsoo tersenyum kecil menyembunyikan keterkejutannya, dia tidak tahu jika calon ibu tirinya ini seorang dokter.

"Aku tidak tahu, kau seorang dokter." jawab kyungsoo.

Jessica terkekeh "Ah, siwon pasti lupa menceritakan ini. Karena kata siwon, kamu paling anti dengan dokter dan rumah sakit." cerita nya.

"Ada apa kyungsoo?" tanya jessica.

Kyungsoo meremat roknya kuat, memejamkan matanya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia berani berucap.

"Aku... Aku ingin memeriksa sesuatu." lirihnya.

"Kamu sakit? Kalau kamu sakit seharusnya kedokter umum, bukan ke dokter...." jessica menghentikan ucapannya ketika dia menyadari sesuatu.

"Kyungsoo-yahh? Kau....?"

Kyungsoo hanya bisa menunduk dalam, mencoba menghentikan air matanya yang turun semakin deras.

Jessica yang melihat punggung kyungsoo bergetar pun beranjak dari duduknya, menghampiri kyungsoo lalu memeluknya erat.

"Ini belum pasti, ini hanya praduga mu saja kan? Kita periksa ok, semua tidak akan terjadi seperti apa yang kamu kira." kata jessica menegakkan badan kyungsoo, menatapnya lembut.

Namun, satu benda persegi panjang tipis dan kecil keluar dari kantung blazer kyungsoo, tangan kecil itu bergetar hebat, ada rasa takut di kedua bola mata bulatnya.

Jessica mengambilnya, lalu kembali memeluk kyungsoo setelah dia melihat dua strip merah di benda kecil itu.

"Oh astaga, kyungsoo-yahhh bagaimana bisa hmm." ujar jessica tidak percaya.

Kyungsoo bungkam, dia hanya bisa menangis dengan pikiran kalut soal dirinya yang berbadan dua di usia muda.

"Bagaimana ini? Daddy pasti kecewa sama kyungsoo hiksss kyungsoo gagal menjadi seorang anak hiksss..." lirihnya dengan tangisan yang sama sekali tidak bisa dibendung.

[11] ÁGUILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang