"If you wanna hold me, just tell me."[Nevertheless - Rio]
.
Ketika seseorang bertanya kepada Thales "Siapakah yang paling bijaksana?"
Ia menjawab "Waktu adalah yang paling bijaksana dari semua hal yang ada."
Jawaban ini terdengar begitu ambigu sehingga disambungnya lagi.
"Karena waktu menjadikan segalanya terang."Tanpa terasa liburan musim dingin berlalu. Suhu udara mulai menghangat. Musim semi tiba, dimana tumbuhan mulai kembali menampakkan kehidupan indahnya. Pucuk - pucuk baru tumbuh, tanda tumbuhan mulai kembali ke masa munculnya.
Musim semi di Jerman sebenarnya tidak terlalu dingin. Tapi tetap saja ia lebih suka memakai pakaian yang cukup hangat.
Wonyoung sedang berada di perpustakaan mengisi waktunya untuk membaca hal - hal yang membuatnya tertarik. Filsafat, yaa walaupun ia mengambil jurusan bisnis bukan berarti tak boleh menyukai filsafat kan? Katanya orang yang mendalami filsafat bisa stress dan gila. Ya... Kan itu katanya. Toh sejauh ini ia menikmati perkembangan ilmu tersebut.
Filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mendalami makna kehidupan. Dan makna kehidupan yang banyak dipercaya oleh orang - orang itu berdasarkan buku teks, kitab suci dan Tuhan-Nya. Sebaliknya, filsafat juga menemukan pemikiran naturalis tertentu yang menolak segala hal yang non-materil, termasuk keberadaan Tuhan.
Filsafat tidak mendukung satu sisi paradigma kehidupan. Filsafat ialah bagian tengah yang mencoba melihat kedua sisi seimbang. Jadi jika seseorang menjalani kehidupan agama secara ritualistik dan sebagai sebuah rutinitas, tetapi tidak memahami makna hidup di dalamnya berarti ia belum memahami agamanya.
Jadi Wonyoung tidak akan gila dengan menyukai filsafat. Oke, kini ia mulai mencari buku yang membuatnya tertarik. Awalnya ia meletakkan ujung - ujung jemarinya pada susunan buku, lalu berjalan dengan jemari yang menyentuh tiap buku yang ia lihat. Sampai akhirnya ia tertarik membaca pemikiran Thales dan berbagai opini lain yang menarik.
Wonyoung membaca buku itu sambil mengangguk - anggukkan kepalanya setuju. Ternyata waktu memang bijaksana, ia setuju. Mengingat cerita Winter saat seniornya itu terlambat pergi ke kampus dengan alasan transportasi. Ternyata orang telat dengan alasan sejenis itu dianggap konyol di Jerman. Semenjak itu Winter tidak pernah terlambat dan menjadi orang yang sangat tepat waktu.
BRAKK!!
Wonyoung tersungkur cukup keras. Untung ia refleks untuk bergerak menyamping menjatuhkan sisi kanan tubuhnya. Jika tidak, mungkin ia sudah berciuman dengan lantai. Dirinya meringis mendapati rasa sakit yang sudah lebih dahulu menyerang tanpa seizinnya. Segera ia memposisikan dirinya untuk duduk dan mencoba meraih buku bacaannya sebelum...
"Segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati." Ucap orang yang kini meraih buku itu sambil menutupnya dengan sebelah tangan. Menatap gadis yang tadi terjatuh karena tersandung kakinya.
Wonyoung kalah cepat meraih buku itu dan melihat orang yang tiba - tiba saja mengatakan hylezoisme -teori tentang materi yang berjiwa dengan poker face miliknya.
"Kau tak melihat ada yang hidup sedang tidur disini ya?" Ketus, satu kata yang bisa Wonyoung gambarkan setelah mendengar nada dari ucapan itu. Bahkan alis tebal pria itu kini mulai bertaut tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN [Revisi]
RomanceBukan berawal dari kebetulan, bukan pula direncanakan. Wonyoung hanya tak tahu kalau selama di Heidelberg akan banyak kejutan yang akan ia hadapi dalam hidup. Baik itu keluarga, romansa ataupun kebenaran masa lalu. Ia menemukan satu - persatu keping...