"Someone asked me what I was looking for in this desolate field.
I'm looking for someone."[How Can I Forget You - Hwang Chi Yeul]
.
Sunghoon meringis, merasakan pening yang luar biasa. Kepalanya terasa berat kala sang surya mulai mengusiknya dari balik gorden tipis yang mulai bergoyang terkena angin. Ia mencoba mendudukkan diri dan bersandar di kepala ranjang.Pukul 7, ada bubur dan susu yang masih mengepulkan asap di atas nakas. Namun, bukan itu yang menjadi fokus utamanya, melainkan daun maple dengan delapan sisi yang diletakkan tepat disebelah bubur. Ia meraihnya, mengingat sedikit kejadian di penghujung senja kemarin. Tak ada hal lain yang teringat olehnya setelah pingsan di taman Universitas.
Handuk kecil yang sempat jatuh dari keningnya tadi ia ambil. Ada air dalam wadah yang cukup besar, sepertinya ada yang mengompres dirinya semalam. Entah mengapa, baru semalam dirinya tertidur nyenyak setelah sekian lama. Sunghoon kemudian melihat tangan kanannya. Ia seakan masih bisa merasakan genggaman seseorang di sana.
Setelahnya ia memilih bangkit dari kasurnya. Niat hatinya ingin mencari seseorang yang mungkin saja masih berada di flat nya, namun nihil. Tak seorang pun berada disana. Apa mungkin gadis itu? Pikirnya kemudian. Mana mungkin, lagipula mereka tidak punya hubungan apa - apa.
Pintu flat kayu itu terbuka, menampakkan seseorang yang masuk dari sana tanpa kecanggungan sedikitpun. Pria itu melengos masuk, menepuk pundaknya singkat dan berlalu menuju sofa.
"Hey, cepat makan buburnya selagi masih hangat." Ucap pria yang baru saja menempati sofa single miliknya dan bermain ponsel di sana. Jake kemudian meletakkan beberapa cemilan yang baru ia beli di atas meja dan memakannya.
"Aku mau sikat gigi terlebih dahulu." Sunghoon tipe orang yang sikat gigi dahulu sebelum sarapan, jadi mohon maaf jika tidak sependapat. Rasanya makanan lebih enak dinikmati setelah menyikat gigi.
"Ya ya yaaa terserah, mungkin cuma kau yang seperti itu." Ujar Jake malas. Ia lebih suka makan terlebih dahulu baru menyikat gigi.
"Kau kosong hari ini?" Tanya Jake saat dilihatnya presensi Sunghoon yang keluar dari kamar mandi setelah beberapa saat. Kalau dilihat - lihat sepertinya karibnya itu sudah cukup sehat.
"Sepertinya begitu." Sahut Sunghoon menanggapi. Lagipula ia tak enak terus - terusan berlagak sok sibuk di hadapan semua orang padahal tak ada kegiatan.
Layung senja telah mencuatkan presensinya. Sang surya yang bertahta di langit perlahan mulai kembali ke peraduannya. Semburat jingga itu memenuhi langit, menciptakan gradasi warna yang sangat indah. Kenapa senja selalu dikaitkan dengan hal sendu, romantis dan patah hati? Mungkin karena rupa indahnya, atau mungkin karena kehadirannya yang hanya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN [Revisi]
RomanceBukan berawal dari kebetulan, bukan pula direncanakan. Wonyoung hanya tak tahu kalau selama di Heidelberg akan banyak kejutan yang akan ia hadapi dalam hidup. Baik itu keluarga, romansa ataupun kebenaran masa lalu. Ia menemukan satu - persatu keping...