6 : Luxiem jadi Stalker

426 40 15
                                    


Kemarin, anak-anak Luxiem janjian untuk main ke warnet buat mabar lagi.

Kecuali orang yang ngakunya punya kekuatan yang nggak dimiliki manusia biasa, a.k.a Shu Yamino.

Bilangnya sih sorcerer, tapi akhirnya malah disebut dukun sama temen-temennya.

"Ada janji lain sama temen," jawabnya waktu ditanya Luca kenapa Shu nggak bisa ikut.

Padahal mereka semua juga tau, Shu nggak punya temen yang lebih deket daripada nakz Luxiem kesayangannya ini. Tapi dipaksa untuk ngasih tau mau pergi sama siapa dan mau ngapain pun, Shu cuma senyum mesem aja.

Karena itulah, hari ini Luxiem, minus Shu tentunya, akhirnya sepakat untuk menjalani misi rahasia.

Yaitu jadi stalker Shu.

Rame-rame.

Sebetulnya cuma berempat aja nggak terlalu rame. Apalagi kalo mereka jalannya berdua-berdua dan ada di titik pandang yang berjauhan, kan jadi nggak terlalu sus.

Jadi kalo misalnya ketahuan pun, mereka bisa jawab "Kebetulan aja, ah. Lagian geer banget, ngapain kita-kita ngikutin lo?"

Padahal kalo jawabnya begitu, malah jadi makin sus.

"Kenapa gua juga ikutan..." Ike nurunin sedikit maskernya supaya jalan oksigen ke hidungnya bisa lebih lancar, dan natap tiga temennya nggak terima. "Kalo Shu tau, kita bisa dianggap gila."

Tapi Luca, yang energinya masih penuh di siang hari yang cerah ini, meluk Ike dari belakang lalu ngacak rambut Ike, gemes sama cowok yang sedikit lebih pendek darinya itu. "Nggak papa Ike, memang Ike nggak penasaran Shu mau jalan sama siapa?"

"Nanti tinggal bilang aja kita ada janji kencan buta di deket sini," Ucap Mysta enteng. Entah tiba-tiba alasan cemerlang itu muncul aja di otaknya atau memang itu isi hatinya dari lubuk terdalam yang terpendam sejak lama; pengen ikut kencan buta buat cari pacar.

"Apaan, nggak nggak." Vox, yang dandanannya hari ini jauh lebih cakep dari biasanya, justru keliatan paling wajar kalo mau make alesan kencan buta tadi. "Harga diri gua terluka kalo dibilang mau kencan buta, padahal banyak yang rela berlutut demi bisa jalan sama gua. Cari alesan lain."

"Dih, ya udah lo aja yang mikir." Sahut Mysta sewot. Vox nggak sadar aja kalo harga diri Mysta juga terluka, cuma alesannya beda, yaitu karena memang nggak ada yang mau jalan sama dia.

Ike menghela napas kasar, pusing karena nggak cukup dikelilingi oleh kerempongan temen-temennya dari hari Senin sampe Jumat (seringnya Sabtu Minggu juga ada aja yang bikin rempong), hari ini yang udah sengaja Ike kosongin jadwalnya untuk rebahan pun akhirnya kepake cuma buat jadi penguntit temennya sendiri.

Nggak seru banget.

"Lagian," potong Ike di antara kericuhan besties-nya, "Kenapa juga sih kita harus nunggu di gang rumahnya gini? Kan semalem dia bilang mau pergi keluar. Siapa tau dia udah jalan."

"Belum, kok." Luca nyodorin ponselnya di depan muka Ike, "Di GPS, Shu masih di rumah."

"KENAPA SAMPE BISA LIAT DI GPS?! KALIAN GILA, YA?!"

"SSSSHHHH!"

Vox nahan mulut Ike supaya nggak makin bawel sambil ngasih gestur untuk ngeliat ke arah rumah Shu, "Shubert mau berangkat. Kita juga siap-siap."

"ROGER!"

"DIEM, BODOH!"

Padahal tiga-tiganya sama-sama berisik.

Ike yang mulutnya masih dibekap Vox cuma bisa ngebatin, kenapa dia tahan temenan sama mereka. Padahal nggak ada yang normal.

Atau karena sebetulnya dia sendiri pun nggak normal-normal banget. Jadi, ya... Gitu. Memang kalo udah mirip-mirip isi otaknya, bakal ngumpul di satu circle juga.

"LAH KOK ADA FULGUR???"

Teriakan tertahan Mysta langsung bikin mereka semua fokus ke satu arah; pemandangan di mana Fulgur Ovid, temen mereka dari circle sebelah yang sempet dibilang manis sama Shu, keluar dari pintu rumah Shu dan nyusul Shu sebelum akhirnya mereka jalan bareng ke arah berlawanan dari tempat Ike, Vox, Mysta, dan Luca mengintai mereka sekarang.

Setelah diperhatikan lebih lanjut...

Kok rasanya...

"Wah, Fulgur sama Shu cakep ya kalo diliat-liat!" Seru Luca dengan polosnya sambil cengar-cengir kayak biasa. "Mereka mau ke mana, ya?"

"Ini mah..."

"Malah kayak mereka yang mau kencan..."

Ike serasa jadi batu waktu Mysta sama Vox mengaitkan asumsi mereka cuma dari penampilan Fulgur dan Shu yang keluar dari rumah Shu dengan outfit keren nan rapi.

"CEPET IKUTIN, GUYS!"

Dan sekarang, malah Ike yang paling berapi-api dalam misi menjadi penguntit kali ini.



Luxiem Chat & Short Story [Nijisanji EN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang