— 𝐕𝐀𝐌𝐏𝐈𝐑𝐄! —
.
.
.
"Lari! Ada vampir disini!"
"Lari! Dia ada disini!"
"Panggil mereka! Suruh mereka membunuh makhluk ini!"
"Tolong!"
Berlebihan, itulah reaksi dari orang-orang yang berlarian sambil menatap takut, jijik dan mencemooh ke dalam gang itu. Gelap, tapi mata merah menyala itu nampak jelas dan cahaya bulan yang menyinar lembut membuat makhluk berjubah hitam itu terlihat menyeramkan.
"Lepaskan anak itu, keparat! Jangan jadikan anak kecil sebagai mangsamu! Pergilah ke Neraka!"
Mata merah itu melebar, kedua tangannya yang sedikit meremat pundak kecil di depannya melonggar dan berujung melepaskan, dan anak perempuan kecil itu langsung berlari keluar dari sana. Dia disambut dengan pelukan seorang wanita yang menatapnya khawatir, tapi dia tak merespon namun kembali memandang ke dalam sana, mata merah menyala itu masih menatapnya.
"Itu dia! Tangkap dia!"
Anak itu terkejut mendengar teriakan keras seorang pria dewasa, sangat kuat hingga membuat makhluk itu terkejut dan berlari memasuki gang lebih dalam dan gelap.
"Tunggu!" Anak itu berteriak, tapi suaranya kalah dari teriakan masyarakat dan derap kaki sekelompok orang berpakaian hitam dengan pistol di tangan mereka yang berlari memasuki gang, mengejar makhluk itu.
Drap! Drap! Drap!
Layaknya derapan kuda, mereka menyusuri gang gelap dan lembab itu dengan tegas, gang yang sunyi menjadi berisik karena ketukan sepatu tebal mereka.
Dan hingga akhirnya mereka keluar dari ujung gang setelah berbelok, mereka ada di jalanan yang cukup lebar dan sepi, tak ada seorang pun disana karena memang sudah waktunya tengah malam.
"Sial! Berpencar dan temukan dia!"
"BAIK!"
Perintah pemimpin kelompok mereka membuat mereka berpencar ke segala arah. Menyusuri jalanan, memeriksa celah rumah dan memasuki gang sempit yang mereka temui. Mereka tersebar dimana-mana.
Semuanya sibuk mencari, juga seorang pemuda yang kini menyusuri gang dengan setengah berlari sambil matanya yang tajam menatap waspada sekitarnya.
Dia mengeratkan pegangannya pada pistol saat mendengar derapan kecil di telinga kanannya saat dia berlari melewati gang kecil. Dengan itu dia mundur, memandang gang gelap yang panjang.
Tapi tampaknya itu tak membuatnya takut, dia berlari memasuki gang setelah menghela napas keras. Derapan kakinya terdengar kuat dan menggema, juga cepat, terbukti telinganya semakin menangkap derapan lain tak jauh disana.
"Berhenti!" teriaknya. Namun tak ada respon, derapan itu tetap ada dan semakin dekat dia menyusulnya.
"Aku bilang, berhenti! Atau aku terpaksa melakukan kekerasan!"
Sinar bulan yang sempat terhalangi awan kembali bersinar, membuat gang itu ikut ditimpa cahaya yang membuat pemuda itu menajamkan matanya saat melihat tembok di depannya.
Dia langsung berbelok, dan saat derapan itu semakin dia dengar, dia melepaskan tembakannya ke langit disusul dengan teriakannya lagi.
Lalu tak lama, dia berhenti. Dia mengatur napasnya dan memandang tembok yang cukup tinggi di depan sana, juga seseorang berjubah hitam panjang bertudung yang berdiri diam sembari memandang keatas. Orang itu tampak panik dan gemetar, dan pemuda dengan nametag Jeon Jungkook itu menyeringai.
"Puas? Kau tidak bisa kemana-mana lagi sekarang, ikut aku dan jangan melawan, atau aku terpaksa melakukan kekerasan jikalau kau tak mengikuti kata-kataku."
Hening. Tak ada balasan dari orang itu yang masih berdiri membelakanginya.
Jungkook mengeratkan genggamannya pada pistolnya yang membidik bidikannya. "Hei! Apa kau tuli, hah!?"
Jungkook berteriak, tidak peduli entah matanya salah melihat jikalau pundak dan tubuh orang itu bergetar, dia terlalu fokus dengan tujuannya untuk menangkap makhluk di depannya.
"Kau!"
Sepertinya pemuda itu tak memiliki kesabaran yang panjang, terbukti dengan dia yang menarik pelatuk dan membuat peluru meluncur bebas mengenai tembok disana, bentuk gertakannya untuk sosok itu.
Tapi dia tidak menduga jikalau reaksi dari sosok itu begitu mencengangkan. Orang itu terdorong ke depan mengenai tembok, tubuhnya bergetar kuat dan tudungnya terjatuh ke belakang, membuat Jungkook dapat melihat rambut pirangnya walau masih agak samar karena sinar bulan yang hilang dan timbul.
"... ngan.."
Bisikan itu Jungkook dengar, kecil dan lirih sekali.
"Kumohon, jangan.. Tolong, aku tidak melakukan apapun.. "
Jungkook berdecih setelah dapat mendengarnya lebih jelas, dia mengarahkan pistolnya, membidik dan bersiap menarik pelatuk. Wajahnya keras, matanya menatap tajam ke bidikannya.
"Pergilah ke Neraka, kau makhluk—"
Deg!
Tubuhnya kaku, matanya melebar saat melihat pemandangan di depannya.
Mata merah itu berkaca-kaca, air mata mengalir bak sungai di kedua pipi orang itu.
Seorang pemuda, yang menangkup tangan kanannya di dada dengan erat, menatapnya penuh mohon, dan tubuhnya yang gemetar.
Pemandangan menyedihkan itu membuat Jungkook tak berkutik, pegangannya pada pistolnya tanpa sadar mengendur seiring tubuhnya yang tak sekaku sebelumnya.
"Kumohon.. Aku tak melakukan apapun, aku bersumpah.."
Sumpah? Makhluk itu bersumpah?
Jungkook masih terdiam, namun suara pistol yang menembakkan peluru mengagetkan dan menyadarkannya. Hingga matanya melebar melihat peluru mengenai pundak kiri orang itu hingga dia berteriak, lalu terjatuh.
Dan lagi-lagi, tanpa sadar dia menurunkan pistolnya, matanya melotot ngeri dan berteriak saat rekan-rekannya yang lain menghampiri sosok yang kini meringkuk kesakitan disana.
"TIDAK!"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐀𝐄𝐓𝐈𝐂𝐂-𝐒𝐇𝐎𝐎𝐓 | 𝐊𝐎𝐎𝐊𝐕
Short StoryCerita oneshoot-twoshoot-threeshoot KookV dengan berbagai genre. Per-chapter akan pendek, sedang, atau panjang, sepanjang jalan kenangan kita. | KookV |