Untuk Yang Mulia Putra Mahkota
Maaf untuk semuanya.
Maaf untuk membatalkan pertunangan kita.
Maaf tidak bisa mendampingi Yang Mulia menjadi Putri Mahkota.
Ini jalan yang aku pilih.
Aku lebih baik pergi daripada harus menghabiskan seumur hidupku dengan laki-laki yang tidak mencintaiku. Laki-laki yang hatinya beku dan tak tersentuh. Aku terlalu pengecut untuk menghabiskan waktu seumur hidup dan mencoba membuat Yang Mulia jatuh cinta padaku.
Maaf Yang Mulia, aku tidak akan sanggup hidup tanpa cinta.
Selamat tinggal.
Dari Emerald yang terlalu pengecut.
Xenon ingin meremas kertas itu sampai tak berbentuk. Tapi mengingat ini masih barang bukti, Xenon tidak mau di tuduh melenyapkan barang bukti kematian Emy.
"Cuma Yang Mulia yang bisa menyelamatkanku."
"Aku tidak mau mati, Yang Mulia."
Xenon masih ingat betul semua yang di ucapkan Emy tadi malam. Gadis itu bahkan rela menembus hujan dini hari demi menemuinya. Emy jelas-jelas mengatakan tidak mau mati. Tapi menurut tim investigasi kasus bunuh diri Emy, surat ini memang di tulis Emy sendiri. Selain tulisannya yang mirip 100%, jejak sidik jari Emy juga ada dalam surat ini.
Braakkk...!
Pintu kamar Xenon yang tidak boleh dibuka sembarangan orang terbuka secara paksa. Tentu Xenon berang, terlebih lagi saat melihat orang yang masuk dengan gaya sok jagonya.
Janio.
Berbeda dengan Janio yang selalu menghormatinya dan bahkan tidak berani bertatapan mata dengannya, Janio yang ini datang dengan napas memburu dan wajah yang merah padam. Lebih mencengangkan lagi saat dia langsung mendekati Xenon dan menarik kerah baju Xenon.
"Keparat..! berani-beraninya kamu menyentuh aku dengan tangan menjijikkan ini," Xenon berusaha melepas tangan Janio dari kerah lehernya, tapi Janio cukup kuat.
"Kembalikan Emy...!" bentak Janio tepat di depan wajah Xenon. Dan setelah meneriakkan itu, airmata Janio keluar. Xenon tersentak untuk beberapa detik.
"Kembalikan Emy...!" ucap Janio sekali lagi, kali ini dengan airmata yang lebih banyak lagi.
Xenon langsung menepis tangan Janio. Lalu mendorong tubuh adiknya itu dengan cukup keras.
"Kau berani menyentuhku dan membentakku!? Kau pikir kau ini siapa!? Dasar anak selir murahan, tidak tahu diri...!"
"Aku Putra Mahkota dan kamu anak selir....!" Bentak Xenon.
"Selir yang kakak katakan sekarang sudah menjadi Ratu," ucap Janio mengungkapkan fakta.
"Kakak? Sejak kapan aku punya adik? Ingat posisimu. Aku anak Ratu dan kamu anak selir yang mencuri posisi Ratu. Mulutmu tidak pantas memanggilku kakak."
"Cukup! Bukan saatnya kita berdebat soal posisi. Aku kesini untuk Emy, bukan kejelasan status."
Janio selama ini memang selalu menghormati Xenon sebagai Putra Mahkota. Xenon tidak pernah mau di panggil kakak. Semua orang harus memanggil dia Yang Mulia, hanya Raja yang boleh memanggil namanya. Itu peraturan yang Xenon buat sendiri. Dia ingin semua orang menghormatinya sebagai Putra Mahkota.
"Emy... Emy... di pergi dengan tidak adil," lirih Janio yang masih berlinang airmata.
"Dan kau menuduhku penyebab kematiannya, begitu!?" bentak Xenon sampai urat lehernya sedikit terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity Heart
FantasyLamia berada di ambang kematian. Tapi Tuhan berbaik hati untuk memberinya pendonor jantung misterius. Lolos dari maut, jantung yang diterimanya memberikan kehidupan baru bagi Lamia. Kehidupan yang membawanya dalam malapetaka. Lamia bertemu dengan l...