"Lurus aja kak, sebelum jembatan di sebelah kiri ada toko ATK"
"Terima kasih ya"
"sama-sama" jawab Karyn tersenyum, saat seseorang bertanya padanya.
Cuaca di siang hari ini mulai mendung, berjalan santai sembari bersenandung kecil Karyn melangkahkan kakinya ke minimarket.
"Selamat siang mbak Fira" sapanya setelah menginjakkan kaki ke dalam minimarket.
" Siang ryn. Gak kuliah hari ini?" Sambut Fira dengan senyuman sembari menyusun beberapa barang di rak.
Fira dan Karyn sudah akrab sejak tiga tahun terakhir. Ia pertama kali bertemu dengan Fira ketika ingin membeli sayur di pasar. Dan ternyata Fira tinggal di kost-an tidak jauh dari rumahnya.
"Enggak mbak, hari ini libur."
"Oh iya, tanggal merah ya. Kamu mau cari apa?"
"Biasa mbak, ice cream" sahut Karyn menuju tempat ice cream berada.
"Cuaca mendung gini masih aja beli es. Nanti pilek baru tau rasa"
" Semoga aja enggak. Sebenarnya mbak, mau hujan, mendung, atau panas sekalipun, ice cream itu berguna buat bangkitin mood yang udah jatuh bangun kayak rollercoaster" jawab Karyn sambil mencari ice cream melon yang ia sukai.
"Bukannya mau do'ain. Kamu tuh udah hampir tiap hari kesini cuman beli ice cream, kayaknya ini udah ketiga kalinya di minggu ini. Nanti, kalo sakit baru yang disalahin itu es-nya."
Karyn hanya tertawa pelan.
"iya-iya... ini terakhir deh di minggu ini"Fira mendengus pelan, mana percaya dia sama ucapan Karyn "Sama yang kemaren masih ryn?"
"Siapa mbak?
Mbak ini ice cream rasa melon kok gak ada, udah habis ya?""Kalo gak ada, beli yang lain aja ryn. kayaknya memang habis deh. Itu loh, yang pernah ngasih kamu bunga, bukannya pacar kamu?"
Karyn nampak berpikir, "Oh itu, bukan pacar mbak, teman doang".
Setelah membayar ice cream, Karyn mencari tempat duduk di depan minimarket, di ikuti Fira yang duduk di depannya.
"Bukan pacar kamu? Serius?" Desak Fira tak percaya.
"Bukan mbak. Cuman teman satu prodi aku di kampus."
"Oh kirain, terus yang deketin kamu sekarang siapa?"
"Ya gak ada" jawab Karyn seenaknya sambil memakan ice cream rasa vanilla yang mulai mencair.
"Sulit untuk di percaya, tau-taunya dalam diam ada yang baper sama kamu".
"Ya udah sih kalo mbak gak percaya. Mbak bisa mempercayai apa yang mbak percaya. Mbak tu kapan coba punya pasangan, umur udah 24 juga. Cari pasangan sana"
"Eh ni anak. Kamu dulu deh, teman kamu yang seumuran sama kamu aja udah ada yang nikah"
" Ya gak bisa disamain dong. Umur Karyn baru 21, nanti aja kalo udah ketemu jodohnya pasti langsung nikah" ucap Karyn dengan cengirannya.
"Nah makanya jangan nyuruh mbak, siapa tahu nanti kamu yang duluan nikah."
" Mbak ni bahasnya kejauhan, udah ah. Pulang dulu ya mbak. bye-bye"
Karyn bergegas pergi sebelum di lempar kulit kacang oleh Fira.
"Eh...eh... Karyn sampah kamu" teriak Fira melihat Karyn yang sudah di seberang jalan."
"Buat mbak aja" jawab Yana tertawa.
" Ck...dasar" Fira mendengus sambil melambaikan tangan ke arah Karyn yang semakin jauh.
☔☔
"Udah gerimis, jangan dulu lebat ya hujan, aku gak mau basah"
Ucapnya setengah berlari.Tanpa memelankan langkahnya, saat ingin berbelok, ia terhuyung ke depan karena tubuhnya menabrak orang lain.
"Eh, Mas kalo jalan pake mata dong" kata Karyn sedikit ngegas, tanpa perasaan ia melempar sendalnya ke arah orang yang menabraknya tadi.
Langkah kaki orang itu berhenti dan ia berbalik.
"Oh my God. Mati aku" ucap Karyn dalam hati, karena sendalnya terlempar tepat mengenai kepala lelaki itu.
Hanya satu kata yang ia pikirkan sekarang.
"Kabur!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You (On Going)
General FictionIbarat rasa yang tak mudah diungkapkan Akankah lebih baik terjatuh ke dalam kepura-puraan Tapi, apakah bisa dipertahankan? Untuk memperjuangkan kepastian saja, malah terjebak ke dalam labirin berilusi cinta. Dan berakhir dilema terhadap dua pilihan...