Karyn menatap wajahnya yang berekspresi masam. Rambutnya yang lurus, sekarang sudah awut-awutan karena di acak-acaknya sendiri. Siapa sangka, gadis yang rada pecicilan itu akan seperti itu hanya karena mantan. Mantan gebetan lebih tepatnya.
Sejak pertemuan kemarin yang berakhir dengan perginya Karyn tanpa menjawab omongan lelaki itu. Ia langsung pulang diikuti Kinan. Mereka langsung pulang ke rumah masing-masing. Nasib lelaki itu?
Entahlah. Karyn tidak ingin memusingkannya.
Jika kalian penasaran, lelaki itu alias mantan gebetan yang pernah dekat dengan Karyn selama beberapa tahun, tanpa ada hubungan yang jelas antara keduanya.
Tidak ada pembuktian bahkan kelanjutan pun tidak. Adanya ditinggalkan. Ia tiba-tiba menghilang setelah mengajak untuk berkomitmen. Resiko jatuh ya begini. Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, karena perempuan lain?
Mungkin. Itu alasan yang paling memungkinkan menurutnya.
"Poor Karyn" ucapnya.
Tok..tok...tok..
Ceklek. Suara pintu terbuka, membuat Karyn mengalihkan pandangannya.
"Astaga, MAMA ADA ORANG UTAN!" Teriak Aditya. Saudara laki-laki Karyn.
"Aww" Lemparan boneka panda langsung jatuh tepat di wajah Aditya
"Abang berisik!!!" Kesal Karyn.
Aditya merupakan kakak kandung Karyn, ia hanya terpaut 3 tahun lebih tua dari adiknya itu. Lelaki yang bekerja sebagai arsitek itu memang suka menjahili adiknya. Sehari tidak jahil, katanya serasa ada yang kurang dihidupnya.
"Ini si tembem kenapa hmm?" Tanya Aditya perhatian.
Karyn mengerlingkan matanya, mood gadis itu memang mudah dan cepat berubah, dia bukan tipe orang yang jika ada masalah akan menjadi beban pikiran, dia harus bisa menjadi orang yang selalu berpikiran positif agar tidak mengganggu kesehatan katanya.
Bukan karena mengacuhkan masalah, tapi lebih ke pertahanan diri dan tidak ingin membuat orang sekitarnya khawatir padanya.
"Abang sayang Karyn kan?" Gadis itu tersenyum lebar.
Aditya mendelik tak suka, kalo sudah seperti ini, pasti adik kesayangannya akan meminta sesuatu.
"Apa?" Cibir Aditya.
"Turun ke bawah dong, ambilin ice cream di dalam kulkas. Kemarin Karyn beli sebelum pulang ke rumah".
"Enggak, ambil sendiri sana" ucap Aditya meninggalkan kamar bernuansa biru itu dan menutupnya.
"Ish, gak ada perhatian-perhatiannya" gerutu Karyn.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar kembali terbuka, "Nih" Aditya menyodorkan ice cream ke Karyn.
Raut wajah Karyn berubah menjadi lebih cerah, "Aaaaa, sayang Abang" ucap Karyn menggoyangkan tubuh Aditya.
Gadis itu berdiri. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong saudaranya keluar dari kamar.
"Eh..eh..kok diusir.. bilang makasih dulu" cegah Aditya.
"Sama-sama Abang sayang" jawab Karyn asal.
Blam..pintu tertutup
Berbeda dengan ekspresi bahagia gadis itu, ekspresi lelaki di luar kamar itu hanya masam. Kesal dengan perilaku adiknya yang serba ajaib itu.
🍊
🍊
"Gimana tu hati?" Tanya Kinan sambil memasukkan bakso ke dalam mulutnya.
"Ya gitu-gitu aja" jawab Karyn seenaknya.
Kinan menghela napas pelan, ia sangat tahu betul tabiat sahabatnya, kalo dipaksa bercerita ia tidak akan bercerita. Tapi, tunggu saja. Biarkan nanti ia sendiri yang mengeluarkan isi hatinya.
Meja berisi dua orang gadis itu hening, hanya bunyi dentingan sendok yang bersisian dengan mangkok yang menyebabkan suara.
"Kinan" panggil Karyn tanpa menatap orang yang dipanggil.
"Apa?"
"Salah ya kalo sikap aku gini?"
Kinan menghela napas pelan, ia berhenti makan sejenak untuk berpikir.
"Ya gak juga sih ryn. Cuman ya, salahnya kamu kemarin pergi gitu aja tanpa menjawab pertanyaan Deo mantan gebetanmu itu"
"Ya salah dia juga, ngapain tiba-tiba datang ngajak begituan. Gak ada basa-basi juga. Kan jadi kaget" cerocos Karyn.
"Dih. Dasar!! Nanti dia basa-basi, kamu nuntut ke intinya aja, sekali udah langsung ke inti kamunya malah kabur" cibir Kinan.
"Kamu juga tu, ngapain asal kabur gitu aja. Eh by the way, dia ada hubungin kamu lagi?" Lanjut Kinan/
"Ada, tapi gak aku balas" acuh Karyn.
"Karynnnnnnnn.....Kasih jawaban nyet, bukannya digantung gitu. Kamu harus tegas dong. Kalo gak mau ya tolak. Kalo mau ya terima. Kesal aku sama kamu" geram Kinan. Tangannya bahkan sudah mengenggam kuat sendok dan garpu.
"Iya iya, nanti deh" jawab Karyn.
Kinan menggelengkan kepalanya pelan, ia heran dengan tingkah sahabatnya ini. Kalo ngasih saran ke percintaan orang lain, berasa dengar motivator ternama.
Tapi kalo kisah percintaannya sendiri, kayak jadi orang bego. Inilah namanya, tidak semua pemberi nasehat bisa menerapkan hal yang sama pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You (On Going)
General FictionIbarat rasa yang tak mudah diungkapkan Akankah lebih baik terjatuh ke dalam kepura-puraan Tapi, apakah bisa dipertahankan? Untuk memperjuangkan kepastian saja, malah terjebak ke dalam labirin berilusi cinta. Dan berakhir dilema terhadap dua pilihan...