Aktivitas di pagi hari memang menjadi kepuasan tersendiri bagi Karyn, apalagi di hari minggu. Karyn bisa bebas menikmati udara pagi dengan tenang.
Waktu menunjukkan pukul 5.30 namun suasana diluar sudah terang, gadis itu berniat untuk berkeliling di sekitar lingkungan tempat ia tinggal.
"Ma, Karyn keluar dulu. Mau jalan-jalan pagi bentar" ucap Karyn menenteng sepasang sepatu di tangannya.
"Nanti sekalian beli sayur di depan ya. Ini uangnya, terserah Karyn beli apa aja. Mama bebaskan" kata mamanya menyodorkan uang.
"Sip deh. Karyn jalan dulu".
🌿
🌿
Karyn menatap lingkungan sekitar. Memang masih sepi, belum banyak aktivitas di luar. Hanya ada beberapa orang yang melakukan hal yang sama dengannya, menikmati pagi dengan berjalan santai.
"Eh Karyn, sendirian aja" tanya seseorang di seberang jalan.
Jalan di lingkungan perumahan Karyn memang tidak terlalu lebar, jadi masih bisa mendengar ucapan orang lain di seberang jalan. Apalagi suasana pagi dengan tidak ada satupun kendaraan yang melintas, membuat pembicaraan lebih jelas.
"Eh kak Lia. Iya kak, sendiri aja dulu, nanti baru berdua" tawa Karyn.
Wanita yang lebih tua dari Karyn itu hanya tertawa pelan. Karyn berjalan mendekati Lia. Ia memperhatikan seorang balita yang berada di samping wanita itu.
"Halo, Arga ganteng, Salim kak Karyn dulu dong" tawar Karyn berjongkok di depan Arga.
Arga, lelaki kecil berumur tiga tahun itu tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya.
"Tante Karyn" ucapnya. Mendengar hal itu Lia tertawa pelan, sedangkan Karyn yang dipanggil Tante hanya cemberut.
"Kok dipanggil Tante, panggil kakak gitu"
"Dipanggil Tante aja ya nak, dipanggil kakak gak cocok" jawab Lia bercanda.
Karyn mendelik kesal ke arah Lia, "Ih...kak Lia, masa' muda gini dipanggil Tante"
"Gak masalah dong Karyn, udah cocok juga dipanggil Tante" tawa Lia.
Lelaki kecil itu hanya menatap kedua perempuan didepannya. Ia tidak terlalu paham dengan pembicaraan itu.
"Kakak Karyn" ucap Arga meraih tangan Karyn.
Karyn yang merasa dipanggil, menampilkan senyum cerah dengan mata yang berbinar. Kemudian ia menjulurkan lidahnya ke arah Lia mengungkapkan kemenangannya.
"Pintarnya kesayangan kakak, gemes tau" peluk Karyn tiba-tiba. Gadis itu meraih Arga dan menggendongnya.
"Cuman berdua kak sama Arga?" Tanya Karyn.
"Tadi bertiga sama ayah Arga, cuman tadi berhenti dulu bertemu kenalannya, ya udah dari pada kakak nungguin, mending jalan duluan. Nih anaknya bosen nunggu."
"Oh gitu, ya udah jalan yuk kak" ajak Karyn.
Mereka berjalan setelah Karyn menurunkan Arga yang berada di tengah-tengah keduanya.
"Gimana kuliah kamu ryn?" Tanya Lia memulai pembicaraan lagi.
"Ya gak gimana-gimana, ngalir aja. Do'akan cepat selesai ya kak" ucap Karyn.
"Iya, semoga cepat selesai." Lia tersenyum.
Pembicaraan diantara mereka mengalir begitu saja, sesekali tawa hadir di wajar mereka.
"Kak, mau beli sayur gak? Karyn mau kesitu." Tunjuk Karyn ke arah mang Joko yang sedang berjualan sayur.
"Kakak udah belanja kemarin. Kamu aja"
"Oh oke, Karyn duluan ya kak" Lia hanya mengangguk.
"sampai jumpa lagi sayang" ucap Karyn ke arah Arga.
"Iya Tante Karyn" jawab lelaki kecil itu tersenyum menampakkan giginya.
Lia tak kuasa menahan tawa akan tingkah anaknya. Karyn mendelik kesal kearah ibu dan anak itu.
Tak lama ia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mereka berdua. Lelaki kecil itu membalas lambaian Karyn dengan riang.
🌿
🌿
"Mang Joko" panggil Karyn.
"Eh neng Karyn, mau beli apa neng" tanya mang Joko ceria.
"Ada apa aja mang?"
"Semuanya ada neng, tapi kalo neng Karyn cari jodoh. Nah itu yang gak ada" mang Joko hanya cekikikan.
Karyn melotot kemudian tertawa pelan, "Ye, mang Joko, nanti kalo ada lelaki kesini. Itu jodoh Karyn" jawab Karyn asal.
"Mang beli kangkungnya" suara berat terdengar di belakang Karyn.
Deg..
gadis itu melotot tajam, saat mang Joko tertawa."Langsung di jawab Tuhan neng. Itu jodohnya" ucap mang Joko masih tertawa.
"Doa neng Karyn terkabul" lanjutnya masih tertawa pelan sembari mengambilkan kangkung yang di pesan pemuda di belakang Karyn.
Karyn merasa merinding, ia menoleh ke belakang untuk melihat wajah lelaki yang bersuara tadi.
Mata Karyn refleks terkejut, ia bengong sebentar. Kemudian senyum menghiasi wajahnya ke arah mang joko.
"Mang, kalo jodoh saya laki-laki ini mah, gak nolak deh." Jawab Karyn tertawa pelan.
Sedangkan lelaki itu?
Hanya terdiam menunggu uang kembalian dari mang Joko."Terima kasih mang" ucapnya berlalu meninggalkan gadis itu dan mang Joko
Ia melangkahkan kakinya tenang, namun senyum tipis menghiasi wajahnya walaupun hanya beberapa detik.
Kemudian senyum itu hilang setelah ia menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You (On Going)
General FictionIbarat rasa yang tak mudah diungkapkan Akankah lebih baik terjatuh ke dalam kepura-puraan Tapi, apakah bisa dipertahankan? Untuk memperjuangkan kepastian saja, malah terjebak ke dalam labirin berilusi cinta. Dan berakhir dilema terhadap dua pilihan...