Ketiga

296 13 0
                                    

Lagi-lagi aku tinggal terima beres. Tanteku sudah menjemput di bandara. Semua barang, supir yang angkat. Aku tinggal meletakkan pantatku pada jok mobil yang lumayan empuk. Mobil kami melaju dengan kecepatan 80 km/jam.

Aku sudah tak asing lagi dengan jalan yang sedang dilalui ini. Abi yang dari tadi tidur, terbangun. Karena dibangunkan mama untuk melihat permainan lampu yang disajikan oleh sebuah restoran ternama di Bali. Kalau saja aku tidak jetlag, pasti sekarang kaca mobilku sudah terbuka dan aku akan melambaikan tanganku serta berteriak"Bali i'm coming". Tapi aku terlalu lelah untuk melakukan itu.

Kami pun sampai di rumah. Nenek langsung menyambut kami. Dan aku langsung merombak wajahku agar terlihat lelah, sehingga bisa langsung tidur.

"Halo, cape ya? Uh kasian tuh. Rina, Rio sama Abi langsung ke kamar aja deh, kasian tuh udah cape"

Berhasil! Kalimat yang sangat kuidam-idamkan, seruku dalam hati.

"Good night, semua"seruku.

Aku pun langsung melemparkan tubuhku ke kasur. Sebelum tidur pikiranku kembali teringat pernyataan mama kalau kami akan tinggal setahun di Bali. Aku pun mencari alasan untuk menggagalkan itu.

"Mama, tunggu dulu. Kata mama kan kita di sini setahun. Kerjaan mama gimana?"

"Udah, itu urusan mama, tidur aja"

"Eh mama...jawab dulu biar jelas"

"Buat apa, Rio?"

"Supaya... aku tenang"

Jawabanyang buruk, batinku.

"Ini efek jetlag atau kamu yang aneh? Gini, mama jelasin, kantor mama memiliki semacam dispensasi untuk karyawan yang sedang tinggal di luar kota." Mama menelan ludah sesaat. "Diberi 2 pilihan, satu, karyawan tetap bekerja dengan tugas dikirim melalui email, yang kedua, karyawan akan bekerja di dekat ia berada bila ada cabang perusahaan di wilayahnya, begitu"

"Terus mama pilih yang mana?"

"Menurutmu mama harus pilih yang mana?"

"Menurutku, kayaknya mama pilih yang pertama aja deh. Tapi di sini ada cabangnya gak ? "

"Ada dan kayaknya mama setuju sama pilihanmu. Oke sekarang kamu tidur"

"Ya, good night, mom"

"Good night"

Sebuah tradisi di keluargaku. Setiap malam sebelum tidur, kami mengucapkan salam. Tadi Abi sudah tertidur, jadi tidak mengucapkan salam.

--

a/n : semoga kalian suka ya. Makasih

:-:
Sebut saja mereka Rio dan Abi

SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang