Chapter 3

83 6 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan. Terlihat langi-langit berwarna putih dan penerangan yang tidak terlalu terang.

"Syukurlah kamu sudah bangun, Nabil". Aku mendengar suara Lucas. Aku mencoba bangun, tapi seseorang menahan ku.

"Jagan terlalu banyak bergerak, Tuan muda. Itu akan memperburuk kondisi luka anda". Suara yang cukup familiar.

"Ten?". Aku menatap laki-laki yang seumuran dengan Kai. Rambutnya yang hitam disisir rapi, memakai kemeja putih menambah kesan yang cocok sebagai bartender.

"Ya Tuan muda?".

"Tidak, terima kasih ya".

"Itu sudah menjadi kewajiban saya, Tuan muda".

"Lucas, kita sedang diluar rumah, jangan panggil namaku". Aku melihat ke arah Lucas yang duduk di sofa di sebrang tempat aku terbaring.

"Maaf Tuan muda. Jadi, kenapa kondisi mu bisa seburuk ini? Siapa yang menyerang mu?". Lucas menatap mataku dengan serius.

"Ingat dengan '9card' ?". Kataku

"9card? Maksud mu organisasi tentara bayaran itu?". Ten bertanya sambil duduk disebelah Lucas.

"Ya". Jawab ku singkat.

"Apa kamu...bertemu dengan papa?". Lucas kini bertanya sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak, kurasa dia sudah pensiun".

"Begitu....ku rasa aku harus bersyukur tentang itu".

"Eh? Papa? Apa maksudnya, Lucas?". Ten menatap aku dan Lucas bergantian dengan wajah yang bingung.

"Dulu, aku hanya seorang anak terlantar. Suatu hari, seorang pria mengadopsi ku, yang saat itu aku berumur 5 tahun. Dia mengajarkan ku berbagai macam hal layaknya seorang ayah". Jelas Lucas.

"Aku yang sudah menganggapnya sebagai ayah, aku mulai khawatir dengan kondisinya yang perlahan memburuk. Bertahun-tahun kemudian, pria itu perlahan menjadi kasar kepadaku. Dia mulai mabuk-mabukan, tak jarang juga dia memukuli ku sebagai bahan pelampiasan. Dia bilang bahwa dia menyesal sudah mengadopsi ku, karena aku tidak bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai pemimpin tentara bayaran. Saat itu kondisi tubuhku yang sudah lama tidak terawat, dan mudah sakit, dia juga tidak menyekolahkan ku". Terdengar suara Lucas yang sedikit bergetar, dia juga meremas tangannya dengan kuat. Kurasa dia sudah tidak bisa melanjutkan ceritanya.

"Lalu Lucas yang saat itu berumur 9 tahun kabur dari rumahnya itu, dan kembali terlantar selama 4 hari, hidup dengan kelaparan, tidur dengan kedinginan, dan saat siang Lucas harus bersembunyi dari para bawahan ayahnya agar tidak ditangkap. Lalu Kai menemukan Lucas yang pingsan di depan bar". Lanjut ku.

"Lalu Kai menanyakan kepada Lucas apa yang terjadi sampai dia pingsan di depan bar, Lucas menjelaskan semuanya. Akhirnya Kai memutuskan untuk merawatnya, saat Lucas berumur 16 tahun, dia memaksa ingin ikut kerja seperti Kai, yaitu sebagai mafia. Sejak saat itu, Kai melihat bakat yang dimiliki Lucas". Lanjut ku lagi.

"Jadi...begitu ya. Maaf ya Lucas, aku jadi mengingatkan mu pada sesuatu yang menyedihkan". Ten mengelus punggung Lucas yang bergetar menahan tangisan.

"Tak apa kak Ten, itu hanya cerita lalu".

"Kembali pada topik sebelum nya, yang menyerang adalah anggota 9card. Aku tidak tau yang mereka incar adalah aku sebagai pewaris mafia, atau aku sebagai siswa dari sekolah Shinzo. Tapi yang pasti, kita harus berhati-hati". Aku bangun dan duduk  di sofa.

"Kita harus memastikan, siapa klien mereka". Usul Ten.

"Itu akan mudah jika yang mereka incar ada aku sebagai pewaris mafia, tapi bagaimana jika yang mereka incar adalah aku sebagai siswa dari sekolah Shinzo?".

Pertumpahan darahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang