"Jadi, apa tujuanmu sebenarnya, Lazee?" Kakek tua bertanya seraya menyeruput teh.
"Akhir-akhir ini, aku selalu mendapat kejutan," ucapku lirih.
"Kejutan seperti apa? Kenapa nada bicaramu seperti itu?"
"Hufft, semua menjadi sulit." Aku mengusap kasar wajahku.
"Jangan terlalu berfokus pada masalahmu. Cobalah fokus kepada apa yang bisa menjadi kunci masalahmu."
"Bagaimana?"
"Seringkali manusia hanya berfokus dengan masalah mereka, tapi mereka lupa untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya."
"Aku sudah mencoba mencari penyelesaian masalahku, tapi nihil."
"Sudah coba dengan cara lain?"
"Aku ... belum."
"Itu dia. Terkadang kita hanya fokus dengan satu cara, tapi lupa untuk mencoba cara lain. Meskipun sudah mencoba cara lain tapi masih belum berhasil, kita bisa membuat jalan sendiri."
"Jalan sendiri?"
"Kita bisa menyelesaikan masalah kita dengan pemikiran kita sendiri, bukan berdasarkan perkataan orang lain atau pengalaman orang lain."
"Berdasarkan pengalaman orang lain? Aku tidak yakin jika ada orang lain yang memiliki masalah sepertiku."
"Benar, tapi manusia lain yang mendengar kisah kita, pasti akan menyamakan masalahnya dengan masalah kita. Dan ketika kita mendengar itu, kita perlahan meyakinkan diri kita untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cara orang lain."
Aku hanya tersenyum, lalu menyeruput teh.
"Kakek tua, kau ini menyebalkan." Aku bangun dan berjalan keluar ruangan."Mau kemana?"
"Aku pamit ya. Aku tidak bisa lama-lama disini."
"Baiklah, datanglah kembali."
"Oh, aku hampir lupa." Aku berhenti didepan pintu.
"Permainan tadi, bukan sembarang permainan. Aku ingin tau, apakah kamu terlibat masalah dengan organisasi atau tidak. Untuk minumannya, aku sudah siapkan sebotol wine, aku akan menyuruh asisten mu untuk membawakannya." Aku langsung membuka pintu dan keluar.
Aku menelusuri lorong yang tidak terlalu panjang, semakin banyak pertanyaan dikepalaku. Suara-suara berisik yang memenuhi pikiran, apa-apaan semua ini? Aku harus menemukan jawaban dari semua pertanyaan dikepalaku. Aku sampai di ujung lorong, dan melihat pria yang mengantarku tadi, kini sudah berdiri tegak di depanku.
"Bagaimana kunjungan anda?"
"Hahaha, kakek tua itu menambah beban pikiranku." Aku keluar lorong dan memakai topeng rubah.
"Hahaha, begitulah Tuan Geogh, menasihati dengan cara yang berbeda. Dan berakhir membuat lawan bicaranya menambah beban pikiran." Pria itu membukakan pintu.
"Sedikit menyebalkan, tapi semua yang dia katakan benar."
"Mungkin nanti aku akan sepertinya," lanjut pria itu.
"Kau mau seperti kakek tua itu? Saranku, sebaiknya jangan seperti dia. Sudah tua belum menikah," ucapku sedikit berbisik.
"Kenapa anda berbisik? Apa anda takut?" Pria itu menggodaku.
"Sedikit," balasku. Kami tertawa pelan.
"Oh, aku ingin menitipkan sesuatu, jadi bisa antar aku sampai parkiran?"
"Tentu," ucapnya ramah.
Sesampai di parkiran, aku mengambil sebotol wine di motorku dan memberikan pada pria itu.
"Wine? Untuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertumpahan darah
Action"Penghianat kalian semua!!". Teriak ku kepada 'mantan bawahan' ku. "Kami tak bermaksud seperti itu, Tuan muda". Cegah seorang laki-laki berambut pirang. "Tak ada lagi kepercayaan untuk kalian. ENYAH LAH SEKARANG!! Selagi aku masih ada kesabaran". Ce...