chapter 1 (keputusasaan)

43 15 1
                                    

Didunia yang sudah tampak begitu berantakan ini,tidak ada lagi yang namanya hukum dan peraturan hal itu sudah hilang sejak beberapa tahun silam yang lalu.membunuh,mencuri,merampok,bahkan melakukan kejahatan-kejahatan lainnya sudah dianggap menjadi hal sepele dan biasa.Yang kuat akan selalu memiliki kekuasaan dan yang lemah akan tunduk pada yang berkuasa.

Dan inilah dunia yang kutempati saat ini.saat kulangkahkan kedua kakiku menuju pintu kamar yang disekitarnya sudah tampak begitu berantakan banyak barang-barang berserakan pecah serta pegangan pintu yang sudah tampak mulai berkarat.sangat hampa itulah yang kurasakan ketika seluruh tubuhku telah terlentang di atas kasur kumuh dipenuhi banyak debu dan kotoran.

Kutatap sejenak langit-langit rumah yang disekitarnya sudah terlihat begitu rusak dan banyak sarang laba-laba disekitarnya.marah,sedih, menangis,apa lagi kebahagiaan sudah tidak pernah kurasakan lagi semenjak keluargaku dibantai habis oleh mereka.aku sudah tidak ingat lagi kapan kali terakhir aku membersihkan diri, mengganti pakaian, minum dan makan.aku sudah begitu putus asa dan sangat kelelahan bahkan untuk membuka kedua mata saja rasanya begitu sulit untukku.

Terdapat kursi kayu berwarna coklat didekat jendela rusak yang hanya ditutupi helaian kain sobek serta berlembar-lembaran koran lama.kuhampiri dan mengambil satu tali tambang yang tergeletak dilantai kotor di samping jendela tersebut.
Bunuh diri.itulah yang kupikirkan saat itu dari pada menjalani hidup yang begitu hampa.

Setelah selesai mengaitkan dan mengikatnya diantara beberapa kayu Ulin diatap yang telah bolong-bolong,segera kunaiki kursi kayu berwarna coklat sebagai pijakan,disaat aku memasukkan kepalaku kedalam tali yang telah berhasil dijadikan simpul kupejamkam kedua mata.dan untuk terakhir kalinya aku merasakan sakit yang begitu luar biasa menarik dari leher aku pun meronta-ronta kesakitan merasakan sesak sembari kedua tanganku memegang tali yang melilit erat dileherku.dan tentu saja penyesalan selalu datang diakhir.

"ᎪᏦႮ ᎷᎬΝᎽᎬՏᎪᏞ"

itulah kata-kata terakhir yang kupikirkan.

"Aku. . .dimana aku?. . .apa ini alam baka?"

disaat kesadaranku kini sudah terasa begitu jelas, kutegakkan kembali tubuhku dan duduk diatas kasur kumuh yang masih tampak begitu sama persis seperti sebelumnya.a-apa yang kulakukan tadi hanya mimpi?tapi bagaimana mungkin?aku bertanya-tanya didalam hati,dan

berulang-ulang kembali melakukan hal berbahaya yang sama seperti sebelumnya.tidak lama beberapa saat kemudian terdengar suara seseorang.

"Bukankah dunia seperti ini yang kau impikan?"

terdengar suara seseorang yang terdengar jelas ditelingaku,seketika badanku reflek segera turun dari atas kursi dan mencari-cari sumber dari suara tersebut.

"Didunia nyata mau pun alam mimpi kau sama saja,sangat menyedihkan".

"Apa kau bercanda? tidak ada yang namanya dunia tanpa hukum dan peraturan,dan kenapa kau terus menyiksa dirimu sendiri?. . .sedari awal kau hanya sendiri di dunia ini. . .mengapa kau beranggapan bahwa orang lain yang merusak hidup mu?. . ."

teruntuk sesaat aku hanya terdiam berdiri.

"Apa aku sudah menjadi gila?. . .kenapa aku terus mendengar suara seseorang. . ."

kulangkahkan kembali kakiku menuju keatas pijakan kursi.

"Masih belum kapok ternyata. . . Walaupun bukan dunia nyata berhentilah bersikap seperti seorang pengecut. . ."

Penjelajah MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang