Pagi pun tiba seperti hari-hari biasa lainnya kondisi Eva masih sama seperti sebelumnya gadis itu menjadi sering termangu dan melamun seolah-olah ada sesuatu yang tengah dipikirkannya.
Terdapat susu putih hangat yang berada dihadapannya saat ini Eva hanya melihat dengan lekat susu hangat tersebut dimeja makan untuk beberapa saat kemudian sebelum meminumnya bahkan kak Ira yang berada disampingnya terus mengawasi adik perempuannya sedari tadi.
"Ga diminum? . . . Ntar dingin ga enak loh"tanya kak Ira sambil mengunyah sisa makanan yang berada di mulutnya.
Seluruh keluarga tengah sarapan pagi saat itu sebelum memulai aktivitasnya masing-masing, terkecuali Eva yang sedari tadi sama sekali tidak menyentuh makanan yang tersedia di meja makan.
Wanita paruh baya berserta pria berusia lima puluh tahunan itu saling menatap satu sama lain,beberapa saat kemudian ayah berdiri dan merapikan dasinya sebelum beranjak dari meja makan.
"a ehem . . . Eva sayang . . . mulai besok cobalah untuk pergi bersekolah ayah akan meminta syahwal menjemputmu besok pagi"
Tidak lama setelah mengatakan hal tersebut kepada putrinya pria paruh baya itu beranjak dari meja makan lalu mencium kening istri beserta anak-anaknya,terkecuali dengan Revan adik laki laki Eva yang sangat anti dengan sentuhan fisik entah punya trauma apa sampai dia jadi seperti itu.
Setelah sarapan pagi selesai kak Ira bersama Revan meninggalkan rumah dan pergi menaiki mobil berwarna hitam lekat menuju kantor dan sekolah.yang tersisa dirumah besar itu hanya Eva dan ibunya saja.
Hening.
Tidak seperti biasanya Eva hanya diam duduk dengan tenang sambil menikmati susu hangat yang masih belum habis ternyata sudah dingin,lebih tepatnya gadis itu tidak merasakan apa pun yang berada didalam susu hangat tersebut."Aku tidak bisa merasakannya ataupun menikmatinya"batin Eva
Dirinya mencoba menyicipi beberapa makanan yang sedari tadi berada diatas meja makan dan hasilnya pun sama.tidak ada rasa sama sekali asin,manis atapaun pahit.
"Bu . . . Sebenarnya aku ini apa? Apa aku mempunyai suatu penyakit langka?"Eva menatap mata ibunya yang sedari tadi melihatnya.
Pertanyaan tersebut tentu membuat sang ibu merasa tidak berdaya dihadapan anaknya wajah cemas terukir diwajah wanita paruh baya itu.
Beliau berdiri beranjak dari kursi meja makan lalu mendekatkan diri pada Eva dan menyelipkan beberapa helaian rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Apa kau tau saat umurmu sekitar 10 tahun? Saat itu ibu terkejut bahwa putri ibu mampu melakukan hal yang luar biasa"kedua tangan wanita itu mengelus salah satu tangan Eva
"Apa yang aku lakukan?"tanya Eva
"Saat itu kau menyelamatkan ibu dari sekumpulan orang aneh yang memakai jubah hitam . . .
Kau mengatakan sesuatu yang masih ibu ingat sampai saat ini"ibu tersenyum hangat sembari mengelus wajah anaknya.~TENANGLAH TIDAK AKAN KUBIARKAN MEREKA MENGHANCURKAN SEMUANYA . . . BAGAIMANA PUN JUGA KALIAN MERUPAKAN KELUARGA YANG KUINGINKAN SELAMA INI~
"Itulah yang kau katakan pada ibu saat mengeluskan kedua tangan ibu yang terluka lalu sembuh dengan sendirinya . . . Padahal saat itu umurmu masih sepuluh tahun tapi terasa dewasa sekali"wanita itu hanya tersenyum hangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjelajah Mimpi
Adventure"mari membuat mimpi indah bersamaku,lupakan semua masalahmu dan bersenang-senanglah dalam imajinasi yang telah kita buat!!" Hanya cerita biasa tentang seorang gadis yang bernama eva dengan tujuannya yaitu menghancurkan dunia alam bawah sadar. Akank...