Tidak tau hari apa sekarang aku terus memikirkan bagaimana dan apa yang akan terjadi jika aku terbangun dari tempat ini,apakah ada seseorang yang tengah menungguku saat ini?yahh kuharap akan seperti itu,dan kenapa perasaan yang viola rasakan ditempat ini belum menghilang juga, kebahagiaan dan kesedihan semuanya bercampur aduk,merasakan salah satu sentuhan telapak tangan hangat Alrez dipipi membuat lamunanku buyar seketika.
Aku hanya melemparkan sedikit senyuman hangat pada pria itu,setelah berusaha ingin bangkit dari pangkuannya.
"Tetaplah beristirahat,tempat ini akan aman selama kau bersamaku"risau Alrez yang mendapati diriku ingin bangkit berdiri
"Aku . . . "
"Apa kau sudah merasa baikan?kalau begitu apa sebaiknya kita harus pergi?"potong Ian bangkit dari duduknya dan menghampiri diriku
"Yang benar saja!! Kenapa menanyakan pertanyaan seperti itu,apa kau tidak punya perasaan?!! Tentu saja dia masih harus istirahat!"
"Bukannya aku tidak peduli padanya,hanya saja ini masalah waktu bodohh!!"
Lagi dan lagi mereka selalu saja berdebat dengan hal yang tidak penting jika saja aku bisa mengirim mereka ketempat lain dengan menjentikkan jari satu kali,mungkin hal itu bisa membuat diriku tenang untuk sementara waktu.sebelum hendak ingin berdiri kurapikan sedikit pakaian formal yang kugunakan akibat terkena serpihan debu pasir.
Meregangkan seluruh badan pun juga kulakukan hingga sedikit terdengar suara retakan halus saat itu juga.kuperhatikan sejenak dengan melirik-lirik disekitar sebelum pergi meninggalkan tempat ini ada perasaan iba disertai hampa setelah pergelangan tanganku diraih oleh Alrez."Ayo kita pergi"
Mendengar ucapan dari Alrez,membuatku hanya menundukkan kepala tidak ingin dirinya melihat mimik wajahku yang terlihat murung dan kelelahan,jujur saja aku merasa lelah dan masih ingin beristirahat lebih lama lagi tapi sebelum tempat ini menghilang kami bertiga harus pergi dari sini
"Kemana perginya tempat ini setelah kita pergi? Tidak bisakah kita emm....semacam membawanya bersama kita?"
Pertanyaan semacam ini sepertinya terdengar aneh ditelinga mereka berdua,tapi jika tempat ini sudah tidak diperlukan lagi bukankah kita bisa membawanya pergi bersama?....dan yang menjadi pertanyaannya apakah itu hal yang mungkin?
"Tidak bisa eva~....haaahh.... bagaimana cara agar aku bisa menjelaskannya padamu"teruntuk sesaat Ian memegang kening dan mulai berpikir keras
"Emmm begini.... Dunia yang diciptakan sipemimpi berawal dari pikiran,jiwa,dan perasaannya,wajar saja jika tempat ini akan menghilang.... tidak ada yang tau kemana perginya dunia-dunia yang diciptakan sipemimpi... bila orang tersebut sudah tidak membutuhkannya lagi,maka saat itu juga objeknya akan menghilang dengan sendiri"mimik wajah lelaki itu terlihat serius dan tidak percaya dengan apa yang baru saja telah diucapkannya.
Mendengar pernyataan dari ian,membuatku hanya diam membeku tanpa mengeluarkan satu katapun,dan sepertinya aku mampu untuk menyimpulkan apa saja perkataan yang telah dikatakan oleh orang itu setelahnya.
"Menyedihkan"
hanya kalimat itulah yang keluar dari mulutku sembari mendongak keatas menatap langit malam tanpa ekspresi.
"Pakai ini...jangan sampai kedinginan"
Ucap pria itu yang telah memakaikanku jubah berwarna hitam sama seperti miliknya ,tidak tau dari mana asalnya jubah tersebut,mungkin saja sejak tadi ia telah memunculkan menggunakan jentikan jari ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjelajah Mimpi
Aventura"mari membuat mimpi indah bersamaku,lupakan semua masalahmu dan bersenang-senanglah dalam imajinasi yang telah kita buat!!" Hanya cerita biasa tentang seorang gadis yang bernama eva dengan tujuannya yaitu menghancurkan dunia alam bawah sadar. Akank...