[ R E S T U 🔞 ]

539 58 14
                                    

A/N:
Nggak bosen ngingetin ya geng, ada emoji 🔞, kebijakan pembaca disarankan 😘

———

Pagi itu, seorang lelaki paruh baya turun di terminal kota di mana keluarganya tinggal. Beliau bahagia banget bisa dapet waktu untuk pulang walaupun cuma bisa nginep semalem, kangen banget sama istri dan anak-anaknya. Dari terminal itu agak jauh dari rumahnya, tapi beliau udah hapal caranya pulang dari sana seperti dirinya hapal sama punggung tangannya sendiri.

Sejam kemudian, pria itu akhirnya sampai di rumahnya yang walaupun nggak terlalu mewah, tapi adalah istananya yang beliau bangun bersama dari awal dengan istri tercintanya.

Lelaki paruh baya itu adalah ayahnya War. Lelaki dengan mata teduh dan raut wajah yang lembut. Dari garis wajahnya aja udah keliatan kalau beliau salah satu orang yang tampan dan cerdas di masa mudanya, dua kualitas yang bikin bundanya War jatuh hati sama beliau dari dulu hingga sekarang.

Ayahnya War tau istrinya belum sampe di rumah, soalnya beliau dapet pesan dari istrinya kalau shiftnya agak ngaret sedikit. Anak tertuanya udah jelas nggak di rumah karena ikut suaminya, anak termudanya yang masih tingkat 2 masih ada kerja kelompok, jadi yang ada di rumah cuma War, anak tengah dan laki-laki satunya.

Tanpa ragu, ayahnya War masuk ke rumahnya.

"Aa?" Beliau panggil, tapi nggak ada sahutan, "Mungkin masih tidur ya?"

Dengan langkah pasti Ayah langsung naikin anak tangga dan nemuin pintu kamar anaknya.

"Aa?" Ayah coba panggil lagi, tapi nggak disahutin.

Setelah tiga kali, akhirnya ayahnya War mutusin untuk buka aja pintunya untuk bangunin anak cowoknya itu.

Ternyata, eh, ternyata, bukannya lagi tidur, anaknya itu lagi sibuk ciuman panas sama seorang cowok yang belum pernah Ayah liat sebelumnya.

"Aa!" Panggil ayahnya kenceng.

Baru deh War kaget dan loncat dari posisinya dia yang duduk di perut Yin, "Ayah?!"

Bunda pulang dengan bahagia, akhirnya bisa ketemu suami tercintanya lagi setelah berapa lama nggak. Eh tapi, yang nyambut Bunda waktu masuk rumah adalah suaminya dengan muka galaknya duduk di hadapan War sama Yin yang sama-sama nunduk keliatan bersalah.

"Ada apa ini?" Bunda nanya dengan santai dan duduk di sebelah Ayah.

"Si Aa tuh!" Kata Ayah, "Dipanggilin kirain masih tidur, taunya sibuk ciuman sama pacarnya di kamar!"

Ketawalah Bunda sampe keluar air mata, "Astaga, kirain apaan."

"Bunda!" Ayahnya War sedikit gemes soalnya istrinya cuma ketawa.

"Udah, udah, namanya juga anak muda," Bunda nepuk bahu suaminya, "yang penting mereka praktiknya safe, kok, iya kan, A?"

Yang ditanya mukanya meledak merah, "Bunda, ihh!"

Dan Ayahnya War nutup matanya, nggak rela buat ngebayangin anaknya udah tidur bareng sama pacarnya.

"Yuk A, bantuin bunda nyiapin bahan buat makan siang nanti," Bunda berdiri sambil goyang-goyangin kantong plastik yang ada di tangannya, "Bunda mau masak makanan kesukaan Aa sama Ayah rencananya."

"Tapi, Bun..." protes War sambil ngelirik Ayah sama Yin.

"Ayah kamu pasti butuh waktu buat ngobrol man to man sama Yin," kata Bundanya sabar, "yok."

"Kak, nggak apa-apa," bujuk Yin sambil senyum, "Kakak bantuin Bunda aja, ya?"

War ngehela nafas dan ikut bundanya ke dapur, ninggalin Yin sama ayahnya War.

Kak War! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang