...
ALINEA yakin ini adalah pagi terburuknya.
Sumpah entah ini kutukan antagonis atau bukan ia benar-benar ingin berbalik memasuki mobilnya sekarang dan pulang.
Tau kenapa?
Dion, mahluk terakhir yang ingin ia lihat dalam hidupnya bahkan jika dunia hancur dan menyisakannya hanya dengan mahluk satu ini tampak berdiri di depan lobi sekolan dengan menggunakan rompi OSIS-nya.
Mata hitam tajamnya itu entah kenapa juga menatapnya seolah ia adalah mangsa yang siap di hajar.Alinea meneguk ludah mengingat kejadian dua hari lalu dimana ia mengusir Dion secara tidak langsung dan malah meninggalkannya tidur.
Tidak, bukannya tidur beneran tapi meninggalkannya pura-pura tidur.
Jujur sampai dua hari lalu, ia menganggap kalau actingnya itu master piece.
Ia tidak menyesalinya, tapi sekarang entah kenapa ia jadi gugup karena Dion terus menatapnya seolah mengatakan kalau iblis itu akan balas dendam.
Berusaha tenang, Alinea mengangkat dagunya dan mulai melangkahkan kakinya. Ia pun berusaha mengalihkan fokusnya terhadap hal lain seperti menarik-narik pita bewarna putih yang terikat di rambut belakangnya seolah sedang membenarkannya.
Namun na'asnya bukannya tambah benar, pita yang terikat di rambut panjangnya itu sekarang benar benar lepas dan terjatuh ke lantai.
Alinea terkejut dan hendak berbalik. Namun seseorang terlebih dahulu sudah mengambil pitanya.
"Sini biar aku pasangin, " ujar suara tersebut lembut membuat Alinea keselek air ludahnya sendiri.
Tidak bukannya apa apa, namun jujur ia tidak mengharapkan ini. Hal dimana Anera akan berbicara lembut padanya bukannya memakinya dengan kasar dan menginanya karena telah memenangkan hati Rion.
Jujur saat membaca novelnya, Alinea selalu bertanya tanya pada dirinya sendiri tentang karakter Anera dan kini ia bertanya-tanya lagi.
'Kok ada sih orang kaya gini? '
Wajahnya yang cantik tampak tersenyum manis kepadanya. Seolah Alinea adalah sahabat atau keluarga lama yang baru saja bertemu setelah betahun-tahun terpisah. Padahal Alinea itu yah... You know lah. Sifat dakjalnya tidak bisa di bandingkan dengan siapapun. Gadis itu sangat fanatik kepada Rion dan menghalalkan segala cara termasuk menghancurkan Anera.
Alinea tak tau jalan pikiran Anera.
Apakah memang seperti ini karena sudah di setting oleh sang author atau memang pada dasarnya ada sesuatu yang lain.
Namun entah kenapa di kepalanya sudah jelas terpatri sebuah hal
Gadis ini tidak normal
"Gak makasih, " ujar Alinea dengan senyuman manis kemudian sedetik kemudian menjadi datar.
Tanpa mengatakan apapun, Alinea pun tampak berbalik san berjalan cepat pergi meninggalkan Anera. Meninggalkan pita putih kesayangannya di tangan gadis itu.
Jujur Anera atau apapun itu, ia tidak berniat berurusan lagi dengan hal-hal merepotkan yang menyangkut dengan cerita. Jika Rion dan Dion adalah red flag baginya karena akan menghancurkannya di ending, maka penyebab keduanya menghancurkannya jika di telusuri lebih jauh adalah Anera.
Ia tidak akan menjilat kaki Anera seperti yang seharusnya karena ia tau kalau itu tidak cocok untuknya. Alinea hanya berharap Anera mulai bergerak menjauhinya dan menganggap kalau ia adalah intensitas yang tidak pernah ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reversed
RandomBertransmigrasi di tubuh orang yang di takdirkan gagal adalah suatu kesialan yang Dinda dapatkan Ditambah lagi di novel ini banyak karakter yang kelewat tidak waras