10. Luisa Merasa Aneh

1.5K 20 3
                                    

Luisa merasa aneh dengan dirinya. Rasanya ia seperti baru saja tidur yang sangat lama. Perasannya sama persis dengan waktu itu ia tertidur dari malam sampai malam lagi bersama suaminya.

Wanita itu membuka mata perlahan dan mendapati dirinya hanya memakai selimut saja. Tubuh di balik selimut itu tidak memakai apapun. Matanya mendelik kaget karena merasakan keanehan pada dirinya. Bagaimana bisa ia tanpa busana di atas ranjang utama? Di mana suaminya? Kenapa hanya ia sendiri saja di kamar sebesar ini? Batin Luisa berkecamuk.

"Sayang, Edmun!" Teriak Luisa ketakutan. Ia ingin bergerak, tetapi tenaganya masih lemas dan bagian kewanitaannya juga terasa kebas.

"Mas! Halo!" Teriak Luisa lagi semakin ketakutan. Kepalanya mencoba mengingat kejadian apa yang ia lalui sebelum ia ada di ranjang. Terakhir suaminya pergi sebentar untuk membeli obat, lalu dirinya ditinggal bersama pemilik apartemen bernama Levi.

Cklek

Luisa menoleh kaget saat pintu terbuka. Namun, saat itu juga napasnya yang sempat tertahan, bisa ia embuskan dengan panjang. Suaminya muncul dari sana, hanya memakai celana boxer saja dan tanpa baju kaus. Di tangan suaminya membawa nampan yang aroma kopinya begitu sedap.

"Halo, Sayang, sudah bangun," sapa Edmun berlakon dengan sangat manis. Pria itu menghampiri istrinya, lalu mendaratkan satu kecupan di bibir Luisa yang masih bingung.

"Kapan kita, maksudku bagaimana bisa aku dan kamu sampai bercumbu di kamar utama, Mas? Apa nanti kata teman kamu itu? Ya ampun, kenapa tidak sampai di rumah saja kita melakukannya dan aku beneran tidak ingat, bagaimana bisa kita.... " Edmun menaruh jari telunjuknya di bibir Luisa.

"Kamu terlalu menggoda malam ini, Sayang. Aku sudah minta ijin Pak Levi untuk memakainya sebentar. Hanya saja beliau mengatakan bahwa aku harus mengganti biaya laundry seprei." Edmun tertawa. Lalu ia memberikan satu cangkir kopi ke tangan Luisa. Wanita itu bangun duduk, sembari mengaitkan selimut tebal di di kedua ketiaknya.

Luisa menyesap kopi yang begitu nikmat begitu menyentuh lidahnya.

"Apa Mas gak beli makanan? Ini sudah jam berapa? Aku lapar," rengek Luisa sembari memegang perutnya.

"Kita makan di jalan saja ya. Ayo, kamu bersih-bersih sekalian mandi. Setelah itu kita pulang!"

"Mas, t-tapi aku belum mengecek semua ruangan di apartemen ini. Baru dimulai dari kamar utama saja," kata Luisa mencoba berpikir keras, apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya?

"Sudah, Sayang, kamu sudah keliling. Pasti kamu lupa. Ayo, sekarang mandi ya! Kamu mandi sendiri bisa kan? Kalau kita mandi bareng lagi, saya khawatir kamu gak bisa jalan," lirikan mesum suaminya membuat Luisa merona.
"Aw!" Pekiknya saat merasakan pedih pada bagian kewanitaan. Baru turun dari ranjang dan melangkah pertama dengan kaki kakan, lalu kiri, ia merasakan gesekan yang membuat pedih.

"Ayo, saya gendong saja ke kamar mandi!"

"Kenapa aku gak ingat apa yang kita lakukan, Mas? Aneh sekali dan biasanya tidak sampai seperti ini pedihnya. Ish, kamu mah, besok-besok gak mau bercumbu di apartemen. Di rumah saja biar hasilnya gak mengerikan kayak gini," omel Luisa saat tengah berada dalam gendongan suaminya.

Pintu kamar mandi tertutup. Luisa sudah berada di dalamnya. Wanita itu menatap dirinya di cermin dan mendapati begitu banyak kiss mark di leher dan juga sebagian dadanya. Luisa memandang dengan ngeri karena suaminya belum pernah memberikan kiss mark sampai sebanyak ini. Tubuhnya juga terasa amat lelah, apakah ia juga terpuaskan lebih dari biasanya? tetapi kenapa ia tidak sadar?

Edmun duduk di pinggir tempat tidur sambil meremas rambutnya dengan kuat. Semua ini adalah ide Levi. Pria dewasa yang punya kekuasaan itu yang merancang semua ini dan berhasil tanpa ada kendala sedikit pun.

Ia juga yang sudah membuat Luisa tidak bisa berjalan karena kesakitan. Padahal dirinya saja sebagai suami sah, tidak pernah sampai seperti itu karena ia tidak tega. Namun, ia tidak punya pilihan lain karena utang milyaran yang melilitnya.

Drt!

Edmun melihat ponselnya yang bergetar. Begitu nama bosnya yang tertera di layar, maka pria itu bergegas keluar dari kamar untuk mengangkatnya.

"Halo, ya, Bos, bagaimana?"

"Apa Luisa sudah bangun?"

"Sudah, Bos."

"Baik, aku sudah pesankan makanan untuk kalian. Tunggu saja, akan ada orang restoran yang datang mengantar. Setelah itu kalian boleh pulang. Ah, iya, satu pesan saya. Selama kamu mencicil utang dengan tubuh Luisa, kamu tidak boleh satu kali pun menyentuhnya? Apa kamu paham, Ed?"

"B-bos, t-tapi, Luisa..."

"Aku akan tahu kalau kamu menyentuhnya diam-diam. Dimulai dari hari ini sampai dengan utang kamu lunas, maka Luisa adalah milikku."

"Apa? Itu.... "

Srek!

Luisa tiba-tiba sudah merebut ponsel suaminya.

"Kamu bicara dengan siapa? Kenapa lagi-lagi menyebut namaku, Mas? Ini semua aneh, katakan apa yang sebenarnya terjadi denganku Mas, katakan! Apa....?" Luisa mendelik tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

Di KBM App juga ada ya. Silakan yang mau mampir baca di sana.

Mau order e-book juga sudah tersedia ya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang