Sampai ditempat bermain, Ten dan Johnny memainkan beberapa permainan. Walaupun diawali dengan pertengkaran, mereka tetap bermain dengan hikmat.
Dimulai dari bermain pistol, mobil, motor, drum, adu kekuatan, dan pengambilan tiket untuk ditukarkan hadiah. Tak lupa mereka selalu mengabadikan moment dengan berfoto dimesin foto sebelum mereka meninggalkan area permainan.
Di pertengahan jalan ketika ingin makan malam, Ten melihat baju yang ia inginkan terpasang dipatung. Dengan segera, Ten menarik Johnny untuk memasuki toko itu.
"Johnny, mau yang itu!" Pinta Ten, seraya menunjuk baju yang ia maksud.
"Yaudah beli, lo kan bawa duit" sahut Johnny, yang membuat Ten mendecak kesal.
"Ck! Setiap gue jalan sama cowo, gapernah gue ngeluarin uang. Kenapa jalan sama lo, gue mulu yang ngeluarin ya?! Lagipula nih ya John, gaada sejarahnya perempuan ngeluarin uangnya, ketika jalan sama Laki-laki. Lo mah apa? Gue mulu yang keluarin, miskin gue kalo jalan sama lo mulu." Dengus Ten kesal.
Johnny ingin sekali terkekeh, begitu melihat tingkah menggemaskan Ten, namun ia tahan itu semua. "Emangnya lo perempuan?" Tanya Johnny, dengan kedua alis yang sudah dinaik-turunkan.
Ten menggeram kesal, ia menginjak kaki Johnny, yang membuat sang empuh meringis. "Tau ah! Bercandaan lo gak lucu! Udah! gue pengen pulang aja!" Rajuk Ten, yang ingin meninggalkan Johnny, tapi ditahan.
"Etetetetet lo mau kemana? Iya iya gue bakal beliin! Jangan ngambek tau! Lo gak pantes!" Ujar Johnny, diiringi tawa diakhir ucapannya.
"Pelayan!" Panggil Johnny, yang membuat senyuman Ten terlihat secara perlahan.
"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya pelayan itu dengan sopan, diiringi senyuman.
"Saya mau yang ini 1 size S, langsung dibawa ke kasir saja." Pinta Johnny.
Pelayan itu mengangguk, lalu mulai mencari barang yang dimaksud Johnny, dan membawanya kekasir.
Senyum Ten merekah. Dalam hati Ten tersenyum licik. Johnny tidak tau harga sebenarnya kaos itu berapa.
Sampai dikasir, pelayan kasir pun menyambut mereka dengan ramah. "Jadi, mau bayar cash atau kartu?" Tanya pelayan itu.
Dengan gaya angkuh, Johnny mengeluarkan dompetnya. Menunjukkan semua kartunya dihadapan pelayan kasir.
"Pilih yang mana." Ujar Johnny, seraya bergaya angkuh, diiringi kedipan mata sebelah.
Pelayan tersebut sempat ragu. Namun ia tetap mengambil kartu Johnny secara asal, dan melakukan transaksi pembayaran.
Dilain sisi, Ten sangat kesal melihat tingkah sombong Johnny. Bagaimana bisa ia sombong? Dengan cara memamerkan kartu yang banyak, tapi dari pemberian orang tuanya? Sedangkan utang Johnny terhadap dirinya belum lunas dari mereka Sekolah dasar sampai saat ini?
Bukannya Ten pelit, atau perhitungan sama Musuh sendiri. Tapi Johnny selalu berbicara 'Meminjam' daripada 'Meminta' bukankah ketika seseorang yang meminjam, harus dibalikan kembali? Entah itu dalam barang, ataupun uang.
Ten selalu menerapkan apa yang ayahnya terapkan. Jika Johnny meminta uang kepada dirinya, dirinya tidak akan memasukkan itu kedalam list hutang.
Kalau saja Ten tidak ingat Johnny yang membelikkannya, sudah Ten pastikan Johnny akan habis ditangannya karena kesombongan Johnny.
"Terima kasih dan silahkan datang kembali ke-toko kami!" Ujar sang kasir, diiringi senyuman, ketika selesai melakukan transaksi. Ten dan Johnny pun membalas, lalu keluar dari toko tersebut.
"Mau makan apa?" Tanya Johnny.
"Sashimi gimana? Enak kayanya nih!" Tawar Ten.
Johnny mengangguk, dan mereka pun jalan menuju restaurant sashimi. Baru saja mereka ingin memasuki restaurant, Johnny meminta izin untuk ketoilet.
"Ten, gue ke toilet dulu ya. Sumpah, udah gak kuat! Lo antri dulu aja." Ujar Johnny, yang ingin pergi namun ditahan Ten.
"Enggak ah! Gue udah hapal kalo lo bilang kaya gitu, tandanya lo gak mau bayar, dan ujung-ujungnya gue yang bayar makanannya!" Kesal Ten.
Johnny terkekeh, dan menggelengkan kepalanya. "Enggak! Janji!" Ujar Johnny, seraya memberikan jari kelingkingnya untuk dikaitkan Ten.
Dengan langkah ragu, Ten pun mengaitkan jarinya. "Janji loh ya!" Ragu Ten.
Johnny tersenyum, lalu mengusap pucuk kepala Ten. "Iya bawel! Pesen seperti biasa ya" Ujar Johnny, lalu pergi meninggalkan Ten.
Sampai ditoilet pria, Johnny segera membuang segala kepentingannya, dan ketika ia ingin memakai celana, ia memeriksa kantung celananya, dan menemukan struk belanjaan milik Ten tadi.
Johnny membelalak kaget, ketika melihat harga kaos Ten, yang seharga 372.000 Won? Atau sekita 7 juta lebih hanya untuk sebuah kaos?! Ten benar-benar ingin membuatnya miskin!
"Lihat saja Ten! Aku akan membalas! Hahaha!" Ujar Johnny, lalu pegi meninggalkan toilet.
Dengan langkah cepat, serta senyuman licik yang terhias diwajahnya, Johnny pun sampai direstaurant sashimi.
Ia melihat Ten sedang memesan. Bukannya menghampiri Ten, Johnny malah mencari tempat duduk, dan duduk dengan senyuman merekah.
Tak perlu menunggu waktu lama, Ten datang dengan tangan yang penuh makanan.
"Alah bohong! Katanya mau dateng terus bayarin!" Kesal Ten, lalu duduk dihadapan Johnny.
Mereka pun makan dengan hikmat tanpa perdebatan. Selesai makan, mereka memutuskan pulang. Sebelum pulang, Johnny mengajak Ten membeli makanan untuk kedua orang tuanya.
Jangan sampai kalian berfikir Johnny baik! Johnny melakukan itu agar tidak dimarahi ayahnya Ten, Changwook. Ya, Changwook suka marah ketika dirinya pulang, anak perempuannya tidak ada dirumah.
Johnny pun membeli beberapa jam couple, yang mereknya berawalan G itu untuk orang tua Ten.
Setelah membeli semua yang diperlukan, Johnny, dan Ten pun pulang.
***
Tak perlu waktu lama, Johnny, dan Ten sampai dikediaman keluarga Lee.
Dengan langkah senang, dan senyum percaya diri yang muncul dalam diri dan wajah Johnny, Johnny segera memasuki kediaman keluarga Lee.
"Selamat malam Mommy, Daddy! Johnny yang tampan pulang, untuk mengembalikan anak pungut kalian!" Seru Johnny, ketika memasuki rumah keluarga Lee tanpa ketuk pintu, dan langsung masuk dengan Ten yang ada dibelakangnya. Sudah seperti rumah sendiri bukan?
"Mommy, Daddy lo lagi bikin anak ya?" Seru Johnny, karena tidak melihat keberadaan Mommy, dan Daddy Ten.
Mendengar perkataan Johnny, Ten langsung memukul kepala belakang Johnny, yang membuat Johnny meringis, seraya mengelus kepala belakangnya.
"Otak lo isinya bikin anak mulu ya?!" Cibir Ten, lalu bergegas ke ruang makan. Johnny yang melihat Ten pergi, ia pun mengikuti Ten.
Diruang makan. Terlihat Mommy, dan Daddynya sedang makan malam bersama.
"Mom, Dad." Panggil Ten, lalu salam kepada kedua orang tuanya.
""Selamat malam Mommy, Daddy! Johnny yang tampan pulang, untuk mengembalikan anak pungut kalian!" Seru Johnny.
"Aku kira Mommy sama Daddy lagi bikin adik buat Ten. Makanya gak ada pas kita panggil!" Tambah Johnny.
Yoona dan Changwook selaku mommy, dan daddy Ten, hanya bisa menggelengkan kepalanya, begitu mendengar perkataan Johnny.
Anaknya Yeji, dan Seohyun itu memang luar biasa aneh, unik, dan sangat memperhatikan tingkat kewarasannya. Entah itu Chanyeol, maupun Johnny. Bahkan orang tuanya Yeji, dan Seohyun juga memiliki tingkah yang sama seperti mereka.
"Bawa anak daddy kemana aja?" Tanya Changwook.
"Biasa Daddy. Oh iya, ini ada hadiah buat Mommy dan Daddy." Ujar Johnny, lalu memberikan bingkisan yang ada ditangannya.
Changwook mendecak, lalu menerima pemberian Johnny. "Ck! Ceritanya sedang menyogok supaya tidak dimarahi?" Ujar Changwook.
Johnny terkekeh lalu mengangguk. "Tau aja daddy! Udah ya, Johnny pulang! Mau mandi! Malam Lee Family! Jangan kangen sama ketampanan Johnny ya?! Bye bye!" Pamit Johnny, lalu pergi meninggalkan Lee Family tanpa menunggu balasan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM ENEMY, TO BE LOVER - JOHNTEN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK JOHNTEN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...