Ten merenggangkan tubuhnya, setelah hampir setengah jam dirinya berkutit dengan buku bersama Kun. Ya, tugas kelompok yang terdiri dari 2 orang itu sangat melelahkan, dan memakan waktu. Ya, Ten meminta tolong kepada Kun selaku teman kelasnya.
Mereka harus meriset berbagai buku untuk menyelesaikannya. Taeyong sudah mengerjakan setengahnya, Ten pun meneruskan pekerjaan Taeyong yang satu kelompok dengannya. Dan saat ini mereka sudah selesai mengerjakannya.
"Kantin yuk!" Ajak Kun.
Ten mengangguk lalu mulai bangkit dari duduknya, dan berjalan beriringan bersama Kun menuju kantin.
Ya, mereka hari ini sedang free class karena kelas 12 sedang menjalani simulasi unbk. Alhasil Teb dan Kun meneruskan kerja kelompoknya yang tertunda tadi malam karena Seo Johnny. Johnny? Tidak tau dirinya sudah mengerjakan tugas kelompoknya atau belum, Ten tidak memikirkannya. Yang Ten tau, Johnny berkelompok dengan Yuta, dan Jaehyun, yang sama-sama anti buku, dan perpustakaan. Kebayangkan tugas mereka jadi gimana?
Sampai Kantin, Kun dan Ten memesan makanan serta minuman yang sama tapi dalam level berbeda. Ya, tteokbokki ramyeon menjadi pilihan mereka. Ten dengan level pedas, sedangkan Kun sedang, serta cola yang menjadi minuman mereka.
"Makasih Kun." Ucap Ten kepada Kun, yang membayarkan jajanan mereka.
Kun tersenyum, mencubit sebelah pipi Ten lalu mengangguk. "Santai kali Ten, udah kaya sama siapa aja." Balas Kun.
Mereka berdua makan bersama dengan tentram. Sesekali membahas hal yang menyambung dengan otak, dan pikiran mereka.
"Oh iya, gimana tadi malem si Johnny?" Tanya Kun.
Ten menghentikan makannya, dan mendengus kesal. Ten mulai menceritakan kejadian tadi malam kepada Kun yang berhasil mengundang tawa Kun.
"Johnny bener-bener." Ucap Kun, seraya menggelengkan kepalanya, begitu mendengar tingkah Johnny tadi malam.
Ten tersentak karena mengingat sesuatu, ia pun mulai bertanya kepada Kun. "Kun, kenal Im Yoora gak?" Tanya Ten.
Kun mengangguk. "Im Yoora anak kelas ipa 2 gebetan Johnny kan?" Sahut Kun.
Ten tersenyum lalu mengangguk. "Jadi anak kelas ips 2. Pantes aja gue gak pernah liat." Seru Ten.
"Menurut lo, Yoora anaknya kaya gimana?" Tanya Ten.
Kun sempat berfikir sejenak, sebelum mengatakannya kepada Ten. "Lo tau kan kalo Johnny orangnya keras kepala, walaupun sering dibilangin plus dikasih bukti?" Seru Kun, yang dibalas anggukan setuju Ten.
"Kemarin, gue liat Johnny beliin dia hp keluaran terbaru, dari merek apel buat kasih ke Yoora. Tapi, pas kebesokannya gue liat Yoora kasih ponsel itu ke cowo di taman jam 5 sore." Tutur Kun, yang mendapat helaan nafas dari Ten.
Kan benar apa yang dibilang Ten kalau Johnny itu bodoh?! Ten itu kesal kalau ada yang memanfaatkan harta kekayaan Johnny! Ten tidak suka! Semua mantan Johnny yang pernah diintrogasi Ten tuh menjawab 'tch! Siapa sih yang mau sama Johnny, selain morotin hartanya doang? Lo tau sendiri-kan standar cowo korea untuk kita? Johnny tuh jauh dari standar. Lagi gue heran kenapa lo mau-maunya deket sama Seo Johnny.'
Langsung saja Ten pukul perempuan-perempuan itu, sampai dia masuk rumah sakit selama seminggu. Padahal menurut Ten, Johnny itu tampan walaupun mengesalkan sih orangnya.
Kulit yang gak terlalu putih juga sangat terlihat bagus dimata Ten, dan menjadi daya tarik bagi seorang Seo Johnny. Lagipula apa sih! Ketampanan bukan jadi tolak ukur bagi pria! tanggung jawaban, tdan kepastian yang menjadi tolak ukur pria bagi .
Ten tidak menyukai pria yang bertele-tele, tukang modus, maunya senang-senang doang, make, dan mengikat wanita tapi tidak ada pertanggung jawabannya untuk membahagiakan mereka, apalagi ketika wanita itu hamil anaknya.
Ten sangat kesal kalau menemukan pria yang seperti itu. Bukan suatu yang tidak lazim lagi perempuan di Korea hamil terlebih dahulu, ini Korea bukan Indonesia.
Kun menatap Ten yang sedang menahan kesal. Dengan inisiatifnya, Kun memegang tangan Ten, dan mengelusnya untuk meredahkan kesalnya Ten. Terbukti bahwa nafas Ten sudah kembali normal.
Setelah nafas Ten normal, Kun mencoba bertanya kepada Ten. "Ten, sebenarnya lo ada hubungan apa sih sama Johnny?" Tanya Kun dengan hati-hati.
Ten mendelik, ia mengerutkan dahinya bingung akan pertanyaan Johnny. Lebih tepatnya seluruh temannya, yang setiap harinya menanyakan hal ini kepada Ten. "Gaada apa-apa. Gue sama dia cuma temen." Jawab Ten.
"Ten. Lo harus jujur sama hati lo sendiri. Kalo emang misalkan dia cuma temen lo? Lo gak akan mungkin terjun langsung kedalam kehidupannya, bahkan kedalam percintaan dia. Lo gak suka apabila ada orang yang nyakitin Johnny, morotin Johnny, dan menjudge bahkan merendahkan Johnny. Lo bahkan sampe rela terkena masalah karena gak segan-segan mukul mereka yang melakukan itu semua ke Johnny. Kalau misalkan Johnny itu cuma temen lo? Lo gak mungkin bertindak seperti itu." Jelas Kun.
Ten termenung sejenak. Ya, Ten hanya tidak suka apabila ada orang yang merendahkan Johnny. Ten akan marah, dan memukuli mereka, tidak perduli konsekuensi yang akan dihadapi Ten.
Ten menghela nafasnya, lalu menggeleng menanggapi pernjelasan Johnny. "Gue gatau Kun. Gue cuma gak suka aja." Seru Ten secara jujur. Ten tidak tau hatinya mau apa.
Kun terkekeh, mengusak surai rambut Ten secara peelahan. "Gwenchana. Biarin semuanya mengalir apa-adanya. Tapi, jangan sampe lo nahan hati lo kalo perasaan itu datang. Oke?" Seru Kun. Ten tersenyum lalu mengangguk.
Setelah selesai makan, dan berbincang. Ten dan Kun memutuskan untuk kembali ke kelas.
Tepat dipertengah jalan menuju kelas, Ten tengah melihat Johnny yang sedang bermain basket bersama teman-teman se-frekuensinya. Kalian pikir kalau Johnny akan tampil badaas. Dengan keringat yang mengalir diwajah serta tubuhnya, serta smirk yang selalu diandalkan para pria untuk menarik para wanita ketika bermain basket? Salah! Johnny justru berbanding terbalik seperti itu.
Terlihat sekarang Johnny yang tengah tersenyum, seraya mengepalkan kedua tangannya didada, ketika dirinya berhasil memasukkan bola kedalam ring.
Lucu bukan? Ya! Ten tau itu. Ten juga bingung kenapa Johnny memilih basket sebagai salah satu ekskulnya. Kalian tau sendiri bahwa Johnny tidak suka dengan kegiatan fisik!
Pas pertama kali ditanya mau ekskul apa, dirinya malah menjawab ekskul makan. Kan aneh. Tapi entah kenapa dirinya tiba-tiba masuk kedalam ekskul basket. Ketika Ten tanya, jawabannya terpaksa karena gak boleh gak ekskul.
*dugh* Ten meringis, ketika bola basket mengenai dahinya. Ia segera tersadar dari lamunannya, dan menatap sekitar siapa yang telah melakukan ini kepada dirinya.
Ten mendengus ketika melihat Johnny yang sedang puas menertawakan dirinya. Seo Johnny! Siapa lagi yang berani melakukan hal ini kepada dirinya.
"Cepet balikin!" Teriak Johnny, yang membuat Ten semakin kesal.
Ten mengambil bola basket yang ada dikakinya. Sebelum menghampiri Johnny, Ten menautkan kedua alisnya bingung, karena tidak melihat keberadaan Kun.
Ten tak ambil pusing. Ia melangkah menghampiri Johnny dengan nafas memburu.
Dilain sisi, Johnny meneguk salivanya secara kasar. 'Maung's coming!' Gumam Johnny, lalu mulai melarikan diri dari amukan Ten.
"YAK SEO JOHNNY! MAU KEMANA LO?! JANGAN KABUR!" Teriak Ten, yang langsung membuang bola basketnya secara asal, lalu lari mengejar Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM ENEMY, TO BE LOVER - JOHNTEN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK JOHNTEN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...