9. I'm Sorry, I Can't

72 2 0
                                    

"Nunggu lama ya?" Tanya Ten, yang saat ini sudah duduk disamping Bright, bersama dengan Johnny.

"Oh iya Bright! Kenalin, ini Johnny. dan Johnny, ini Bright." Lanjut Ten, memperkenalkan Johnny kepada Bright.

Mereka berdua tersenyum canggung, lalu membalas juluran tangan masing-masing.

"Mau makan apa?" Tanya Ten dengan menunjukkan kefasihan bahasanya, yang membuat Bright paham.

"Samakan saja denganmu. Aku tidak tau." Balas Bright.

Ten mengangguk paham lalu, menarik Johnny untuk memesan makanan bersama. Johnny meringis, mendecak kesal Ten yang tiba-tiba menariknya.

"Bayar John!" Ujar Ten.

"Gue gabawa dompet." Elak Johnny.

Ten menggeleng tak percaya. "Gak mungkin!" Sangkal Ten.

Johnny mempoutkan bibirnya. "Cek aja." Ujarnya, langsung membentangan tangannya, agar Ten memeriksa tubuhnya.

"See? Gaada kan?" Ujar Johnny.

"Yaudah berati lo--"

"Johnny oppa anak kelas 11-1 ya?" Tanya seorang perempuan, yang membuat Ten menggantungkan kalimatnya, dan menoleh menatap perempuan itu.

'Tzuyu' nama yang tertera di nametag sebelah kiri.

Johnny mengerutkan dahinya menatap anak itu bingung. "Iya, kenapa ya?" Tanya Johnny.

"Nama aku Tzuyu kelas 10-3. Ini buat Oppa." Ujar Tzuyu, lalu memberikan Johnny sepucuk surat.

Dengan perasaan ragu, Johnny mengambil surat itu. Setelah Johnny mengambil surat, Tzuyu langsung pergi meninggalkan Johnny.

"Aneh." Gumam Johnny.

"Makasih Tennie!" Teriak Johnny, lalu kabur dengan membawa makanan yang Ten pesan.

"Yak Seo Johnny! Makanan gue jangan lo bawa kabur! Yak!" Teriak Ten, disaat Johnny mengambil makanannya disaat dirinya mematung.

Ten kembali dengan racauan, memaki Johnny yang selalu kabur mencuri makanannya.

Racauannya pun terhenti ketika ia telah sampai dimeja. "Maaf nunggu lama ya." Sesal Ten.

Bright tersenyum, lalu menggeleng. "Gwenchana. Ngomong-ngomong, dimana temen kamu?" Tanya Bright, melirik sekitar.

"Pergi dia." Sahut Ten acuh, lalu memakan makanannya.

Setelah makan, mereka berdua balik ke kelasnya. Namun, dipertengahan jalan Ten merasa gelisah. Ia memikirkan isi surat yang diberikan adik kelasnya kepada Johnny.

"Bright, kamu ke kelas duluan ya. Aku ada urusan sebentar." Ujar Ten, lalu meninggalkan Bright.

Ten melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Entah kenapa Ten yakin kalau Johnny ada disana. Dan benar saja, Johnny sedang duduk di sofa bekas, dengan tangan yang menumpu kepalanya, serta tangan satunya lagi keatas sedang memegang surat pemberian adik kelasnya.

Dengan cepat, Ten mengambil surat itu. Johnny tersentak kaget, bangun dari duduknya, dan mendesis tidak suka. "Lo tau kalo tangan lo kaya maling? Cepet banget ngambil punya orang." Cibir Johnny.

Ten menaikan salah satu alisnya, lalu duduk disamping Johnny. Dirinya membuka surat itu, dan membacakannya dengan lancang.

Dear, Johnny Oppa.

Oppa, Mian sebelumnya. Aku tau ini kurang sopan, tapi aku gak bisa nyembunyiin perasaan ini lagi. Aku suka Oppa semenjak pertama kali aku masuk kedalam sekolah ini. Apalagi ketika lihat Oppa main basket. Oppa itu langka, Visual Oppa beda dari yang lain, kulit Oppa yang sangat bagus, Humoris, dan banyak hal lainnya yang membuat aku suka sama Oppa.

Aku gak butuh jawabannya secara cepat. Aku mau kita saling kenal dulu. Kalo Oppa udah baca surat ini? Aku tunggu Oppa di parkiran sekolah untuk pulang bareng. Anyeong~~ Oppa~~~

Tertanda, Choi Tzuyu.

"Gila, baru kali ini gue liat ada adik kelas yang ngasih lo surat cinta." Kagum Ten.

"Tapi gue gak suka." Balas Johnny, yang membuat Ten menoleh, menatapnya dengan tatapan heran.

"Kenapa?" Tanya Ten.

"Gue sukanya mengejar bukan dikejar. Gue sukanya memperjuangkan bukan diperjuangkan." Jelas Johnny, yang langsung mendapatkan toyoran oleh Ten.

"Bodoh! Bodoh! Dan bodoh! Kapan lagi lo ada yang suka setulus ini? Biasanya kan perempuan yang deket sama lo cuma mau harta lo doang!" Rutuk Ten.

"Tapi tetep aja gu--"

"Gue gamau tau! Pokoknya lo harus temuin adik kelas di parkiran, dan pulang bareng!" Titah Ten, yang tidak mau diganggu gugat.

"Ten! Gue--"

"Gaada alasan! Temuin atau kita gajadi baikan, dan gue bakalan ngejauh lagi?!" Ancam Ten.

Dengan helaan nafas pasrah, Johnny mengiyakan permintaan Ten.

Ten tersenyum, lalu menuntun Johnny menuju kelas karena sebentar lagi pelajaran siwon seongsaenim.

Beda diperkataan, beda dihati. Jika Ten memaksa Johnny untuk menemui adik kelasnya melalui perkataannya. Hati Teb justru menolak, dan tidak rela jika Johnny berdekatan dengan wanita lain selain dirinya, dan Taeyony yang notabennya sahabat sekaligus kekasih Jaehyun.

Ten menggelengkan kepalanya, menepis pikiran ngaco yang bersarang diotak serta hatinya.

Ia tidak boleh melakukan hal ini! Dirinya harus merelakan Johnny bahagia dengan orang lain! Dirinya tidak boleh merusak kebahagian Johnny, lagi.

***

"Ten, ayolah! Pulang bareng gue aja!" Rengek Johnny, seraya bergelayut manja dilengan Ten, dan menggoyangkannya layaknya anak kecil yang meminta dibelikan ice cream.

"Enggak John! Lo harus pulang bareng sama Tzuyu!" Kekeh Ten, yang sedaritadi menolak tawaran Johnny.

"Gue gamau sama Tzuyu the af itu! Gue maunya pulang bareng sama lo!" Kekeh Johnny.

"Hai Johnny Oppa!" Sapa Tzuyu.

Ten segera menyentakan tangan Johnny dari lengannya. "Hei Tuzyu! Mau pulang bareng sama Johnny ya? Daritadi Johnny udah gak sabar pulang bareng sama kamu." Dusta Ten  yang membuat Tzuyu merah merona menahan malu. Sedangkan Johnny hanya mendelik, dan merengut tak suka.

"Ih apaan sih! Kan tadi lo janji mau pulang bareng sama gu-- aw!" Pekik Johnny, karena Ten yang tiba-tiba menginjak kakinya.

"Gih sana!" Perintah Ten, seraya mendorong Johnny agar berdekatan dengan Tzuyu.

"Lo sama siapa?" Tanya Johnny.

Tenn sejenak berfikir, mengedarkan pandangannya, sampai ia bertemu sosok Bright yang baru saja datang. "Bright! Iya! Gue pulang bareng sama Birght. Iya kan Bright?" Tanya Ten, menatap Bright penuh permohonan, dan kode.

Bright kaget, namun ia pandai membaca sitausi. Bright langsung mengangguk. "Iya, dia pulang bareng gue." Jawab Bright dengan logat Korea-nya yang terbilang lucu.

Ten tersenyum senang, ia segera menghampiri Bright, menuntunnya menuju mobil milik Bright yang tepat tidak jauh dari tempatnya berpijak. "Bye! Hati-hati ya!" Pamit Ten lalu masuk kedalam mobil Bright.

Bright tersenyum kikuk, mengangguk lewat sapaan, lalu masuk kedalam mobilnya, dan menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah.

Johnny mendengus kasar melihat kepergian Ten bersama Bright si anak baru.

Johnny membalikkan tubuhnya agar bertatapan dengan Tzuyu. "Sorry, gue gak bisa sama lo. Gue gak suka sama lo dan plis, jangan dateng lagi dikehidupan gue. Lo cukup ngerti bahasa manusia-kan?" Ujar Johnny, lalu pergi naik ke motornya, dan menjalankan motornya meninggalkan perkarangan sekolah, dan meninggalkan Tzuyu yang sedang mematung.
---
Sampai dirumah, Ten langsung mengucapkan terima kasih kepada Bright, lalu masuk kedalam rumahnya, setelah Bright meninggalkan perkarangan rumahnya.

FROM ENEMY, TO BE LOVER - JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang