15. Sekolah baru [2]

989 120 2
                                    


ARSHAKA

"Hai bocilnya shaka hehe!"

"Tunggu disini ya, kalau ibu panggil baru kamu masuk ya." Ucap Bu Retno kepada Arshaka dengan ramah dan diangguki oleh empu.

Bu Retro masuk kedalam kelas dan kelas yang tadinya ramai sekarang menjadi sunyi.

"Hari ini kelas kalian kedatangan murid pindahan, ada yang ingin bertanya?" Ucap Bu Retno mengagetkan seisi kelas.

Salah satu siswa perempuan mengangkat tangan.

"Bu muridnya cewe atau cowo?" Tanyanya kepada Bu Retno.

"Cowo." Jawab bu Retno dengan singkat.

Para siswa perempuan langsung kegirangan karena kelas mereka akan bertambah satu cogan.

"Baiklah karena tidak ada yang bertanya lagi. Arshaka kamu bisa masuk sekarang." Ucap Bu Retno kepada Arshaka yang ada diluar kelas.

Arshaka berjalan masuk kedalam kelas dengan wajah datar, semua murid kecuali satu orang bertanya-tanya karena Arshaka mirip sekali dengan Rashaka salah satu siswa yang sangat di idolakan.

"Itu Rashaka kan? Bukannya dia kelas sebelah?"

"Lah iya iya, tapi kok bu Retno manggil dia Arshaka bukan Rashaka?"

"Ehh namanya hampir sama Arshaka dan Rashaka beda depannya doang anjirr."

"Wahh jangan-jangan mereka kembar lagi, tapi kok nggak ada berita tentang dia ya."

"Mungkin aja dia disembunyiin sama keluarga Azrakhar karena ada sesuatu yang nggak boleh diketahui oleh siapapun."

BRAK!

"Diam!!" Bentak bu Retno dengan marah kepada muridnya.

Seketika para siswa-siswi dikelas itu terdiam tak bisa berkata-kata sambil menatap bu Retno, bu Retno yang melihat anak muridnya terdiam pun menyuruh Arshaka untuk berkenalan di depan.

"Silahkan perkenalkan diri kamu Arshaka." Ucap Bi Retno kepada Arshaka.

Arshaka melihat semua murid di kelas ini dengan datar.

"Arshaka Aileen." Ucapnya dengan singkat.

Bu Retno yang mendengar itu langsung bertanya kepada para muridnya.

"Apakah disini ada yang ingin bertanya kepada Arshaka?" Tanya Bu Retno kepada para muridnya dan para murid di kelas itu hanya diam takut jika bu Retno membentak mereka lagi karena berisik.

"Baiklah, Arshaka bisa duduk dengan Rian dan rian tolong angkat tangan." Ucap Bu Retno.

Rian pun mengangkat salah satu tangannya, walaupun dia tak mengangkat tangannya Arshaka akan tetap mengenalinya.

Arshaka berjalan mendekati Rian dan kemudian duduk di samping Rian.

"Lo pindah sekolah? Kok Rasha nggak bilang." Tanya Rian sambil berbisik kepada Arshaka.

"Iya disuruh ayah dan soal Rasha dia lagi ngambek sama gue." Jawab Arshaka sambil menatap kedepan.

"Oalah gitu, trus tuh anak ngambek kenapa?" Tanya Rian lagi.

"Adalah kepo amat lo kayak dora."

"Anj-"

****

"Bocil!"

Rashaka dan teman-temannya langsung melihat kearah orang yang memanggil bocil, yang mereka lihat adalah Arshaka dan Rian yang berjalan kearah mereka.

Tak hanya mereka, beberapa murid yang ada disitu pun melihat kearah Arshaka namun sang empu hanya acuh.

Rashaka menghela napasnya ketika sang kakak kembar memanggilnya bocil.

"Cil masih ngambek ya? Maaf dehh." Ucap Arshaka ketika sudah sampai di depan sang kembaran, ia juga mencubit pipi Rashaka.

Plak.

"Sakit." Ucap Rashaka sambil mengelus pipinya yang memerah setelah menyingkirkan tangan Arshaka dari pipinya.

"Sakit? Mana yang sakit? Maafin kakak ya cil." Ucap Arshaka dengan panik sambil mengelus pipi Rashaka yang memerah.

"Kakak keliatan panik banget padahal nggak sakit sama sekali." Pikir Rashaka sambil tersenyum kecil menatap sang kembaran.

"Cil?" Ucap Arshaka mengagetkan Rashaka yang sedang melamun menatapnya.

"Ah iya, kenapa kak?" Tanya Rashaka dengan spontan.

"Ngga." Jawab Arshaka singkat dan dengan wajah yang berubah menjadi datar kembali.

"Ihh kak! Kok jadi datar lagi sihh." Ucap Rashaka dengan kesal padahal ia ingin sang kakak kembarnya bersifat seperti tadi, ceria dan jahil.

Para teman mereka berdua hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepala mereka dengan pelan akan tingkah laku bocah kembar itu yang menurut mereka seperti anak kecil.

"Udah diem. Ayo, kakak traktir di kantin." Jawab Arshaka sambil merangkul pundak Rashaka.

"Kita nggak ditraktir nih?" Ujar Luan dengan sinis kepada Arshaka.

"Kalian kan kaya ngapain minta ditraktir?." Ucap Arshaka sedikit bermain-main.

Seketika Luan menatap Arshaka dengan aura permusuhan.

"Nggak kok bercanda Luan, kalian juga gua traktir kok tapi nanti bayar ke gua dua kali lipat ya." Ucap Arshaka sambil tersenyum memperlihatkan giginya.

"Anj lo sha."

"Pengen deh gua tenggelemin dia."

"Ingat den dosa lo udah banyak."

"Kalau mau traktir yang ikhlas dong sha."

"Gua ngikut aja deh."

"Sorry sorry cuma bercanda kok, kalian juga gua traktir pake uang gua di kantin santai aja." Ucap Arshaka sambil tersenyum kecil.

"Beneran nggak nih? Nanti lo malah pergi lagi." Ucap Rian kepada Arshaka.

"Ngk, gua bercanda. Ya serius lah, ngga percayaan banget lo." Ucap Arshaka dengan sinis.

"Udah-udah nanti keburu jam istirahatnya selesai lagi." Lerai Derico kepada mereka berdua.

"Ya udah ayo." Ucap Rashaka tiba-tiba dengan semangat.

"Semangat banget cil." Ledek Arshaka kepada sang adik kembaran, karena Rashaka tadi masih memasang wajah datar dan dengan tiba-tiba menjadi bersemangat.

Rashaka yang diledek seperti itu pun memasang wajah dingin andalannya kembali.

"Ya elah cil ngambek mulu lo agh, ayo." Ucap Arshaka sambil berjalan bersama Rashaka dan diikuti yang lain.

Tiba-tiba Arshaka berhenti secara mendadak dan ia menatap Rashaka dengan wajah polos.

"Kantin ada dimana?"

***

Vote komen okee.

Byee and tq.

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang