18. meminta izin untuk belajar mengelola perusahaan.

853 110 0
                                    


ARSHAKA

"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, tidak usah mendengarkan omongan seseorang yang berkata buruk tentangmu. Jadilah dirimu sendiri, semangat!"

Syera dan kedua temannya baru saja pindah ke sekolah baru mereka yaitu SMA Lavender.

Dan sekarang ini Syera baru saja keluar dari toilet putri, ia kembali berjalan menuju tempat kedua temannya.

Namun tiba-tiba ditengah jalan ia tak sengaja menabrak seorang pria berpakaian sama seperti dirinya.

"Maaf nggak sengaja." Ucap Syera sambil menunduk sopan kepada pria tersebut.

"Anda yang sudah memberitahukan kepada polisi tempat balapan kita waktu minggu kemarin bukan?" Tanya Pria itu dengan wajah datar kepada dirinya.

"Hah? Lo ngomong apa sih gua nggak ngerti." Jawab Syera dengan bingung kepada pria tersebut atau tepatnya hanya berpura-pura.

"Duh anjirr kok dia bisa tau sih." Batin Syera dengan gelisah.

"Jawab saja dengan jujur, saya tidak akan gigit kok hanya saja saya akan membunuhmu." Ucap Pria itu sambil tersenyum, senyuman pria itu sangat menyeramkan menurutnya.

"Anj**g lo setan. Emang lo berani, Hah?!" Ucap Syera dengan berani walaupun ia merasa takut dengan pria di depannya.

Pria itu menunduk mendekati telinga Syera dengan pelan.

"Anj**g dia mau ngapain bangsat!" Teriak Syera dalam hati.

Syera perlahan memundurkan badannya takut jika seseorang di depannya ini melakukan hal-hal yang aneh.

"Oh tentu saja gadis kecil, saya sangat berani untuk membunuhmu." Bisiknya sambil menyeringai kecil.

"Anjirr kok gua takut sama dia ya?" Pikir Syera merasakan ketakutan ketika seseorang didepannya berkata seperti itu.

Seketika badan Syera menjadi merinding dan langsung mundur agar menjauh dari pria di depannya ini.

"Gila lo anj!" Ucap Syera dengan takut dan langsung berlari dari hadapan Pria itu.

Syera berlari dengan sekuat tenaga menuju kedua temannya.

"Ra lo kenapa?" Tanya salah satu temannya yang bernama Akari Azaitrabita dengan khawatir melihat wajah lelah sang sahabat.

"Ini, minum dulu." Ucap Bianca Cravekta sambil memberikan sebotol air putih kepada Syera.

Syera langsung meminum air itu dengan terburu-buru bahkan ia meneguk habis air minum yang diberikan Bianca.

"Anjirr tadi gua habis ketemu sama orang yang aneh banget menurut gua, tapi dia nyeremin dan gua aja yang biasanya berani tapi malah takut pas ketemu sama dia." Jelas Syera kepada kedua temannya.

"Wahh keren, seorang Syera si ahli bela diri dan tidak takut akan siapapun sekarang malah takut dengan orang yang baru saja bertemu." Ucap Bianca dengan kagum sambil bertepuk tangan.

"Diam ca! Gua bener-bener takut sekarang, mana dia tau lagi kalau gua yang udah bilang ke polisi tentang tempat yang buat balapan minggu kemarin." Ucap Syera sambil menggigit kuku jari tangannya, pertanda bahwa ia sangat panik.

"Cuma gitu loh ra, masa lo takut sih?" Ujar Akari kepada Syera.

"Gua takutnya bukan karena itu tapi dia tadi bilang gini Jawab saja dengan jujur, saya tidak akan gigit kok hanya saja saya akan membunuhmu. Mungkin menurut kalian dia cuma bercanda tapi nada bicaranya sama senyumannya itu nyeremin anjirr dan gua juga ngerasa itu kayak bukan candaan." Jelas Syera kepada kedua temannya.

"Oke oke, lo tenang dulu. Gapapa kok ada kita dan sekarang kita harus ke ruang guru untuk tau kelas kita dimana." Ucap Bianca sambil menepuk pelan punggung Syera untuk menenangkan Syera.

"Gapapa tenang okey." Ucap Akari sambil tersenyum kepada Syera.

Syera tersenyum dan kemudian mengangguk sebagai jawaban.

Mereka bertiga pun berjalan bersama menuju ruang guru.

****

Malam pun tiba, bintang berhamburan muncul satu persatu diatas langit gelap yang indah.

Sekarang di rumah keluarga Azrakhar tepatnya di tempat keluarga, Arshaka dan Arga sedang berbincang bersama.

Sedangkan Rashaka sedang keluar untuk membeli sesuatu bersama dengan Rosella.

"Yah boleh nggak Arsha belajar mengelola perusahaan?" Tanya Arshaka kepada Arga yang sedang sibuk mengutak-atik laptop.

Arga langsung menutup laptopnya dan melihat kearah Arshaka dengan serius.

"Boleh boleh saja sha, bahkan ayah sebenarnya akan mengatakan ini jika kamu sudah kelas 12 tapi ternyata kamu malah bertanya terlebih dahulu." Ucap Arga sambil tersenyum kecil kepada Arshaka.

"Jadi boleh nggak yah Arsha belajar dari sekarang? Habisnya Arsha bosen sama pelajaran di sekolah, Arsha pengen yang baru." Ucap Arshaka dengan berharap.

"Eitss tenang aja yah walaupun nanti Arsha bakal belajar mengelola perusahaan tapi Arsha juga belajar pelajaran sekolah kok yah." Lanjut Arshaka ketika melihat sang ayah yang akan berbicara.

Arga membuat gerakan seolah-olah sedang berpikir dan Arshaka menunggu itu dengan serius.

"Iya boleh kok, mulai besok gimana? Kan besok hari minggu dan hari-hari biasa kalau kamu pulang sekolah langsung ke kantor ayah aja buat belajar ini." Ucap Arga sambil tersenyum dan Arshaka yang mendengar itu pun merasa sangat senang.

"Serius yah?" Tanya Arshaka lagi untuk memastikan bahwa yang ia dengar tidak salah.

"Iya dong masa ayah bercanda." Jawab Arga sambil tersenyum menatap Arshaka.

Arshaka langsung memeluk Arga dengan perasaan senang karena sudah mendapatkan izin untuk belajar mengelola perusahaan.

"Thankyou dad."

Arga hanya mengangguk pelan sebagai jawaban sambil membalas pelukan sang anak.

"Jadi seperti ini jika dipeluk oleh sosok seorang ayah, sangat nyaman." Pikir Arshaka sambil tersenyum.

Kemudian Arshaka melepaskan pelukannya dan kemudian menatap Arga dengan serius.

"Ayah, Arsha akan berusaha semaksimal mungkin untuk membanggakan Ayah dengan membuat perusahaan ayah lebih maju dan berada di posisi pertama, walaupun sekarang ayah berada di posisi ke tiga." Ucap Arshaka dengan bersungguh-sungguh.

"Ayah bangga dengan semangat kamu Sha, tapi teruslah berusaha dan buatlah ayah lebih bangga dari ini akan keberhasilanmu." Arga berkata sambil menepuk pelan kepala sang anak.

"Siap ayah!"

Menyenangkan sekali bukan melihat kebersamaan ayah dan anak yang sangat kita inginkan?

Tak apa, seorang ayah walaupun terlihat tidak peduli dengan anak-anak nya tetapi dalam diam dia selalu memperhatikan kita dari hal sekecil apapun.

****

Masih nyambung kan jalan ceritanya?

Vote komen.

Byee!

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang