9. Wasting Time

399 77 14
                                    

Suasana hati Juna sedang memburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Juna sedang memburuk. Lebih buruk dari apa pun yang terjadi selama beberapa bulan terakhir sejak dirinya resmi bekerja di situs sewa jasa pacar. Memang, situs itu sudah memberinya banyak uang, tetapi sialan ... gara-gara itu pula hubungannya dengan Julie kian memburuk.

Cowok itu juga lelah karena sikap Julie yang terus-terusan tidak mau menerima penjelasannya. Sampai pada titik kejenuhan, malam lalu Juna menyerahkan semua keputusan di tangan Julie. Sebenarnya, tidak benar-benar menyerahkan. Hanya saja mungkin selama ini ia terlalu lunak kepada gadis itu. Jadi, Juna memilih pasrah dan membiarkan apa pun yang akan Julie lakukan.

Di sudut dapur indekos, Juna galau berat sambil menikmati Marimas rasa jambu biji. Seolah-olah lagi mabuk alkohol kayak di film-film. Cowok itu menekan kening sambil sesekali menghisap rokok di tangannya. Gara-gara cewek, Juna sampai kelihatan sangat frustrasi begitu.

Harlan yang sedang melintas pun berdecak sinis. Suram sekali abang indekosnya itu.

"Join nggak?" tawar Juna seraya mengangkat gelas bening berisi Marimas jambu biji.

"Nggak."

Tuh, kan! Harlan itu orang paling irit bicara di indekos ini. Kalau ada lomba diam-diaman, cowok jangkung itu pasti menang. Berbanding terbalik dengan Asa yang tampang introvertnya bisa menipu semua orang, aslinya kayak ulet nangka—enggak bisa diam.

Harlan melenggang begitu saja setelah mendapatkan sebotol minuman dingin di kulkas. Sama sekali tidak ingin bersimpati terhadap kegalauan sang teman. Sudahlah, Juna juga tidak mau dikasihani. Terakhir kali curhat, Arwan, Sangga, dan Yosa malah menertawakannya habis-habisan.

"Makanya jangan main api. Sekarang kebakar sendiri, kan?" komentar Yosa kala itu.

"Aku serius nggak pacaran sama mereka. Murni karena kerjaan aja."

"Ya, sih. Tapi, kan tetap aja jatuhnya selingkuh karena Kak Julie nggak tahu." Arwan si bocah gundu pemuja donat, pun ikut berkomentar.

Sangga menggeleng-geleng setelah puas terbahak. Tawanya mereda, bahkan cowok sipit nan cantik itu sampai mengusap setetes air mata karena tertawa.

Ampun, deh! Kayaknya nasib percintaan Juna yang paling ngenes banget di antara mereka. Eh, tapi teman-temannya kebanyakan jomlo dan tukang ngarep sendiri.

Lamunan Juna tentang curahan hati yang berujung bahan tertawaan teman-temannya, pun berakhir karena Juang dan Dipa datang sambil fokus ke ponsel masing-masing. Suara berisik Mobile Legend memenuhi indra pendengaran Juna.

"Loh, aku kira penunggu dapur," kata Dipa.

"Mabok, yuk!" Juna menyengir sambil mengangkat gelas berisi Marimas yang tinggal sedikit.

"Udah gila kamu, Bang!" Juang hanya menggeleng melihat kelakuan abang indekosnya itu.

"Biar kalian tahu, susahnya jadi pacar Julie."

SPEAK UP || JEWELSBLUE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang