Ada satu kesepakatan di antara Juna dan Julie; konsisten untuk tidak menjadikan hubungan mereka menjadi konsumsi orang banyak. Juna dan Julie percaya bahwa; beberapa hal tidak perlu diumbar, cukup menjadi konsumsi pribadi. Lalu mereka pun sepakat la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu fakta yang harus Julie akui; bahwa dirinya masih mencintai Juna. Memang, sih, judulnya mereka sudah putus. Namun, entah mengapa perasaan Julie seakan-akan berkata, itu tak benar-benar nyata.
Apalagi melihat sikap Juna kemarin. Bikin Julie melting abis. Bahkan semalaman ia tak bisa tidur karena ulah Juna. Bisa-bisanya cuma karena dipanggil sayang malah baper berkepanjangan.
Pagi ini Julie berlari tergesa karena takut terlambat. Dua menit lagi kelas Pak Sutopo akan dimulai. Namun, Julie masih memacu langkahnya menuju kelas. Lift kebetulan sedang sangat penuh. Terpaksa Julie harus menaiki anak tangga. Dari kejauhan, Julie melihat Pak Sutopo baru saja keluar dari ruang prodi. Pria jangkung itu melangkah pelan menuju kelas, membuat Julie makin mempercepat laju larinya.
"Bapakkk!"
Suara Julie menghentikan Pak Sutopo yang hendak memasuki kelas. Di ambang pintu, pria itu berdiri memperhatikan Julie dengan heran.
"Ada apa, Julia?" Suaranya yang berat langsung menyapa gendang telinga Julie.
Masih berusaha mengontrol napas, Julie berkata, "Pak, saya boleh duluan masuk?"
"Kamu terlambat, ya?"
"Nggak, kok. Tinggal lima puluh detik lagi."
"Ya, sudah. Buruan masuk!"
Julie akhirnya bisa bernapas lega karena Pak Sutopo memberikan akses masuk. Gadis itu segera berlalu menghampiri Haedar yang duduk di kursi dekat jendela. Barulah ketika Pak Sutopo mulai menyapa seluruh penghuni kelas, Julie mengedarkan pandang. Tak ada Juna. Ke mana lelaki itu? Membolos kelas lagi?
Bahkan sampai Pak Sutopo menyebut namanya berkali-kali, tetap tak ada jawaban. Juna memang tidak ada di kelas pagi ini.
"Nggak ada yang tau Arjuna ke mana?" tanya Pak Sutopo lagi. Suaranya yang berat membuat semua mahasiswanya saling pandang heran.
"Pak!" Haedar tiba-tiba mengangkat tangan. "Saya baru dapat pesan dari Juna. Katanya hari ini nggak bisa hadir karena kecelakaan."
"Hah?" Julie yang duduk di samping Haedar langsung menoleh kaget. "Kecelakaan gimana?" tanyanya panik.
"Hm, kurang tau. Tapi, katanya emang kecelakaan."
"Ya sudahlah, kita lanjutkan materi minggu lalu." Pak Sutopo pun memberi instruksi.
Sementara Julie terduduk gelisah di tempatnya. Ia mengecek ponsel, mana tahu Juna mengabarinya juga. Namun, tak ada satu pesan atau jejak panggilan dari nomor Juna.