01

298 21 1
                                    

'Sakura'

Decitan lantai menghiasi senja. Debu halus bertebaran membuat pemuda itu sesekali bersin. Ruangan club seni lukis yang ia tinggalkan selama libur semester dipenuhi guguran bunga sakura.

"Nishinoya-senpai kuas-kuas ini patah. Kita harus beli yang baru"

"Ya. Kita harus periksa apa saja yang perlu dibeli lagi."

Pemuda yang kerap disapa Yuu sekarang resmi menjadi siswa tahun ketiga. Di club ini hanya ada dirinya dan Yachi Hitoka. Seorang siswi tahun kedua. Tanggung jawab sebagai ketua dilimpahkan padanya.

Cinta pertamanya telah pergi jauh ke tanah Tokyo melanjutkan study, ia adalah Shimizu Kiyoko dulunya ketua club ini. Ada juga Azumane Asahi sebagai wakil. Tapi sekarang mereka sudah lulus menyisakan dua orang.

"Yachi bisakah kau membuat selebaran untuk promosi club. Haaahh.. kita harus menggaet anggota baru setidaknya satu. Atau club ini akan dibubarkan"

"Hmmm senpai benar. Semoga kita dapat satu anggota lagi. Aku juga akan coba mengajak siswa tahun kedua."

Club seni lukis dulunya cukup terkenal di
Karasuno. Tapi semenjak club olahraga menyabet banyak penghargaan banyak siswa yang lebih suka bergabung dengan club olahraga.

Noya mengelus rambut Yachi sembari tersenyum. "Pulanglah lebih dulu. Ini sudah petang"

"Tapi..."

"Tidak apa aku hanya sebentar disini. Lagipula aku sudah bawa kunci club"

Yachi mengangguk setuju. Ia melambaikan tangan berlalu dari ruang club. Baginya Noya-senpai adalah orang paling positif yang ia temui. Ia sangat sedih saat tahu bahwa cinta senpainya bertepuk sebelah tangan. Shimizu-senpai menyukai Tanaka Ryuunosuke sahabat Noya-senpai.

Pemuda itu hanya tak ingin memaksakan perasaan sepihaknya dan menghancurkan persahabatannya dengan Tanaka. Diam terkadang lebih baik meskipun hatinya sakit.

Hanya lampu pijar kuning dipojok ruangan menjadi penerang club itu. Noya mengangkat dus berisikan wadah cat kosong. Lantai satu memang dikhususkan untuk aula dan ruangan club. Mungkin sekarang hanya dia dan petugas keamanan yang berada di sekolah.

Ia seperti mendengar derap kaki mendekat. 'Mungkin pak satpam' batinnya.

"Halo..."

PRANGG...

"Argh jatuh semua" Noya menggaruk rambutnya. Noya mendongak menatap sosok tinggi didepannya memakai seragam sekolah yang tak ia kenali. Mata semu kuning tua membias cahaya lampu pijar club membuatnya berkilat. Senyum tersungging dalam kegelapan malam.

"Maaf tapi kamu mencari siapa...?" Noya sebenarnya sedikit takut jika dihadapannya ini bukan manusia.

"Hanya melihat-lihat. Besok aku mulai sekolah disini."

Noya membereskan kaleng cat dan menaruhnya dipojokkan. Entah mengapa kepalanya seperti dilobangi oleh pandangan pemuda itu.

"Emm. Kau bisa melihat-lihat besok. Sekarang sudah malam. Aku akan menutup ruangan ini."
Pemuda itu terdiam menatap kertas kumal milik Yachi.

"Apa kau suka menggambar seperti ini..."

Noya menoleh dan wajahnya merah padam melihat gambar erotis itu.

"Itu milik Yachi anak tahun ke dua. Haaah..aku tidak tahu apa yang membuatnya menikmati gambar seperti itu."

"Atsumu" Noya menelengkan kepalanya tak mengerti.

"Namaku Miya Atsumu"

Noya memandang tangan itu ia dengan ragu menjabatnya "Nishinoya Yuu. emm salam kenal" Noya merasakan tangannya digenggam lembut senyum pria itu juga tidak pudar. Ia dengan cepat menarik tangannya gugup.

Hide and Seek [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang