02

143 15 2
                                    

'Anggota Baru'

Atsumu menopang dagunya memandangi sebuah kelopak sakura. Entah mengapa tadi  langkah kakinya terhipnotis mengikuti langkah pemuda yang baru ia temui. Rasa itu seperti kembali muncul. Rasa yang coba ia hilangkan satu tahun lalu.

Debaran yang sama namun pada objek berbeda. Kelopak bunga kecil itu ia hirup dalam-dalam layaknya bajingan mesum. Ia letakkan dengan apik dalam wadah kecil kaca. Menumpuk kedua tangannya sebagai bantal memandanginya lekat sampai jatuh tertidur.

"Apa aku harus beli buku album baru..."
Gumamnya sebelum jatuh kealam mimpi.

*
*
*

Kelas sudah akan dimulai. Noya menguap lelah setelah begadang dengan kakeknya mengusir babi hutan yang merusak ladang bunga mataharinya.

"Apa kau sudah sarapan...?" Tanaka meletakkan susu kotak vanilla dimejanya.

"Aku tidak sempat. Aku hanya membuat sarapan untuk kakek dan berangkat." Noya menutupi wajahnya yang terkena cahaya silau jendela dengan buku.

"Hahh... itu sebabnya tinggi badanmu tak naik..." Tanaka tersenyum mengejek.

"APA KAU BILA.."

"STOP" Ukai sensei masuk mencela Noya menitahkan semua untuk tenang.

"Baiklah kabar baik untuk kita semua. Ada murid baru yang akan berada di kelas kalian. Yeayyy..."

Seluruh penghuni kelas terdiam. Murid baru ditahun ketiga?. Persepsi negatif mulai bermunculan diotak mereka. Tak ada suka ria penyambutan. Bagi mereka murid baru ditahun ketiga kemungkinan besar adalah murid dengan citra buruk di sekolah sebelumnya.

"Miya-san. Ayo masuk"

Bagai slowmo langkah Atsumu berjalan elegan. Guyuran mentari pagi di tubuh kekar, wajah tampan, proporsi tubuh tinggi membuat rasa kantuk menghilang.

"Miya Atsumu desu. Mohon bantuan untuk kedepannya..." bungkuknya tersenyum kecil.

"Baiklah.. Kau bisa duduk di belakang Noya. Nishinoya Yuu..."

"Haik..." Noya mengangkat tangannya. Ukai sensei hanya mengangguk kecil mendorong pelan anak didiknya untuk menuju posisi bangku dan setelah itu pamit karena tugasnya sebagai wali kelas sudah selesai.

"Kita bertemu lagi" Atsumu tersenyum senang. Sebuah keberuntungan berpihak padanya. Netranya melirik sekotak susu vanilla di meja Noya.

"Apa kau suka susu vanilla?"

Noya melambaikan tangannya dan menggeleng.

"Eumm tidak. tidak terlalu. aku suka semua hehe.."

"Aku akan memberikan itu jika kau mau. Kau bisa bilang padaku" Noya menggaruk lehernya ia sebenarnya tak nyaman saat Atsumu menatapnya intens tak berkedip sekalipun dengan senyuman itu.

"Terimakasih tapi itu tidak perlu hehe..."

"Apanya yang tidak perlu. Itu bagus. Kau selalu melewatkan sarapanmu. Lihatlah tubuhmu semakin pendek"

Tanaka berhasil mendapat pitingan Noya namun Noya dibuat kehabisan napas karena merasa geli saat tangan sahabatnya menggelitiki pinggangnya. Semua pemandangan itu tak luput dari Atsumu. Ia menggeram kecil, suasana hatinya berubah sedikit buruk. Kelas kembali tenang saat Takeda sensei memulai pelajaran.

*
*
*

Semua siswa berhamburan keluar kelas menuju cafetaria. Tanaka dan Noya berniat untuk makan siang di rooftop.

"Miya-san. Mau makan siang bersama..."

"Oke"

Mereka bertiga menuju rooftop yang kemungkinan sudah ada Yachi yang menunggu. Gadis itu suka makan siang bersama senpainya dan menikmati hobi aneh.

Hide and Seek [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang