05

119 13 1
                                    

Warning⚠️
Terdapat adegan kekerasan fisik

'Pesta Terbongkar'

Setelah Osamu mengantarnya pulang hanya sepi dalam rumah tua miliknya. Pagar besi rumah itu terbuka ia memasuki pekarangan tak ada asap kayu di cerobong asap miliknya seperti biasa.

Ia berlari memasuki rumah memanggil kakeknya namun tak ada jawaban. Hanya tas besar asing tergeletak di sofa dekat perapian. Ia mencoba bertanya pada nenek Shin tetangganya.

"Nenek Shin melihat kakek keluar tidak...?" Seketika nenek itu memeluk Noya menepuk surainya yang turun.

"Kakekmu dibawa ke rumah sakit. Semalam kakekmu gagal napas aku menelepon Hiroomi untuk pulang. Sekarang kakekmu dirumah sakit Miyagi. Nenek mencari Yuu tapi Yuu tidak ada"

"Apa..." Noya berlari keluar kearah stasiun menuju rumah sakit. Ia tak peduli syal dan mantelnya tertinggal di rumah menyisakan kemeja Osamu yang tipis. Setiap menyusuri jalan ia dilanda ketakutan.

Nafasnya terengah berkeringat dingin. Ia menghampiri meja resepsionis meminta nomor ruangan kakeknya.

clak...

Pintu ruang rawat dibuka. Ia bisa melihat kakeknya memakai selang oksigen tengah terbaring menutup mata. Noya menangis memeluk kakeknya dan minta maaf karena tak menemani tadi malam.

"Kemana saja kau semalaman..." Noya melirik asal suara melihat pria tinggi dewasa. Rambutnya hitam kelam memakai syal merah.

Dia membungkuk sembilan puluh derajat mengucapkan banyak terima kasih. Kemejanya yang longgar memperlihatkan banyak ruam kemerahan di leher dan bahunya.

"Apa kau menjual dirimu sekarang?"

"Apa.."

"Hah anak kecil ini. Kau berkeliaran semalam membuat kakek tua ini sakit"

"Aku minta maaf" Noya menunduk menyesal

Hiroomi mengelus pucuk kepala Noya memberikan syal merah menutupi ruam lehernya. Ia menuntun Noya duduk dikursi tunggu.

"Ano...siapa kau...?" Noya bertanya bingung

"Bukankah adik kecilku yang manis ini terlalu jahat" Hiroomi menyelipkan tangannya di ketiak Noya mencari kehangatan.

"Hiro-nii...?"

"Yah siapa lagi memangnya. Ah...ketiakmu sangat hangat" Noya tak peduli dengan tangan kakaknya yang setia berada di ketiaknya. Ia setia memandangi kakeknya seolah meminta kedua mata itu terbuka.

"Apa kakek akan baik-baik saja?" Noya menggenggam tangan kakeknya cemas

"Dokter bilang kondisinya memburuk. Musim dingin tahun ini sangat ekstrim. Tapi kakek orang yang kuat. Dia akan baik-baik saja oke.." Hiroomi terbaring di sofa panjang memejamkan matanya. Semalam ia tak bisa tidur. Saat sampai di Miyagi Hiroomi menuju rumah sakit menemani kakeknya. Sudah lama ia tak pulang bahkan adik kecilnya sudah mau lulus SMA .

"Apa yang kau lakukan semalam..." Hiroomi masih setia menatap langit-langit.

"Hanya menjenguk teman yang sakit"

"Teman...? Bukan pacarmu..?"

"Aku tidak punya pacar" Noya muram sedikit mengecilkan suara.

"Tanaka?"

"Temanku bukan hanya Tanaka"

"Jadi kau benar-benar hanya berteman?"

"Ya. Memangnya kenapa. Lagipula dia siswa yang baik dan pintar. Sangat disayangkan jika tak punya teman seperti itu yang bisa memberikanmu jawaban PR cuma-cuma. Dia juga mau mengajariku" Noya merebahkan kepalanya di ranjang kakek.

Hide and Seek [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang