03

141 12 2
                                    

Ini gak saia edit. Jadi kemungkinan banyak typo :'). Happy reading....


'Lebih Dekat'

Atsumu melihat kamera kesayangannya. Jemari lincah menekan tombol memperlihatka objek indahnya beberapa bulan belakangan. Kembang apinya semakin meletup-letup keras mendebarkan dada.

Entah sejak kapan rak buku miliknya telah terselipi banyak komik-komik nyeleneh yang ia beli dengan Yachi. Adik kelasnya itu cukup menyenangkan.

Setiap jam menit detik ia sempatkan menatap objek indah bernama Nishinoya Yuu. Kini mereka semakin dekat dan memanggil nama kecil. Noya adalah sosok paling bersinar dimatanya. Rasanya seperti mendapat baterai semangat baru hanya dengan melihatnya.

Cinta...?

Dia belum berasumsi dengan hal sedalam itu. Ia hanya takut masa lalu itu kembali menghantuinya. Kembali menjadi sebuah karma bagi dirinya. Takut atas kacaunya kendali diri jika mencintai. Baginya cinta membuatnya gila akan rasa ingin memiliki. Bahkan air mata permohonan telah ditepisnya layaknya iblis tanpa hati. Melodi kesakitan memanipulasi telinganya jadi sebuah nyanyian indah.

"Aku tidak mencintainya" gumamnya mematikan kamera. Netranya melirik jendela berhias langit malam. Apartemen kecil yang sepi hanya ia seorang. Layaknya sampah ia dibuang karena masa lalu kelam.

Srekk....

Atsumu menarik tirai kain abu-abu menutup jendela. Jari kasarnya meniti sebuah foto kecil tertempel di dinding. Memandangnya memuja seakan tak pernah puas setiap kali melihatnya. Ia berbalik memandangi ruangan kecilnya tempat melepas penat.

"Buku Albumnya sudah terisi penuh..."

*
*
*

Jemari Noya bergerak menurun membaca brosur minimarket mencoba meneliti setiap potongan harga promosi.

Tanaka hanya bosan memadatkan kotoran hidungnya dikelas. Sekarang jam kosong maka jam bebas yang seharusnya digunakan untuk belajar mandiri disalahgunakan hampir semua siswa.

"Jika kau keberatan tidak usah tidak apa" Tanaka meniup kotoran hidungnya berganti menggaruk pantat.

"Aku tidak keberatan. Lagipula kami akan panen bunga matahari" Noya mencebik sebal. Sebagian besar ladang di daerah rumah Noya memang menanam bunga matahari. Hasil panen akan disetor pada perusahaan minyak goreng rendah lemak, kosmetik, atau pakan hewan hamster misalnya.

"Kau bilang ladang kakekmu diserang babi hutan. Jika kau kesulitan kau bisa minta bantuanku" ucap Atsumu.

Noya menghela napas. Minggu lalu Noya selalu terlihat lemas saat berangkat sekolah karena begadang mengusir babi hutan. Dan sekarang dia berencana membuat pesta barbeque bersama Atsumu dan Tanaka merayakan masa panen. Sebenarnya ia berharap Yachi bisa ikut. Tapi sepertinya akan sangat sulit mendapat ijin orang tuanya yang protective.

"Yah...Babi sialan itu membuatku tidak tidur. Setidaknya masih banyak tanaman yang selamat. Aku bisa tidur nyenyak sekarang" Noya meregangkan tubuhnya setelah duduk cukup lama.

"Kau yakin?" Atsumu menatapnya

"Eh...?"

"Bagaimana kalau aku yang membuatmu tidak tidur...?"

"Hah....?" Noya berkedip tidak mengerti.

"JADI KAU PELAKUNYA!!!" Tanaka berteriak heboh

"Memang apa yang dia lakukan"

"Noya kau tidak mengerti....?" yang ditanya hanya menggeleng polos

"Dia....dia....."

Atsumu dalam hati berpikir optimis bahwa teman berisiknya mengerti kalimat yang ia ucapkan. Noya dengan tak sabar menunggu menggerakkan kepalan tangannya gemas.

Hide and Seek [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang