Jemarinya menari-nari dengan lincah dideretan tombol Laptopnya.Mencari pembahasan terkait soal yang sedang dia kerjakan.
Lusa dia akan ikut tes mandiri di salah satu Kampus ternama di Jogja.
Sebelumnya, namanya tidak masuk daftar siswa yang bisa ikut SNMPTN. Yanga mana mengharuskan dia berusaha lebih untuk dapat kuliah disana.
Yaaaah walau harus belajar susah payah seperti ini.
" Aaaahhhhhh " Alfi menghembuskan nafas gusarnya .
Kepalanya seperti mau pecah. Terhitung sudah empat jam dia berada di perpustakaan.
Dia menyeruput kopi ketiganya.
" Kenapa coba Tuhan ngasih gue otak yang pas-pasan kaya gini " keluhnya dalam hati.
Dia menggigit ujung pulpen nya lalu melirik ke bangku belakang.
" Sialan " makinya dalam hati
Suara berisik itu berasal dari bangku belakang. Sepasang kekasih tengah duduk bersebelahan.
Terlihat sang gadis mendorong pria disebelahnya agar menjauh.
" Jangan deket-deket Bar, ini di perpus " risih wanita itu.
" Gapapa, ga ada yang perhatiin. Semuanya lagi belajar " balas si pria dan kembali mengganggu wanitanya.
Alfi yang jelas-jelas terganggu kemudian menggeser kursinya dan menghampiri mereka.
" Kalo mau pacaran mending ke hotel aja deh. " Sarkas Alfi menatap pria didepannya.
Wanita tadi mengulum bibirnya dan menunduk.
" Maksud Lo apa?" Tanya pria tadi berhadapan dengan Alfi
" Gue rasa Lo paham apa maksud gue. " Jawab Alfi smirk
" Suara Lo berdua nge-ganggu kita-kita yang belajar disini " kata Alfi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Semua orang di ruangan itu memusatkan perhatian mereka ke Alfi dan pasangan itu.
Benar.
Mereka terganggu oleh sepasang kekasih itu.
Sayangnya pustakawan yang berjaga saat itu bukanlah Pak Adrian.
Melainkan anak magang.
Mungkin dia takut untuk menegur karena masih baru.
Untung saja ada Alfi yang mewakilkan semuanya.
" Gue rasa semua orang tau kalo di perpus itu dilarang berisik. " Sambung Alfi sarkas
Pria tadi pun mengedarkan pandangan nya.
Terlihat puluhan pasang mata yang menatap nya secara terang-terangan.
" Sial " gumam nya
" Ayo pergi " katanya menarik tangan kekasihnya.
" Ga mau " sentak wanita itu.
Seketika rahang pria itu jatuh kebawah.
Malu.
Itu yang di rasakan pria itu sekarang.
" Aku masih mau belajar. Kamu aja yang pergi " kata wanita itu lirih sambil menunduk.
Dia juga malu sebenarnya , hanya saja dia masih harus mengerjakan tugasnya
Alfi tersenyum lalu mempersilahkan pria tadi untuk keluar.
" Sialan. Awas aja Lo kalo ketemu lagi " ancam pria tadi menunjuk Alfi tepat di depan wajahnya.
" Okeh. Gue tunggu " balas Alfi dengan tersenyum remeh.
Dengan langkah kasar, pria tadi pergi meninggalkan ruang belajar perpustakaan itu.
" Saya minta maaf semuanya " kata wanita tadi membungkuk ke semua arah.
" Gapapa, lanjut aja belajar nya " kata Alfi
" Iya makasih " balasnya
Saat kembali ke meja, senyum Alfi mengembang melihat layar ponselnya yang menyala.
Tebaknya itu pesan dari seseorang yang dari sore tadi dia tunggu.
Tak berselang lama, senyum manis Alfi tadi hilang.
Wajahnya kembali datar begitu melihat siapa pengirim pesan itu.
Aji.
Alfi menaruh kembali hapenya di meja.Dipikirnya itu pesan dari Kekasihnya, ternyata hanya Aji.
" Haaahhhhh " desah Alfi menyenderkan punggungnya di kursi.
" Gini banget dah LDR " gumam Alfi menengadahkan kepalanya, memandang Plafon perpus yang berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR
Teen Fiction" Gua tanya sekali lagi " " Lu pilih gua, atau angkatan lu?" - Alfi - Ara