Alfi mendengus melihat roomchat bersama kekasihnya yang masih sama seperti kemarin malam.
Kemana coba kekasihnya itu.
Tok tok
Ketukan pintu kamar Alfi.
" Alfi ibu masuk ya " kata Indah dari luar
" Iya Bu " jawab Alfi.
Indah masuk dengan pakaian rapinya.
" Ibu mau kemana?" Tanya Alfi
" Mau kerumah si Mbah " jawab Indah.
" Ooohh " balas nya
" Ooohhh oooohhh, sama kamu " kata indah lagi.
" Hah? Nggak ah , Alfi ga mau " rengek Alfi
" Ga boleh gitu Alfi. Besok kamu udah berangkat. Hari ini kita pamitan" jelas indah
" Nanti Alfi vc ajalah Bu " ucap Alfi mengerlingkan matanya.
" Nggak. " Tegas ibunya.
" Ibu tunggu di bawah. Jangan lama, ayah juga ikut " jelas indah.
" Tambah ga mau Alfi Bu berangkat nya " ucap Alfi membanting diri ke kasur.
" Berdua sama ibu ajalah kalo emang mau pergi " sambungnya menatap indah.
" Gak Alfi. Ayah udah siap-siap dibawah " final indah.
" Ibu ke bawah dulu. Ingat, jangan lama " pesan indah.
Alfi mendesah panjang pagi itu.
Baru juga ia memulai harinya, kenapa sudah berat seperti ini.
Menempuh setengah jam perjalanan, sampailah mereka di rumah Mbah.
Mbah yang di maksud adalah Ibu dari Ibu nya Alfi.
Rupanya disana sudah ada paman dan bibi Alfi.
Ada juga sepupu²nya yang masih kecil. SD mungkin.
Alfi bersalaman dengan si Mbah dan juga Paman Bibinya.
Jarang Alfi ikut acara keluarga, makanya saat ini Alfi banyak di tanyai oleh keluarganya.
Apalagi tentang rencana kepergiannya besok.
Dia banyak menerima wejangan dari si Mbah dan juga Paman Bibinya.
" Mbah, Alfi izin main PS dlu ya " pamit Alfi
Lalu Alfi pergi ke ruang depan. Disana ada PS 5 yang diberikan oleh ayahnya untuk spupu² Alfi.
Dirumah si Mbah ini , Paman Alfi juga ikut tinggal.
Namanya Hadi. Alfi memanggilnya paman Hadi. Karena dia anak bungsu, jadi dia tinggal dirumah keluarga itu sambil mengurus si Mbah.
Dari depan Alfi bisa mendengar perbincangan keluarga nya.
Alfi tersenyum smirk saat mendengar ayahnya berbicara.
Begitu jauh berbeda dengan ayahnya yang ia kenal.
Ayahnya di luar rumah dan ayahnya didalam rumah sangat lah berbeda.
Seperti Iblis dan malaikat.
Alfi akui itu.
Dengar saja sekarang.
Betapa sopan dan halusnya ia bicara.
Bagaimana ia memperlakukan Indah. Layaknya suami yang begitu menyayangi istrinya dan menjaga keluarganya.
Baik, sopan , santun, penyayang, rendah hati, sabar dan banyak lagi kedermawanannya, begitu pandangan orang-orang kepada Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR
Teen Fiction" Gua tanya sekali lagi " " Lu pilih gua, atau angkatan lu?" - Alfi - Ara