"abang, kapan pulang, paman?" ujar Ashara sontak bertanya keda pamannya karena Ashara sudah lama tidak bertemu dengan kakak lelakinya, sudah cukup lama semenjak sang papa sudah tiada kakak lelakinya itu memberitahu kepada paman tio, dan paman tio memberitahu kepada Ashara, bahwa kakak lelakinya itu sekolah disana
Oh, ya, soal Jeanno, dirinya sudah pamit untuk pulang
"enggak ada info, dia pulang kapan, paman aja nggak tahu" ucap paman tio
"dia chat kamu nggak?"
"asha aja udah lama nggak chat abang" ujar Ashara yang kini mendengus kesal
"mungkin aja sibuk kali" ucap paman tio yang berpikir positif thinking untuk Ashara agar tidak berpikir aneh aneh
"selama 3 tahun nggak ada kabar, apa dia nggak peduli sama Ashara?" tanpa pikir panjang Ashara berbicara seperti itu, apa mungkin iya kakak lelakinya itu tak peduli dengannya?
"Shuuttt, jangan gitu, abang kamu sayang sama kamu, tungguin aja kabar baiknya, sabar ya, asha" ucap paman tio meyakinkan bahwa kakak lelakinya itu sayang, dan pasti sayang sekali dengan Ashara
"kenapa asha?" Ujar paman tio yg memperhatikan Ashara yang sedari seperti kesal melihat handphonenya yang terus menerus ada pesan
"orang itu, si jemian. chat asha mulu" ucap Ashara dengan terlihat tenang namun juga kesal
"abang kamu?"
"jemian. bukan abang Asha" Ashara yang tak ingin jika Jemian di sebut dengan abang. namun paman tio mengerti mengapa Ashara seperti itu
pada akhirnya Ashara membuka ponselnya siapa tahu ada yang penting, ah , tidak sama sekali jika tentang jemian
**************************
"kamu, yakin, ingin pulang?" paman tio bertanya pada Ashara yang sudah siap siap untuk pulang kerumahnya. rumah yang terburuk yang pernah ia tempatkan mungkin?
"ya. tenang aja, asha kan bukan anak kecil lagi. kata papa, kita harus jadi orang yang kuat. nggak masalah kan?" ucap Ashara sontak membuat paman tio tak tega melihat ponakannya sepertinya akan di hukum oleh keluarganya atau di marahi oleh ayahnya
"tenang aja, abang pernah bilang ke asha, buat terus tangguh, kalau asha rentang runtuh asha artinya udah kalah." Ujar Ashara yang melanjutkan bicaranya
"iya, paman yakin sama kamu, kabarin paman ya, kalau mereka melakukan kekerasan telpon atau beritahu paman" ucap paman tio
"Asha pulang dahulu ya"
"iyaa, hati hati di jalan"
***********************
sudah sampai di rumahnya.
"oke. santai, aja Asha"
"sekarang kita masuk." gumamnya
"ASHA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, aku ingin dia Kembali
Roman pour AdolescentsAda apa dengan semuanya? mungkin kah berhubungan dengan masa lalu, bahkan tentang trauma? Ashara yang sangat benci dengan kehidupannya, lalu dia pun sangat benci dengan lelaki yang datang kehidupannya, yaitu ayah tirinya, dan juga dirinya benci deng...