Sheet 15

11.5K 356 2
                                    

Happy reading

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

15. Carel dan Salsa

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

...

"Ansel, bagaimana dengan keputusan kamu? Ini sudah dua minggu nak" kata-kata Tika membuat fokus Ansel terbagi. Pria yang sebelumnya itu hanya fokus pada berkas kerja nya kini teralihkan pada sang mama yang datang tiba-tiba menuju balkon kamar nya.

"Aku sudah pernah bilang sama mama, aku menolaknya. Kenapa mama harus menunggu lagi? Batalkan saja semuanya"

"Ansel..." Tika mengambil duduk disebelah putranya, tangan wanita itu mengusap pundak Ansel dengan lembut. "Mama cuma gak mau kamu terus kepikiran soal Kana. Ini sudah hampir dua bulan lamanya Sel"

Ansel menghela nafas, ia menurunkan tangan mama nya dari pundak. Ansel menatap sang mama dengan intens, "Mau dua bulan bahkan satu tahun sekalipun, cinta yang Ansel miliki hanya untuk Kana dan tidak akan berubah mah! Mama harusnya tau itu, dan lagi aku mohon sama mama, batalin perjodohan itu, lagipula Salsa sudah memiliki pria yang dicintai nya"

"Kalau begitu, jika Salsa disuruh untuk meninggalkan pria itu dan memilh kamu. Kamu akan setuju dengan perjodohan ini?"

Helaan nafas lagi-lagi terdengar, Ansel menggeleng dengan tegas. Binggung, harus bagaimana lagi Ansel menolak, bahkan ini sudah yang kesekian kalinya namun mama nya itu tetap pada pendiriannya. "Aku tidak mau mah, lagipula Salsa juga menolaknya"

"Menolaknya? Kamu tau dari mana?"

"Kami pernah bertemu. Mama ingat ketika aku meminta nomor ponselnya?" Tika sejenak terdiam, ia mengingat kapan putranya itu meminta nomor Salsa, sepertinya sekitar beberapa minggu yang lalu, kalau tidak salah. Waktu itu Tika senang Ansel meminta nya, berarti ada kemajuan tetapi kenyataanya mereka membicarakan penolakan secara terang-terangan.

"Lah mama pikir kamu sama dia ingin pdkt-an?"

Ansel menggeleng, bahkan hal tersebut tidak ada dipikiran Ansel. "Intinya kami membicarakan penolakan. Salsa memiliki pria lain begitu juga dengan aku yang masih belum selesai dengan kisah masa lalu ku,"

"Mama tau kan, orang yang belum selesai dengan kisah nya yang dulu jika dipaksa menikah dengan orang baru pernikahan yang keduanya laksanakan tidak akan berjalan sesuai apa yang di mau?"

Tika menggeleng tegas mendengar ansumsi yang Ansel katakan. "Tidak semuanya seperti itu Ansel, jika kamu tegas dengan perasaan mu sendiri bahwa kamu bertekad untuk melupakan Kana dan mau menerima orang baru kamu pasti bisa Sel! Pasti bisa"

"Salahnya aku tidak bisa tegas dengan perasaan ku mah! Aku sangat menyayangi Kana, harusnya mama tau itu! Mama juga tau kan, bagaimana dengan susah payahnya aku harus meyakinkan om Raditya agar mau menyerahkan anaknya pada ku? Mama tau itu semua kan! Tentu, karna mama selalu mendengar cerita ku. Harusnya dari situ mama ngerti seberapa besar rasa sayang ku dengan Kana!"

"Ansel, mama hanya ingin kamu bisa melupakan wanita yang tidak tau diri itu-"

"Sudahlah ma, Aku pusing. Kerjaan aku juga masih banyak, dan lagi keputusan aku tetap sama, aku menolak. Jika mama memaksa aku akan pergi dari rumah ini" finish Ansel dengan menakan segala emosi nya agar tidak bablas dengan memarahi mama nya lebih lanjut.

Carel Dan Dendamnya (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang