Sheet 11

10.7K 399 0
                                    

Happy reading

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

11. Asumsi Kana

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

...

Carel berjalan menuju ruangan Joshua untuk mengantarkan beberapa berkas. Sebenarnya Carel hendak menyuruh sekertarisnya namun urung karna Carel sekalian ingin bertemu dengan Joshua dan berkunjung ke perusahaan Smith yang sudah lama tidak ia datangi.

"Tuan Joshua ada?" tanya Carel pada sekertaris yang kebetulan berpapasan dengannya di lorong lantai dua puluh, lantai dimana ruang Joshua berada.

"Ada tuan, didalam."

"Baiklah" saat hendak melangkah pergerakan Carel terhenti karna mendadak sekertaris wanita itu memanggilnya. Carel menoleh menatapnya datar tanpa bertanya alasan mengapa dirinya dipanggil.

"Apa mau saya anter pak?"

Carel menautkan alisnya, ia melirik penampilan wanita itu dari atas hingga bawah. "Boleh" jawab Carel setelahnya.

Seakan mendapatkan hadiah dolprese, wanita itu tersenyum lebar, ia mendekat pada Carel untuk menyamakan langkahnya.

Salsa tersenyum sangat manis, bohong jika ia tidak terpana menatap pahatan wajah tampan Carel.

"Kenapa lihati saya seperti itu?" Carel menatap tidak suka pada Salsa. Kentara sekali dengan nada bicara dan lirikan mata tajam yang Carel berikan.

Salsa gelagapan, ia membuang pandang lalu menggeleng pelan. "Silahkan pak, sudah samp-"

"Biar saya saja yang buka pintu nya" kata Carel menghentikan pergerakan Salsa yang hendak membukakan pintu ruangan milik Joshua.

"Saya permisi. Terima kasih sudah mau mengantar" ucap Carel singkat dan berlalu dari hadapan Salsa.

Kepergian Carel bersamaan dengan pintu yang kembali tertutup membuat Salsa memekit senang, pria dingin itu baru saja mengucapkan terima kasih padanya? Benar-benar woahh!! Jarang-jarang Carel seperti itu.

Seakan sadar dengan sikap exited nya, Salsa berdehem pelan lalu berbalik badan untuk kembali menuju meja nya.

...

"Pah" panggil Carel mendekat pada Joshua yang sedang berkutat dengan laptopnya.

Joshua mendongak, sedikit heran akan kedatangan Carel yang tidak memberinya kabar. Bukankah kemarin pria itu bilang ingin honeymoon? Lalu mengapa tiba-tiba sudah berada dihadapannya saja? Ini Joshua yang salah melihat atau memang Carel berada dihadapannya?

"Bukannya kau bilang pergi honeymoon?"

"Kemarin pulang" jawab Carel menyerahkan beberapa berkas. "Harusnya itu sekertaris ku yang mengantar, tapi kali ini aku ingin mengantarkannya sendiri."

Joshua menerimanya, melirik Carel sekilas. "Tidak mungkin kau mau repot-repot mengantar kemari, pasti ada yang kau inginkan bukan?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin bercerita"

Joshua berdecih, sudah ke tebak. Lagipula Carel memang sebelum nya tidak pernah sebaik ini pada sekertarisnya, apalagi perihal mengantarkan berkas-berkas untuk tanda tangan.

Carel Dan Dendamnya (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang