DUA

88 15 1
                                    

Assalamualaikum guys👋

Gimana kabarnya? Semoga baik semua.

Aku updatenya lama itu, karena aku nulis cerita ini sampai beberapa part.

Biar gak ribet gitu, tinggal update giu loh.

Semangat puasanya💃

▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎

☆HAPPY READING📖☆


Sejak Aisha balik ke Asrama tadi, Zifa di buat heran dengan sahabatnya itu yang senyum-senyum sendiri.

"Woy! Ngapain kau senyum-senyum sendiri?" Tanya Zifa menyelidik.

"Kak Zifa! Aku seneng banget soalnya aku bakal di ajarin sama Gu-"

"Ehem, inget ini di Asrama ada banyak orang."

Aisha menolehkan kepala, ternyata ada teman satu Asramanya. Lebih tepatnya teman Zifa, saat awal mereka bersahabat Zifa tak ingin jauh dari Aisha.

Maka dari itu ia bilang kepeda dewan pesantren untuk memindahkan Asrama Aisha menjadi Satu Asrama dengan dirinya.

"Maaf-maaf guys, ayo kak." Ucap Aisha menarik tangan Zifa untuk keluar.

Untung saja ini masih setengah lima sore, jadi tidak perlu takut jika berada di luar Asrama.

Mereka duduk di dekat kolam ikan yang jaraknya tidak jauh dari Asrama putri.

"Kak tau gak sih kalau aku bakal di ajarin sama Gus Athur!" Ucap Aisha girang.

"Beneran? Karena apa? Nilai mu jelek ya?" Tuduh Zifa.

"Gak lah! Karena aku kepilih buat lomba ceramah bahasa Arab tingkat kecamatan"

"Waah, hebat adik gw satu ini. Bisa ketemu sama jodohnya nih tiap hari, kiw."

"Apa sih, belum tentu jodoh. Lagian gak tiap hari juga, cuma hari Jum'at sama Minggu doang."

"Gapapa yang penting bisa ketemu sama Gus Athur terus kamu Sha, nanti kamu bisa luluhin hatinya."

"Tapi Kak...."

"Kenapa lagi?"

"Kalau Gus Athur risih gimana? Orang tadi aja sebenernya Gus Athur gak mau, kalau bukan paksaan Bu Nyai gak bakal mau."

"Kok bisa? Ceritaiin dong."

"Jadi gini.."

"Tidak perlu takut, jika kamu mau nanti yang akan mengajari kamu Gus Athur."

"G-gus Athur?"

"Iya, memang kenapa?"

"Tidak apa-apa Bu Nyai, kaget aja"

"Assalamualaikum." Salam seorang laki-laki berbadan tinggi, dia adalah Athur.

"Uwes bali le, tumben?" Tanya Bu Nyai kepada Sang anak.

[Udah pulang nak, tumben?]

"Tadi cuma di suruh gantiin Abi sebentar Mi, lagi ngapain Ummi di teras rumah?"

"Ini lagi bahas soal lomba, nanti kamu yang ngajarin Aisha ya?"

"Gak Ummi, kita bukan Mahram"

"Lohh? Kan nanti di ndalem, bukan di Asrama Aisha. Nanti Ummi temenin"

"Bisa Ustadz atau Ustadzah yang lain kan Ummi?"

TAKDIR CINTA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang