BAB 5

7 3 0
                                    

Pagi harinya menjelang akad nikah tepatnya jam 05.30.Wib Nara dikejutkan oleh gedoran pintu kamarnya dari luar.

"Nara, kamu udah bangun?" Sahut mamanya dari luar.

"Udah ma ini baru habis sholat, ada apa ma?" Tanya Nara heran.

"Kamu cepat mandi sana, terus ganti pakaian dengan kebaya yang di beli waktu itu ya, jangan lama mandi nya waktu kita ngga banyak". Ujar mamanya.

"Kan acara nanti Jam 9 ma kenapa harus sekarang siap-siap nya sih ma kayak pengantin aja yang harus siap-siap dari subuh, seharusnya abang yang mama ingatin secara kan dia pengantinnya bukan Nara ma?". Jawab Nara heran kepada mamanya.

"Kamu kan juga.... kamu juga harus siap-siap secara kan kamu adiknya Defan, Anak perempuan satu-satunya di keluarga ini masa kamu tampilnya biasa aja kan?, Udah kamu jangan banyak tanya lagi sekarang cepat mandi sana!". Ucap Laras hampir keceplosan dan langsung mendorong Nara ke kamar mandi.

Sehabis mandi ketika membuka pintu, Nara dibuat bingung dengan kehadiran 2 orang perempuan sudah ada di kamarnya yang sibuk menata peralatan make up di atas meja di kamarnya Nara.

"Eh ini mbak-mbak ini siapa ya? Kok masuk ke kamar saya? Dan itu apa peralatan make up segala? Oh ini mbaknya tukang rias pengantin ya, berarti mbak salah kamar, bukan saya pengantinnya mbak, soalnya yang pengantin itu abang saya bukan saya mbak". Ujar Nara kepada 2 orang yang diyakininya sebagai perias pengantin.

Belum sempat 2 perempuan itu menjawab mamanya sudah datang ke kamarnya dan menjelaskan maksud kedatangan perias make up ini ke kamarnya Nara.

"Ra udah ini mereka gak salah kamar kok, mama yang nyuruh mereka untuk rias kamu" jawab Laras kepada Putrinya itu.

"Kok Nara di rias segala sih ma, Nara gak mau ma, nanti Nara aja yang dandan sendiri gak usah di make up mbak-mbak ini segala Ma" sanggah Nara.

"Ya kamu harus di make up in dong, masa anak Mama biasa aja dandanannya kan tadi mama udah jelasin. Pokoknya kamu nurut aja gak usah ngebantah" ujar Laras sambil mendorong putrinya untuk duduk di meja rias.

"Eh eh ma, oke Nara mau di make up tapi  jangan tebal-tebal nanti dikira Nara yang pengantinnya, masa ngalahin dandanannya Mbak Rini kan nggak lucu Ma" sahut Nara sambil duduk.

"Iya-iya kamu tenang aja udah kamu diam duduk sini biar mbak-mbak ini yang merias wajah kamu mama jamin hasilnya gak mengecewakan iya kan mbak?" Tanya Laras kepada tukang rias yang langsung di anggukinya.

____________________

Sementara itu di ruang keluarga orangtua Nara dan abangnya menunggu Nara sambil berbincang.
"Pa semoga acara hari ini berjalan lancar ya Pa, dan mama harap Nara ikhlas menerima apa yang akan terjadi hari ini"  kata Laras sambil harap-harap cemas.

"Insyaallah Nara pasti akan menerima semuanya secara perlahan, Papa tidak ingin anak perempuan kita satu-satunya terjerumus ke hal yang tidak kita inginkan, secara kan dia udah 22 tahun dan itu sudah pantas untuk menuju hal itu". Jawab Lukman kepada istrinya dan diangguki oleh Defan.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 08.10 Wib Nara yang sudah selesaipun beranjak dari kamarnya dan keluar mencari keluarganya yang sedang asik mengobrol.

"Ma Pa Bang, Nara udah siap yuk kita berangkat. Gak sabar Nara lihat abang nanti ucap ijab kabul". Ujar Nara sambil membayangkan abangnya yang akan gerogi pas akad.
"MasyaAllah Ra kamu cantik banget ya kan Ma? Ini beneran adik abang".
"Iya cantik banget anak Mama" Jawab Laras takjub memandangi kecantikan putrinya itu.

"Ya udah berarti semuanya sudah siap, ayo kita berangkat ke mesjid jangan sampai penghulu yang nunggu kita" sambil berjalan ke mobil.

_____________

Mendadak Wisuda Baju MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang