BAB 6

11 3 0
                                    

Flashback on

Tepatnya sebulan menjelang Nara Yudisium. Azham datang kerumah Nara untuk melamar Nara jadi Istrinya. Azham jatuh hati dengan Adik dari sahabat SMA nya itu Defano Argianta.
Waktu pertama kali Azham main kerumah Defan, Nara lah yang membuka pintu waktu itu Nara mengenakan seragam SMP mungkin baru pulang dari sekolahnya. Namun Nara waktu itu tidak mengucapkan sepatahkatapun dan langsung saja memanggil Abangnya.

Semenjak waktu itu Azham selalu meminta di sepertiga malamnya agar Nara menjadi jodohnya kelak. Azham sering mampir ke rumah Defan namun yang ia cari tidak menampakkan batang hidung. Sudah berulang kali Azham ke rumah Defan untuk sekedar mampir bermain atau mengajak azham keluar namun yang ia cari tidak pernah muncul hingga ia lulus SMA. Namun semenjak ia kuliah di luar kota ia hanya mencari tau info tentang Nara melalui akun sosial atau sesekali menanyakan ke Defan dan itu berlangsung hingga ia memasuki dunia kerja.

Ketika Nara sudah mulai kuliah azham mencari tau tentang keseharian Nara lewat Ana Sepupu jauhnya yang kebetulan yang menjadi teman dekat Nara waktu kuliah dan bahkan mereka se kost. Bahkan hampir setiap hari Azham menanyakan apa aja yang dilakukan Nara, dia dekat dengan siapa, apakah pernah bergurau dengan lelaki, dan masih banyak pertanyaan lain yang diajukannya lewat WA ke sepupu jauhnya itu.

Berkat Ana Azham bisa mengetahui semua yang dilakukan Nara. Hingga ia mendapatkan info bahwa Nara akan melaksanakan sidang akhir. Semenjak tau Nara akan sidang Azham langsung mengajak keluarganya untuk menemui keluarga Nara untuk melamar anak gadis satu-satunya dari keluarga itu. Tentu saja orangtua dan adiknya itu syok mendengar kabar bahwa anaknya akan melamar anak gadis orang.
Apalagi tidak ada angin ataupun hujan tiba-tiba saja datang petir menyambar keluarga mereka. Ah maksudnya kabar putranya akan melamar Anak gadis orang.

Lewat foto yang disodorkan azham orangtua maupun adiknya langsung setuju aja tanpa pikir panjang karena mungkin melihat seorang gadis berjilbab yang tersenyum ke kamera di dalam foto itu.

Besoknya Azham langsung saja menghubungi keluarga Defan untuk datang dengan maksud melamar putri kesayangan dalam keluarganya itu. Tentu saja keluarga Defan kaget yang mendengar bahwa anak gadisnya akan dilamar orang. Namun karena mereka mengenal baik bagaimana sosok Azham yang jadi teman dekat putranya itu tentu mempersilahkan untuk datang kerumah.

_______________

"Perkenalkan sebelumnya saya Fatan dan ini istri saya Salma orangtua dari Azham maksud kami kesini ingin meminta putri keluarga ini yaitu Nara dengan baik untuk menjadi pendamping hidup anak Saya Azham mungkin untuk lebih jelasnya Azham yang akan mengutarakan niat baiknya langsung" Kata Fatan untuk mengawali pembicaraan setelah di suruh duduk di ruang keluarga oleh Lukman.

"Sebelumnya maaf kalau niat saya bersama keluarga saya datang kesini membuat om dan tante kaget mungkin kedengarannya mendadak namun saya sudah jatuh hati dengan anak tante semenjak saya duduk di bangku SMA. Mungkin terdengar klise jatuh cinta pada pandangan pertama tapi memang itu yang saya alami semenjak Nara membukakan pintu untuk saya masuk waktu itu, sejak saat itu saya tau saya sudah jatuh hati dengan anak Om. Namun karena saya masih SMA saya tidak ingin bertindak gegabah untuk melamar anak gadis orang hanya bermodalkan cinta. Dan itupun hanya cinta sepihak dari saya. Maka dari itu hari ini saya datang kerumah Om untuk melamar putri Om satu-satunya untuk saya jadikan istri dan ibu dari anak anak saya kelak". Kata azham panjang lebar.

"Om mengenal kamu dengan baik namun untuk melamar anak Om apakah kamu sudah bertemu dengan Nara untuk membicarakan hal ini?" Tanya Lukman yang di angguki oleh istrinya dan putranya karena waktu itu Nara sedang kuliah jadi dia tidak tau hal ini.

"Saya belum pernah bertemu dengan anak Om bahkan untuk berbicara lewat WA atau media lainnya saya belum pernah. Namun saya ingin melamar Nara lewat keluarganya dulu saya ingin meminta baik-baik untuk saya jadikan istri saya Om".

"Tante dan Om bahkan Defan setuju dan menerima niat baik kamu tapi apakah tidak sebaiknya kita bicarakan dengan Nara, karena yang tante tau dia tidak pernah dekat dengan siapapun bahkan setelah kuliah pun mungkin Nara belum ada niat dan belum siap untuk memasuki dunia pernikahan" ujar Laras yang tau persis kelakuan putrinya itu seperti apa.

Defan yang mendengar jawaban mamanya itu langsung saja ikut berbicara
"Ma apakah tidak sebaiknya jika acara ini Nara tidak usah tau Ma, Pa? Kan Mama sama Papa tau gimana Nara kalaupun Nara tau ada yang melamarnya dapat dipastikan Nara pasti akan menolak secara mentah-mentah Ma, Pa apalagi Nara belum mengenal Azham, maaf sebelumnya ya Zham tapi untuk kebaikan bersama saya memberi tau ini dari awal walaupun terdengar buruk. Usul Defan sebaiknya Nara tidak usah tau tentang rencana pernikahannya ".

"Papa setuju saran Defan Ma sebaiknya kita tidak usah memberitahu Nara akan hal ini mungkin pas Hari H Nara akan syok atau bisa lebih parah dari yang kita bayangkan namun ini untuk kebaikan Nara juga apalagi sebentar Lagi Defan juga mau berumah tangga tentu tidak ada yang bisa mengawasi Nara seperti Defan Menjaga adiknya. Untuk kamu Azham mungkin ini kedengarannya pernikahan terpaksa yang dirasakan putri Om namun Om percaya kamu pasti bisa menjaga Nara lebih baik dari kami Menjaganya walaupun mungkin Nanti Nara terpaksa menjalani nya di awal-awal semoga kamu mampu membuat Nara menerima pernikahan kalian dengan Ikhlas nantinya. Maka dari itu kami keluarga Nara menerima niat baik Azham untuk melamar Nara bahkan saya sudah berucap jauh sampai langsung ke pernikahan saja tadi saya mohon maaf untuk itu tapi apakah kamu bersedia jika pernikahan kamu dan Nara seperti itu nantinya Azham"

"Jika itu yang terbaik untuk Nara dan keluarga ini saya bersedia Om dan saya sangat berterimakasih karena telah menerima niat baik saya". Ujar Azham sambil bersyukur.

"Baiklah karena pak Lukman dan bu Laras sudah menerima niat baik kami. Saya rasa alangkah baiknya kita tentukan saja hari pernikahannya langsung" ujar Salma yang sedari tadi diam.

"Gak usah panggil bu sepertinya kita sepantaran saya panggil Salma aja ya kan sebentar lagi kita jadi besan hehe. Oh iya untuk tanggal apakah tidak sebaiknya kita samakan saja tanggalnya dengan pernikahan Defan. Secara kan jika kita langsungkan acara bersamaan Nara pasti tidak akan curiga akan hal ini". Sahut Laras.

"Ah iya bagus juga pernikahan Defan akan dilangsungkan 2 bulan Lagi jadi kita ambil hari itu aja gimana Fatan eh saya langsung panggil nama saja gapapa kan" ujar Lukman ke Fatan.

"Gapapa Lukman masa iya istri kita manggilnya sebut nama kita engga ya kan hehe. Kalau untuk tanggal kami nurut aja mana yang baiknya". Sahut Fatan sambil melirik Salma dan Azham yang langsung diangguki oleh keduanya.

"Baiklah karena semuanya sudah setuju, Azham mungkin kamu akan sedikit kesulitan ah mungkin kesulitan tepatnya bukan sedikit lagi karena untuk urusan pendaftaran ke KUA nya kamu urus sendiri tanpa Nara tapi tenang aja untuk Urusan berkas-berkas Nara kami sekeluarga yang akan membantu" kata Lukman.

"Iya Om gapapa saya insyaallah sanggup melakukannya Om". Jawab Azham.

"Tenang Zham nanti saya ikut bantu" kata Defan yang langsung di angguki oleh Azham.

Flashback off





Mendadak Wisuda Baju MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang