BAB 8

8 3 0
                                    


Setelah kepergian Ana. Nara hanya diam tidak ada niat pun untuk mengajak suaminya untuk berbicara tidak seperti abangnya yang sibuk bercipika cipiki dengan istrinya. Ya secarakan mereka menikah atas dasar suka sama suka kalau Nara yah kalian tau sendiri gimana kisahnya.

Azham yang melihat Nara diapun berinisiatif untuk pergi mengambil minuman mana tau Nara haus.

Sedangkan Nara yang ditinggal pergi pun merasa tak enak hati.
Apa aku jahat sekali ya sampai dia ninggalin aku duduk sendiri gak kasihan apa dilihatin para tamu aku duduk sendirian. Tapi kalau dipikir-pikir emang aku jahat ya gak ada ajak dia ngomong dari tadi. Hmm tapi mau gimana lagi secara kan aku gak tau topik yang pas apalagi semua ini dimulai dengan cara begini. Dengan cara baik aja aku belum tentu bisa ngajak laki-laki bicara banyak sama aku. Huuh dasar kenapa dari dulu aku ngehindar mulu ya dari namanya kaum Adam itu sekarang berefek kan. Aku ditinggalin sendiri. Ujar Nara sambil bermonolog dalam hatinya tak terasa segelas minuman sampai di depan wajahnya karena saking asiknya bermonolog sendiri.

"Ini minum, saya lihat dari tadi kamu banyak ngomong mungkin kamu haus". Ujar Azham tersenyum sambil menyodorkan air minuman kepada Istrinya yang masih seperti orang kebingungan itu.

kenapa dia begitu baik dengan aku ya secara kan dari tadi aku ngomongnya datar mulu gak senyum tapi dia ngomongnya lembut mulu apalagi ini sambil senyum. Dan ini satu lagi diambilin minum gak tau aja aku dari tadi mikir negatif mulu tapi dia sebaliknya. Mikir Nara dalam hati.

"Nara kamu baik-baik aja kan kenapa diam mulu dari tadi apa saya ada salah lagi. Apa minuman ini kamu gak suka, kalau ngga biar saya ganti lagi tunggu dulu ya".

Nara yang tersadar suaminya itu akan beranjak turun mengganti minuman lagi langsung saja berujar.
"Eh eh gak seperti itu tadi saya ngelamun, maaf sudah merepotkan kamu gak usah ganti saya suka kok minumannya" Jawab Nara cepat.

Azham yang mendengarnya suara istrinya itu pun langsung duduk kembali dan menyodorkan minuman ke istrinya itu.

Nara yang disodorkan minuman itupun langsung mengambilnya dan  menyeruput minuman tersebut. Selesai Nara minum, Nara melihat suaminya itu apakah tidak haus juga sedari tadi gak minum ataupun makan apapun
"Maaf sebelumnya apa kamu gak haus? Kalau iya biar saya ambilkan biar gantian" jawab Nara sebisa mungkin untuk tidak ngomong kasar.

"Eh gak usah gak terlalu haus kok, nanti kalau saya haus saya ambil lagi". Jawab Azham yang sebenarnya sangat haus tapi segan membiarkan istrinya berjalan dengan memakai pakaian yang super ribet itu.

Nara yang mendengar itupun masih merasa tidak enak dan mencoba menawarkan minuman kalau dia mau sih
"Kalau kamu mau, dan tidak jijik minum punya saya aja tapi kalau kamu jijik gak usah aja gapapa kok biar saya ambilkan lagi" Ujar Nara cepat.

Mendengar tawaran istrinya langsung saja Azham mengiyakan dari pada harus ambil lagi
"Kalau kamu gak keberatan saya minum ini aja" dan langsung menyeruput minuman itu hingga tandas.
"Ah iya gapapa kok" sambil memalingkan muka ke arah lain karena ia malu kenapa mulutnya lancang menawarkan minumannya itu. Tapi ya sudahlah sudah terlanjur juga.

Dan resepsi pun berlanjut hingga malam. Sehabis acara Abang Nara ikut pulang bersama keluarga Mbak Rini sedangkan mertua Nara pulang meninggalkan putranya Azham untuk ikut kerumah istrinya.

________________

Nara berjalan beriringan dengan lelaki yang telah berubah status menjadi suaminya sejak pagi tadi.
"Silahkan kamu dulu makai kamar mandi baru saya setelah itu" Ucap Nara ke Azham suaminya.
"Hmm.. baiklah" tanpa banyak kata Azham langsung saja mengambil baju ganti dalam koper yang telah ada di kamarnya eh kamar istrinya itu.

Mendadak Wisuda Baju MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang