"Papa pulang."
Biasanya ketika Jaehyun pulang, yang pertama ia cari adalah istri cantiknya, Taeyong. Pekerjaan yang melelahkan selama seharian penuh dan membuatnya sakit kepala akan lenyap ketika ia memeluk Taeyong.
Maka manakala pria cantik itu datang dan menyambutnya, Jaehyun langsung merengkuh pinggang Taeyong dan menyandarkan kepalanya di bahu sang istri dengan manja.
"Capek, ya?" Sembari terkekeh ringan, Taeyong menyentuh helaian surai sang suami dan mengusapnya dengan lembut.
Jaehyun balas dengan anggukan kepala. Ketika memejamkan mata, ia sudah membayangkan teriakan keempat putranya yang kegirangan mendapati dirinya sudah pulang. Namun, setelah beberapa detik, sebuah kejadian langka terjadi.
Jaehyun melepas pelukan dan memasang wajah heran. "Kok sepi?"
Taeyong lantas tertawa, menarik tangan sang suami dengan lembut dan menuntunnya ke kamar bermain anak-anak mereka.
Barulah Jaehyun paham kalau keempat anaknya sedang tenggelam dalam dunia mimpi. Mereka tidur di atas karet berbulu warna hijau muda, dengan bantal-bantal yang berserakan, di mana Jeno tidur dengan posisi menyamping, meletakkan sebelah tangannya di perut Minhyung, sementara si sulung hanya pasrah, tidur terlentang bersama si kembar di sisi satunya.
Tawa gemas pun tak dapat ditahan, pemandangan yang sangat menyentuh hati Jaehyun sebagai seorang Ayah.
"Tadi mereka tidur tuh gak gini," kata Taeyong jahil sambil mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan sebuah gambar yang diambilnya satu jam lalu, di mana posisi tidur mereka yang berantakan, si kembar tidur dengan kaki yang menimpa perut dan kaki Minhyung. Lalu, Jeno yang menumpukan kepala di dada sang kakak. Sukses membuat Taeyong menggeleng kepala saat melihat mereka seperti itu.
"Imut banget anak kita." Jaehyun mengomentari foto yang ditunjukkan Taeyong. Sang istri merespon dengan anggukan kepala kemudian melepas dasinya secara perlahan.
"Kasian banget kakak cuman bisa pasrah ditimpa adik-adiknya," timpalnya lagi sambil terkekeh. Mereka pun keluar, tak lupa meninggalkan pintu kamar yang terbuka agar saat keempat anak itu bangun, mereka bisa tahu dari suaranya.
Jaehyun pun meletakkan ponsel di atas sofa lalu memandangi Taeyong dengan kaosnya yang mulai lusuh tengah meletakkan dasi dan jas di tempat kotor.
"Papa mau mandi dulu atau makan?" tanya Taeyong selepas kembali dari ruang cuci.
Alih-alih menjawab, Jaehyun dengan lembut menarik pinggang ramping Taeyong yang sudah kehilangan banyak isi karena kelelahan, menghapus jarak di antara mereka, hingga Jaehyun dapat melihat dengan jelas wajah sang istri. Wajah Taeyong yang tampak kusam dengan mata yang sedikit meredupㅡkekurangan tidur. Meski begitu, di mata Jaehyun; Taeyong tetaplah istrinya yang selalu ia cinta dan puja tanpa celah.
"Kenapa, Pa?" tanya Taeyong heran.
Jaehyun melabuhkan sebuah ciuman lamat-lamat di pipi Taeyong selama beberapa detik. Lalu, setelahnya ia mendusel manja, menggesekkan hidung mancungnya di atas kulit pria manis itu dengan gemas, tampak sedang memuja pasangannya.
"Makasih ya, Bubu udah capek-capek ngurus anak kita."
Gelak tawa Taeyong yang begitu lembut terumbar, menggelitiki sanubari Jaehyun. Jari-jemarinya yang lentik pun meremas kemeja putih yang masih melekat di tubuh sang suami dan tersenyum lembut. "Makasih juga, Papa udah susah payah kerja keras buat kami," balasnya.
"Itu kan kewajiban?"
"Tetap aja, Papa." Taeyong pun mendongakkan kepala, mencuri kecupan di rahang Jaehyun yang tegas, lalu ia menumpukan seluruh badan di dekapan hangat pria yang lebih tinggi, beristirahat sejenak sekaligus mendengarkan detak jantungnya yang menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Brother 》❥ Jung Fams
FanfictionJung Jaehyun x Lee Taeyong [Jaeyong] ➣❁ Keseharian Jung Minhyungㅡatau yang akrab disapa sebagai Markㅡdalam menjaga ketiga adiknya yang sangat hyperaktif.