Peniru

1.3K 144 24
                                    

Istilah orang tua adalah dunianya anak mulai dipahami Jaehyun sejak ia memiliki Minhyung. Menurutnya, seorang anak adalah peniru terbaik yang pernah dilihatnya.

Contohnya begini, saat sebelum Jeno dan si kembar lahir, usia Minhyung masih dua tahun. Jaehyun, Taeyong dan Minhyung sedang berkumpul di ruang keluarga saat sore hari. Taeyong sedang melipat pakaian, Minhyung belajar mewarnai, dan Jaehyun sendiri sedang menonton sembari mengupas kulit jeruk.

Jeruk yang baru dibelinya itu adalah permintaan Taeyong tadi. Istri cantiknya itu mengiriminya pesan selagi ia masih di kantor untuk membelikannya jeruk, maka dari itu, Jaehyun langsung bergegas pulang dan mampir ke toko buah, membeli apa yang dipesan. Namun, sesampainya di rumah, Taeyong terlihat masih mengerjakan pekerjaan rumah.

Tidak ingin mengganggu dan membuat tangan istrinya kotor, Jaehyun berinisiatif untuk mengupas jeruk itu kemudian menyuapinya ke Taeyong dan Minhyung secara bergantian.

Lalu, Minhyung yang sebelumnya berfokus mewarnai di buku menggambarnya langsung mengalihkan atensinya pada sang Papa yang mengulurkan satu tangan di depan wajah Bubu-nya, menerima beberapa biji jeruk yang dikeluarkan dari mulut Taeyong. Pun tangan Jaehyun beralih ke hadapannya, "Buang bijinya, ya sayang? Jangan ditelan, nanti sakit."

Dengan patuh, Minhyung yang sedang mengunyah jeruk pun memuntahkan bijinya ke tangan sang Papa, seperti yang dilakukan Taeyong. "Pinter." Jaehyun lalu memujinya, kemudian mengupas jeruk lainnya setelah membersihkan tangannya menggunakan tisu. Begitulah siklusnya.

Dua hari kemudian, selagi Jaehyun sedang mencuci piring, ada Taeyong yang lagi-lagi sedang melipat pakaian di ruang keluarga. Di sebelahnya ada Minhyung yang sedang mengupas kulit jeruk. Wajahnya begitu serius, mata bulat Minhyung terlihat memicing tajam selagi tangan-tangannya sedang membersihkan daging jeruk tersebut dari kulitnya. Setelah selesai, ia memberikan bagian jeruk yang sudah bersih untuk Taeyong.

Taeyong tidak pernah mengira kalau Minhyung melakukan hal yang sama persis dengan Jaehyun lakukan tempo hari.

Namun, itu membuat Taeyong tak bisa berhenti tersenyum gemas. "Makasih, sayang."

Hal yang sama pernah terjadi ketika Jaehyun sedang membantu Taeyong membersihkan kaca jendela rumah. Kebetulan rumah yang mereka lebar memiliki beberapa pintu kaca yang mengarah langsung ke halaman, jadi Jaehyun membersihkannya menggunakan kain lap. Ada si kecil Minhyung yang sedang duduk di sebelahnya.

Jaehyun mengira Minhyung hanya sedang memperhatikannya selagi menghabiskan susunya yang masih hangat. Tapi, Minhyung bangkit, meletakkan botol susunya di lantai teras lalu mendekati sang Papa. Ia menarik ujung bajunya untuk menyeka pintu kaca yang masih basah.

"Eh, eh, ngapain?"

Minhyung mendongak, menatap pada Papa-nya dengan mata bulat nan polos. Memahami apa yang sedang dilakukannya, Jaehyun akhirnya menyobek kain lap yang digunakannya kemudian memberikan bagian kecil untuk sang anak. "Jangan pake baju, ya? Nanti kotor, Bubu susah bersihinnya."

Minhyung mengangguk. Patuh sekali. Ia merapikan bajunya lalu mengikuti gerakan Jaehyun yang mengelap kaca menggunakan kain tersebut. Seperti peniru handal, begitulah yang Jaehyun pikirkan saat melihat Minhyung terus-menerus meniru tindakannya di rumah.

Dan, itu memberikan pelajaran yang penting untuknya.

Seminggu setelah Jeno lahir, Taeyong masih berbaring lesu di ranjang. Wajar, jahitannya masih basah. Usia Minhyung sudah 4 tahun saat itu, bertanya-tanya mengapa Papa-nya menyiapkan banyak sekali makanan untuk Bubu.

"Bubu sakit, Kakak." Jaehyun menjawab, memberikan sebutan yang masih asing di telinga Minhyung. Tidak apa, belum terbiasa. "Bubu kan baru aja melahirkan adiknya Kak Minhyung, jadi ngga ada tenaga lagi makanya perlu banyak istirahat dan banyak makan biar bisa sehat."

Big Brother 》❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang