"Ngapain kamu ke apart aku?"
"Dulu aku sering kesini kamu gak marah."
"Dulu. Sebelum kamu pergi ninggalin aku ke luar negeri tanpa kabar."
Hyeji mendekatkan dirinya pada Joohyun. Hyeji lalu menyentuh pipinya membuat Joohyun mundur selangkah.
"Jangan lakukan itu."
"Why? Bakal ada yang marah?"
Joohyun kemudian meninggalkan Hyeji berjalan menuju dapur.
"I heard a lot of rumors about you. Kamu gonta-ganti pasangan waktu aku ke luar negeri."
"Itu bukan urusanmu."
"Kamu gak ingat hubungan kita dulu? Kamu ingat kan aku sering menginap disini dan kita ngapain?"
"Itu dulu. Kita sudah tidak ada apa-apa. Berhenti mendekatiku." Kata Joohyun kembali ketika Hyeji ingin memeluknya.
"Kita masih bisa berteman, Hyunnie. I'm really sorry."
Joohyun menghela napasnya panjang ketika mendengar nama panggilan itu. "Aku mau istirahat mending kamu pulang."
💙
"Tadi Hyeji kesini." Kata Seulgi ketika Joohyun memasuki studio musik mereka di kampus. Red Velvet sebenarnya terbentuk karena salah satu kegiatan kampus tetapi ternyata banyak yang menyukai mereka dan membuat popularitas mereka cepat meroket.
"Biarin aja."
"Lo gak bakal balik sama dia kan? Jangan mau."
"Tentu saja. I have someone in my mind right now."
💖
Joohyun menunggu Seungwan di parkiran gedung FK. Weekend kali ini Seungwan berjanji untuk menginap di rumahnya lagi.
Lucu juga pikir Joohyun. Seungwan menginap di rumah orang tuanya dua kali tapi Seungwan tidak pernah menginjakkan kakinya di apartment milik Joohyun.
"Mau jajan dulu?"
"Gak usah. Kamu kurang-kurangin jajan. Banyak gula tuh gak sehat." Kata Seungwan.
Joohyun tertawa, "Siap dokter Son!"
💙
Mama terlihat sangat senang ketika bertemu lagi dengan Seungwan. Papa yang baru bertemu dengan Seungwan sore hari ini juga terlihat banyak tersenyum.
Bahkan saat Joohyun dan Seungwan mengerjakan tugas di perpustkaan Papa nya itu beberapa kali masuk ke perpus untuk mengambil buku. Padahal Joohyun tau orang rumahnya sudah jarang ke perpustakaan ini. Pasti akal-akalan Papa nya saja supaya bisa melihat mereka.
Semenjak kakak-kakak Joohyun menikah, rumah ini sangat sepi. Ditambah lagi Joohyun sekarang memiliki banyak jadwal dan dia ingin tinggal sendiri.
"Nanti rencananya mau ambil spesialis apa Seungwan?" Tanya Papa di sela-sela makan malam.
Joohyun meyakinkan Seungwan untuk makan malam bersama dengan orang tuanya. Tadinya Seungwan tidak mau karena malu.
"Tertariknya dengan jantung, om."
Jawaban Seungwan membuat Joohyun menghentikan makannya dan memperhatikan Seungwan. Dia dapat melihat orang tuanya menatapnya sebentar.
"Oh, that's good!" Kata Papa memecahkan keheningan sambil tersenyum penuh arti ke arah Joohyun.
Seungwan kemudian menatap Joohyun merasa canggung. Joohyun lalu menggenggam tangan Seungwan sebentar dan berbisik "Habisin makannya."
Seungwan menganggukkan kepalanya lalu fokus kembali pada makan malam dan berbincang dengan orang tua Joohyun.
💖
"Mau jalan-jalan keluar lagi gak?"
"Jalan-jalan di rumah kamu aja."
"Ayo ke studio musik aku."
Joohyun kemudian menggandeng tangan Seungwan menuju studio musik rumah keluarganya. Studio musik yang sudah menjadi milik pribadi Joohyun karena keluarganya fokus ke bisnis masing-masing sekarang.
"Kamu bisa main piano?" Tanya Seungwan.
"Bisa dikit-dikit." Joohyun langsung duduk di kursi piano dan meminta Seungwan untuk duduk di sebelahnya.
Joohyun memainkan pianonya, memainkan musik Mozart, kesukaan Seungwan.
Joohyun tersenyum melihat Seungwan bertepuk tangan dengan antusias. Dirinya harus berterimakasih pada Mama yang dulu selalu memaksanya untuk les piano.
"Bagus banget!" Seru Seungwan.
"Mau aku ajarin?" Tanya Joohyun yang dibalas anggukan antusias Seungwan.
Joohyun akhirnya mengajari Seungwan berbagai chord piano. Joohyun tertawa ketika melihat Seungwan memanyunkan bibirnya setiap salah memainkan piano.
Malam itu, Joohyun merasa sangat bahagia. Setiap melihat Seungwan membuatnya sadar dia menyukai wanita itu. Mungkin sudah melewati batas suka, dia cinta pada Seungwan.
💙
Sangat gila kalau dipikir Joohyun bisa mencintai seseorang dalam waktu secepat ini. Joohyun merasa dia harus terus di dekat Seungwan. Harus melindungi wanita itu. Joohyun ingin terus melihat Seungwan tersenyum.
Kini mereka jalan ke taman rumah dengan diam. Larut dalam pikiran masing-masing.
Seungwan yang menyadari Joohyun daritadi tidak mengeluarkan suara lalu menggenggam tangannya. "Kenapa, Joohyun? Udah mau balik ke kamar?"
Joohyun tersadar dari lamunannya dan langsung menggeleng kepalanya. "Aku masih pengen jalan-jalan sama kamu." Kata Joohyun sambil menyatukan jari-jemari mereka.
"Ada yang mau aku omongin sama kamu." Kata Joohyun akhirnya. Jantungnya sudah berdegup sangat kencang sekarang. "Tapi janji, setelah ini kalau misalkan kamu gak mau juga kita harus tetap berteman. Jangan menjauh dari aku." Joohyun mengangkat jari kelingkingnya di depan Seungwan membuatnya melakukan pinky promise.
Seungwan menatapnya bingung tapi tetap menyatukan jari kelingking mereka. "Kamu mau omongin apa?"
Joohyun menarik napasnya panjang dan mengeratkan genggamannya pada Seungwan. "Aku suka sama kamu. Aku tau kita kenalan belum lama tapi aku bisa pastikan aku suka sama kamu dan mungkin lebih dari itu."
Seungwan menatapnya dengan terkejut terlihat seperti tidak percaya.
"Son Seungwan, jadi pacarku ya?"
Ada jeda sebelum Seungwan membalasnya "Joohyun, aku bakal bohong kalau aku bilang aku gak suka sama kamu. Tapi soal jadi pacar... aku minta waktu untuk mikirin itu. Gakpapa kan?"
Joohyun tersenyum sambil mengacak rambut Seungwan. "Gak masalah. Aku bisa nunggu."
💖
KAMU SEDANG MEMBACA
everybody's watching her but she's looking at you
FanfictionCollege AU, kinda? Musician x Doctor.